Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. Tetapi, kaki Rian enggan untuk pergi meninggalkan kelas. Ia hanya ingin menyendiri. Ia sandarkan kepalanya dimeja. Bayangan itu masih ada... "Yan!" panggil seseorang. Rian hanya menoleh kearah sumber suara. "Lo kenapa, bro?" tanya seseorang itu. "Eh, lo gas. Kok nggak ke kantin?" tanya Rian kepada sahabatnya, Bagas. "Tadi gue kekantin, lo gak ada. Kata Putri sama Dipa lo disini. Yaudah gue samperin. Lo kenapa? Ada masalah?" tanyanya. "Nggak kok. Gue lagi males sekolah," kata Rian, asal. "Sejak kapan lo rajin sekolah? Emang lo males terus kali" kata Bagas yang diikuti tawa Rian. "Gas, hari ini abis istirahat gue mau bolos. Lo bilang ke Putri ya, biasa lah.." kata Rian. "Yan, lo udah kelas 11. Masih aja mau bolos,"
****
Cassie lagi ditaman. Setiap hari ia membawa kamera SLRnya. Maklum, maniak banget sama fotografi. Cassie suka banget koleksi foto-foto dan menempelnya di album foto. Sudah hampir sebelas album foto yang ia koleksi. Ada foto dirinya atau sahabat-sahabatnya, atau bisa juga objek alam dan sebagainya. "Aduh, kupu-kupunya pergi terus!" keluhnya. Ketika ingin memotret salah satu kupu-kupu yang ada ditaman. Kupu-kupu berwarna merah jambu itu tiba-tiba saja terbang. "Kupu-kupunya takut dukuan tuh liat muka lo, Cass!" kata seseorang. Cassie menoleh. "Lo, mar! Dateng tiba-tiba kayak hantu lo!" dengus Cassie. "Feli mana?" tanyanya. "Lagi sama Naomi. Nyalonin diri buat jadi anggota osis. Lo nggak ikutan?" tanya Damar. "Naomi? Pacarnya Dipa itu?" tanya Cassie sambil menyerngitkan dahi. Damar mengangguk. "Gue males ikutan begituan." kata Cassie. "Gue juga. Pasti sodara kembar sama sepupu gue ikutan osis juga. Makanya ogah deh,". kata Damar. "Lo kenapa sih benci banget sama Putri dan Rian?" tanya Cassie. "Salah lo!" kata Damar.
Cassie hanya mengangkat alis. "Harusnya lo nanya, 'kenapa mereka benci banget sama gue?" lanjut Damar. "Dooorrr!!!!!" teriak Feli dan Naomi mengagetkan Cassie dan Damar. "Feliii!! Suara lo kayak kaleng jatoh tau nggak!" keluh Cassie. "Kebiasaaan lo, ngkring!" toyor Damar. Feli hanya membalas toyoran Damar dan menjulurkan lidahnya. "Ehem.." Naomi berdehem. "Eh, kenalin ini Naomi. Pacarnya Dipa," kata Feli. "Fel, please deh jangan bawa-bawa Dipa," kata Naomi.
flashback on
Hari keempat Feli menjadi anak kelas 10. Ia sudah membawa dua keranjang yang beriai cokelat yang semalaman ia buat. Sebenarnya sih, Feli iseng aja jual cokelat kaya gini. Sambil tersenyum riang, ia melangkahkan kakinya ke kantin. Tiba-tiba saja, seorang cowok menabraknya. Cokelat dari keranjang itu berhamburan kemana-mana. Nggak sengaja, si cowok menginjak beberapa cokelat yang berserekan dimana-mana. "Upss," ucapnya. "Heh, ganti cokelat gue! Lo kira bikinnya gampang?!" bentak Feli. Cowok itu hanya menatap Feli dan tersenyum sinis. Dengan sengaja, ia menginjak hampir semua cokelat Feli. Feli geram. Ia berdiri dan merogoh kantung baju dan celana cowok itu. "Heh, ngapain lo?!!" tanya cowok itu. Feli menemukan sebuah dompet. Dibukanya dompet itu. "Oh, Adrian," ucapnya. "Balikin dompet gue!!!!" teriak Rian. Tapi, Feli tidak mengindahkannya. 'Kita, satu aama!' batin Feli
flashback off
****
Rian membawa mobilnya yang ia sendiri tak tau harus kemana. Dia bosan dirumah. Apalagi di sekolah. Ia memutuskan until membawa dirinya kesebuah tempat dimana banyak kenangan disana. Tempat kenangan yang lumayan jauh dari sekolah. Sesampainya, ia tidak keluar dari mobil. Hanya berdiam diri didalam.
"Gue kangen lo, Dek." ucapnya perlahan. Tiba-tiba saja, air matanya mengalir. Diambilnya sebuah foto dan memandangnya. Dihapusnya air matanya. Ia menggeleng keras, masih belum bisa menerima kenyataan. Air matanya mengalir lagi. Hari ini....tanggal 2
****
Putri menatap bangku kosong yang ada dibelakangnya. Kemudian, ia menatap kedepan lagi. Kemudian belakang lagi. "Mana sih temen sebangku lo itu Dip?!" tanyanya. Dipa hanya mengangkat bahu. Ia hanya memperhatikan gerak gerik Naomi yang sepertinya senang bergabung bersama Feli cs. Putri hanya mendengus sebal. Tiba-tiba hand phone Putri berbunyi tanda ada SMS.
From: Bagas
Rian cabut gue udah cegah tapi dia gak mauLagi-lagi, Putri mendengus sebal. Dibalasnya pesan singkat itu kepada Bagas.
To: Bagas
Kemana tuh anak?From: Bagas
Gak tau gueTo: Bagas
Oke thanks bro!"Rian cabut!" katanya kepada Dipa. Tidak ada ekapresi. Rian cabut? Udah biasa.