Phi Arthit tercinta,
Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apakah saat kau menerimanya dalam keadaan lengkap? Senja ini sama seperti yang kau sukai di setiap pantai, tentu ada juga burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali juga perahu lewat di jauhan. Maaf, aku tidak sempat menelitinya satu persatu karena mestinya ada juga lokan, batu yang berwarna-warni, dan bias cahaya cemerlang yang berkelap pada buih yang bagaikan impian yang selalu saja membuat aku mengangankan segala hal yang paling mungkin kulakukan untuk dapat bersamamu, yah meski aku tahu bahwa itu akan selalu menjadi anganku saja.
Kukirimkan sepotong senja ini untukmu phi Arthit dalam amplop yang kututup rapat, karena aku ingin memberikan padamu sesuatu yang lebih dari sekedar kata-kata. Karena didunia ini terlalu banyak kata-kata phi, namun tak mengubah apapun. Hingga aku harus bertanya untuk apa kata-kata itu digunakan? Toh semuanya sia-sia tak ada yang sudi mendengarkannya karena semua orang tak mau mendengarkan kata-kata orang lain, bahkan aku yakin mereka juga tidak mengerti dengan kata-katanya sendiri. Lagipula jika kita mengucapkan kata-kata bisa saja dirubah artinya, karena setiap kata bisa diganti artinya, hingga aku memutuskan untuk mengirimkan sepotong senja untukmu karena ini lebih dari kata-kata. Senja ini kupotong selembut mungkin dengan langit kemerah-merahan yang sangat nyata dan ku pastikan sampai ditangamu dalam keadaan yang sama ketika aku mengambilnya yakni saat matahari tenggelam dibalik cakrawala. Phi Arthit yang manis, Phi Arthit yang sendu, mari ku ceritakan padamu bagaimana aku mendapatkan senja ini untukmu.
Sore itu aku duduk sendiri di tepi pantai dan memandang dunia yang terdiri dari waktu. Aku memandang bagaimana ruang dan waktu bersatu dan menjelmakan alam yang indah ini untukku. Di bibir pantai ini aku melihat bagaimana semesta dengan sapuan warna keemasan dengan lautan yang disertai deburan ombak yang menghempas kemudian berwarna putih seperti kapas, langit berwarna ungu dan udara yang terasa lembab, kurasakan pasir dengan kakiku tiba-tiba senja dan cahaya gemetar dan membuatku teringat padamu
"Barang kali senja ini bagus untukmu" pikirku kala itu. Lalu kupotong senja itu sebelum aku terlambat, ku kerat pada empat sisi lantas kumasukkan dalam saku kiriku dengan begitu keindahan itu bisa abadi dan aku bisa memberikannya padamu phi. Setelah itu, ku langkahkan kakiku ringan untuk pulang dan membayangkan mengirimkannya padamu, ah kau pasti suka. Aku tahu kamu selalu menyukai hari libur yang panjang diiringi dengan perjalanan yang jauh kemudian duduk pada kursi malas bercakap mengenai hal-hal ringan seperti masalah organisasi, masalah kuliah hingga masalah dosen jahat itu. Aku membayangkan apakah mungkin hal itu akan terjadi? Tak apa meski hal itu tidak terjadi terpenting sekarang adalah senja ini bisa kau bawa kemana-mana. Kau tahu phi, sesaat aku meninggalkan pantai itu banyak orang yang datang berbondong-bondong kesana, rupanya mereka gempar karena senja telah hilang. Ketika ku tengok cakrawala, ah rupanya berlubang sebesar kartu pos. Phi Arthit sayang, semua telah terjadi dan kejadiannya akan seperti itu. Kemudian aku berjalan menuju mobil dan seseorang menunjukku
"Dia yang mengambil senja itu! Saya melihatnya dengan jelas!" kemudian banyak orang mendekatiku, melihat itu aku segera masuk kedalam mobil dan melajukannya dengan cepat membelah jalanan tanpa rasa panik, aku sudah berniat memberikan senja ini padamu phi dan tak boleh seorang pun yang mengambilnya dariku! Aku mulai merasa cemas karena cahaya senja itu cukup terang walaupun kaca mobilku gelap tetap saja cahaya ini bisa menembus itu, sehingga mobilku meluncur cepat diiringi dengan cahaya ke aspal maupun ke angkasa. Saat ku nyalakan radio, mereka menggaungkan berita hilangnya senja itu bahkan ku tengok jalanan wajah tampanku ini sudah terpampang nyata di baliho, astaga sungguh berlebihan sekali orang-orang ini baru hilang satu senja saja sudah panik sekali! Bagaimana jika setiap orang mengambil senja dan memberikan pada kekasih mereka? Ku rasa sudah waktunya senja ini di buat senja tiruan yang dapat dijual bebas atau bahkan dijual oleh anak-anak yang biasa berdiri di perempatan jalan
![](https://img.wattpad.com/cover/233752805-288-k188343.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat Untuk Phi Artit
FanficSeorang pria bernama Kongpob rela memberikan apapun demi sang kekasih hatinya, Arthit. Namun, sebenarnya ia salah. Remake story dari "Sepotong Senja Untuk Pacarku" Karya Seno Gumira