Bab 8 : Terbukanya Segel

129 104 11
                                    

Velicia kini sedang berdiri kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Velicia kini sedang berdiri kebingungan. Entah bagaimana caranya, ia bisa sampai di tempat yang sangat asing baginya. Di sampingnya ada sebuah pohon yang tumbuh sangat besar. Saking besarnya, Velicia merasa merinding. Mungkin saja pohon itu ada penunggunya. Namun, buru-buru Velicia membuang pikiran itu jauh-jauh. Karena ada hal yang harus ia pikirkan daripada memikirkan hal yang tidak-tidak.

Lamunan Velicia benar-benar buyar ketika terdengar suara rumput yang terinjak. Sontak Velicia menoleh ke arah datangnya sumber suara itu berasal. Suara itu semakin memburu dan menuju ke arahnya. Tidak hanya satu, tapi dua orang.

Velicia dibuat terkejut, ketika seorang gadis kecil tiba-tiba saja melewatinya, disusul anak laki-laki dengan pakaian penuh darah. Velicia yang melihat kedua anak itu, menutup mulutnya. Velicia tidak menyangka bahwa kedua anak itu yang selama ini ia lihat di mimpinya. Kini ia dapat melihat mereka dengan sangat jelas. Terlihat mereka berlari ke balik pohon yang ada di sampingnya. Lalu mereka berhenti di balik pohon besar itu. Sepertinya mereka sedang bersembunyi.

Velicia mengerutkan keningnya. Apakah sekarang ia ada dalam mimpi? Tapi kenapa mimpi ini berbeda dengan yang biasanya?

Velicia mengalihkan pandangannya ke arah gadis kecil itu ketika ia mendengar gadis kecil itu menangis tersedu-sedu. Disela tangisannya, dia menyebut nama ayahnya.

"Ayah.... " Ucap lirih gadis kecil itu. Sesekali gadis itu berusaha untuk menahan tangisan dan suaranya agar tempat persembunyian mereka tidak di ketahui. Anak laki-laki itu yang melihat temannya menangis, terlihat juga akan ikut menangis. Namun, sepertinya anak laki-laki itu berusaha menahannya sekuat tenaga agar tidak menangis.

Tiba-tiba dari arah belakang Velicia terdengar suara langkah kaki, tidak hanya satu melainkan banyak. Sepertinya mereka sedang mengejar seseorang.

Velicia menduga kalau orang-orang inilah yang mengejar kedua anak itu. Velicia panik. Ia ingin menolong kedua anak itu, tapi bagaimana ia bisa menolong. Tubuhnya saja sudah seperti hantu, tembus pandang dan tak terlihat.

Kedua anak itu yang juga mendengar langkah kaki yang menuju ke tempat persembunyian mereka, semakin merapatkan tubuh mereka di balik pohon besar itu. Dan gadis kecil itu juga meredam isak tangisnya agar orang-orang itu tidak mendengarnya.

"Sial. Cepat sekali kedua anak itu melarikan diri!" umpat salah satu orang yang terlihat seperti pemimpin kelompok itu. "Cepat cari anak-anak itu! Kita harus menangkapnya. Dan bunuh mereka jika sudah tertangkap! Mereka tidak bisa melarikan diri terlalu jauh. Cari di sekitar sini!" perintah orang itu pada yang lain.

Kedua anak itu yang mendengar perintah orang itu, semakin ketakutan. Velicia yang melihat itu semakin panik. Ia memejamkan matanya. Bibirnya mulai berkecumik melafalkan do'a. Velicia berharap akan ada orang yang datang menyelamatkan kedua anak itu.

"Tuan Asgard!" teriak seseorang yang memiliki pakaian yang sama dengan orang-orang itu. Dia sepertinya datang dari arah kastil Klan Zephyr. Orang itu berlari mendekati orang yang tadi memberi perintah pada pasukannya.

Sorcellerie : The Lost StoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang