Part 1

1K 0 0
                                    

Damar berlari gara-gara dua menit lagi bakal masuk kelas. Dan sialnya dia belum tau dia dikelas berapa. Gara-gara ditinggal Rian dan Putri akhirnya ia harus naik bus dan kejebak macet. Mobil dan motornya dibengkel. Mobilnya rusak gara-gara dikerjain Rian dan motornya rusak gara-gara dikerjain Putri. Akhirnya, ia sampai dipapan pengumuman. Dia mencari namanya.

"Damar... Damar.. Damar.." katanya mencari-cari namanya. "Aduh kok gak ada ya?!" keluhnya. "Lo, 11 IPA 1, Mar," ucap seseorang. Ia menoleh keasal suara. "Eh, lo Cassie, dikirain siapa. Tau darimana?" tanyanya. Ternyata Cassie. "Nih," Cassie menunjuk ke kertas yang ditempel dipapan pengumuman. Ia menunjuk nama seseorang. Damar Latif Damanik 11 IPA 1.

"Sip deh. Eh, ngomong-ngomong lo 11 berapa?" tanya Damar. "Guess 11 IPA 2. Kita nggak sekelas lagi deh, Mar. Hahaha..." kata Cassie sambil tertawa. Ya, Cassie dan Damar dulu sekelas saat masih kelas 10 dulu. "Iya nih hahaha... Oke gue duluan ya!" kata Damar lalu pergi meninggalkan Cassie. Sambil tersenyun, Cassie pergi menuju kelasnya. Dengan ceria, ia melangkahkan kakinya kekelas itu.

"DAMARRRR!!!!" sapa Feli dengan senyum senang. Damar membalas senyuman itu dan menghampiri Feli. "Lo duduk dibelakang gue aja yuk, apa mau sebangku sama gue? Hehehe..." kata Feli. "Gue duduk dibelakang lo aja deh." balas Damar. Akhirnya, ia duduk dibangku kosong yang ada dibelakang Feli. "Lo tau gak kita bakal sekelas sama Genk Troublemaker ex Bagas!" kata Feli. Mata Damar terbelalak. "HA? Jadi kita sekelas sama......." omongan Damar terhenti melihat Rian, Putri dan Dipa masuk kedalam kelas. Padahal bel sudah berbunyi semenit yang lalu. Feli meilhat apa yang dipandang Damar. "Yap! Sama mereka," katanya lagi. Damar hanya mendengus. 'Gila, sekelas sama sepupu dan sodara kembar sendiri. Musuhan lagi. Apa enaknya?' tanya Damar dalam hati.

"Hey semua!!! Attention please..." kata Putri. Semua diam. Tidak ada yang berani bicara. "Welcome to class 11 IPA 1 ya!!! Jangan ada yang macem-macem sama kita." kata Rian. Feli dan Damar saling pandang. Mereka tersenyum mengejek. "Apa lo berdua?!" tanya Rian dan Putri sinis kepada Feli dan Damar. "Nggak ada apa-apa." jawab Feli santai. Tiba-tiba ada yang masuk kedalam kelas dengan tergesa-gesa. Ia langsung mencari tempat duduk. Dan, hanya tempat Feli yang kosong. Perempuan itupun duduk disitu. "Naomi!!!!!! Lo ngapain duduk disitu?" tanya Dipa yang melihat sang pacar duduk disamping Feli. "Aduh, Dip, gue tuh telat. Lo ngapain dikelas gue?!" kata Naomi sambil mengatur nafasnya. Lalu ia menoleh kearah Feli. "Eh, gue boleh duduk disini kan?" tanya Naomi. Feli mengangguk mantap. "Hello, ini kelas gue!" kata Dipa. "Ha? Berarti....haduh! Pake sekelas sama si Dipa." keluh Naomi.

Tiba-tiba seorang guru datang. Semua mata melotot dan benar-benar sunyi. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara. Genk Troublemaker mencari kursi dan duduk. "Selamat pagi anak-anak. Mungkin kalian sudah tau nama Ibu. Oke, kita perkenalan lagi saja. Nama Ibu, Ibu Winda. Ibu mengajar fisika. Dan Ibu akan menjadi wali kelas kalian selama satu tahun kedepan," ucapnya dengan suara lantang. Yap, Bu Winda. Guru killer seantero sekolah. Semua mata terbelalak begitu tau Bu Winda akan menjadi wali kelas 11 IPA 1. "Buset, dua tahun gue sama Bu Winda. Ketemu lagi." bisik Feli. "Wah, dulu lo 10-2 ya?" tanya Naomi. Feli mengangguk. "Gue 10-4. Pantea jarang liat lo. Hahaha beda gedung," katanya lagi. "Oh, 10-4. Sekelas sama Bagas, Rian, sama Putri dong?" tanya Feli. Naomi mengangguk cepat.

"Ibu sudah mengenal beberapa anak disini. Khususnya....... Felicia dan Bagas. Dua tahun kita bertemu ya, nak!" katanya tersenyum manis. Feli dan Damar hanya membalas senyuman itu. "Oke, hari ini hanya perkenalan sekaligus pemilihan pengurus kelas ya. Bagas dan Felicia, bisa bantu Ibu?" tanya Bu Winda. Yang dipanggil hanya saling berpandangan, kemudian mereka berdua mengangguk dan menghampiri wali kelasnya itu. "Ibu harap kalian berdua menjadi calon ketua kelas," lanjut Bu Winda. Mata Feli dan Bagas terbelalak. "Wah, kalo Bagas nggak apa-apa deh Bu. Kalo saya......aduh nggak deh, Bu!" kata Feli menolak. "Masa saya dua tahun jadi ketua kelas, Bu? Kan masih ada yang lain Bu," ucap Bagas, sedikit memelas. "Kalian tau saya kan? Tidak ada kata 'menolak'. Nggak hanya kalian kok. Saya juga akan mengajukan Adrian, Fikri Dipa, dan Putri" kata Bu Winda yang lagi-lagi membuat yang dipanggil sedikit memelas. Begitulah Bu Winda. Ia hanya mengajukan orang-orang yang sudah ia kenal.

'Apa jadinya kalo Rian jadi ketua kelas ye? Buset dah' batin Feli menelan ludahnya. "Eh buset dah....' Bagas tidak bisa berkomentar apa-apa lagi didalam hatinya. Rian, Dipa, Putri dan Naomi pun maju berdiri disebelah Bagas dan Feli. Pemilihan ketua kelas pun berjalan secara musyawarah. Karena nggak mendapat mufakat, mereka akhirnya voting dan......

"Oke, selamat kepada Bagas yang menjadi ketua kelas lagi. Kemudian, Putri, selamat menjadi wakil ketua kelasnya ya!" kata Bu Winda. "Buset deh Put. Masa kembaran sama-sama jadi ketua dan wakil ketua kelas?!" bisik Rian. "Tau tuh, heran gue kenapa pada milih gue!" balas Putri, melengos. "Felicia, untuk kedua kalinya kamu menjadi sekretaris ya. Dan Adrian, kamu menjadi sekretaris dua!" kata Bu Winda. Padahal hasil voting adalah satu kelas hanya memilih Bagas dan Putri. Tidak ada satu suarapun untuk Feli, Rian, Dipa dan Naomi. Feli terkejut. Ia melengos. Sebenarnya nggak apa-apa sih jadi sekretaris lagi. Tapi.....partnernya itu lho yang nggak banget! Masa sama Rian sih?! "Hah?! Ya Tuhan mending deh tulisan lo bagus, Yan. Lah, tulisan lo kayak ceker ayam kena lumpur lapindo, masa jadi sekretaris?" kata Dipa yang langsung mendapat toyoran dari Rian. "Bu, jangan bilang saya sama Dipa jadi bendahara?" celetuk Naomi. Bu Winda tersenyum. Semua menoleh kearah Naomi. "Tepat!" Mata Naomi dan Dipa terbelalak. Dugaan Naomi benar saja. Bukan benar saja. Benar banget!!! Bu Winda lagi sakit mungkin Naomi dan Dipa dijadikan bendahara kelas. "Wah, jangan makan uang orang lo, Dip!" sahut Rian. "Bu, partner saya nggak bisa diganti nih?" tanya Feli. "Heh, maksud lo apa?!" ketus Rian. "Secara tulisan lo kayak ceker ayam kena lumpur lapindo. Masa iya lo jadi sekretaris?!" "Sialan lo!"

Troublemaker Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang