Pagi yang indah bagi Antonius Tridharma―seorang remaja laki-laki dengan kehidupan serba mewah dan glamor yang sehari-harinya dipanggil Anton―untuk bersiap-siap ke sekolah. Langit tampak cerah dan matahari bersinar terang. Dengan semangat ia bangun dan langsung berlari kecil menuju kamar mandi.
Kini ia sudah rapi dengan seragam SMP lengkap. Ia mengambil tas sekolah, menyarungkannya di punggung lalu dengan gembira menuruni tangga dari lantai dua menuju lantai satu.
Rumah Anton memiliki tiga lantai ditambah dengan segala sesuatu yang biasanya dilihat orang pada rumah elit milik para pejabat negara. Semua fasilitas lengkap, tanpa terkecuali. Kehidupan Anton sangat jauh dari kata susah.
Ia tak pernah sekali pun bekerja karena ada lebih dari sepuluh pembantu yang dipekerjakan oleh kedua orangtuanya. Mulai dari tugas yang paling kecil sampai hal-hal yang besar, semua diembankan kepada pembantu. Dirinya sangat dimanja oleh kedua orangtuanya. Tak lain karena ia adalah anak bungsu dengan seorang kakak perempuan yang merupakan anak pertama yang sekarang sedang berkuliah di luar negeri.
Ketika sampai di meja makan, terlihat seorang pembantu wanita sedang menyiapkan sarapan pagi untuk Anton dan juga kedua orangtuanya. Namanya Bibi Murti. Ia sudah bekerja sejak orangtua Anton baru menikah dua bulan.
"Pagi Bi." Anton memberi salam kepada Bibi Murti dengan senyum hangat. Ia menarik kursinya lalu duduk. "Kok sarapannya cuma satu? Untuk Ayah dan Ibu mana?"
Bibi Murti membalas salam Anton lalu berkata, "Ayah dan Ibu den Anton sudah ke kantor sejak tadi. Makanya sarapannya cuma Bibi siapkan buat den Anton saja."
"Oh, gitu..." ujar Anton asal-asalan.
"Baiklah kalau begitu, saya permisi den." Bibi Murti mundur beberapa langkah lalu berbalik meninggalkan Anton sendirian di meja.
Dengan lahap, Anton menghabiskan sarapan yang telah disiapkan Bibi Murti. Segelas susu putih dan tiga buah roti dilapisi selas cokelat―yang sudah pasti dibeli dengan harga yang tak murah―siap memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh Anton dari pagi sampai jam pulang tiba.
Setelah selesai menghabiskan sarapannya, Anton langsung bergegas menuju teras rumah. Di sana sudah ada Pak Maman, supir mobil pribadi Anton dengan mobil BMW keluaran terbaru. Pak Maman membuka pintu dan Anton pun masuk ke dalam mobil yang merupakan hadiah ulang tahun dari ayahnya itu. Pak Maman kemudian masuk ke dalam mobil dan langsung melaju menuju sekolah Anton.
Dalam perjalanan, tiba-tiba Anton dikejutkan dengan ucapan Pak Maman. "Maaf den Anton kalau saya lancang. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya kasih tahu ke den Anton."
"Apa itu?" tanya Anton penasaran.
"Tadi malam, ketika hendak menuju ke kamar saya di belakang untuk beristirahat, saya tak sengaja mendengar perbincangan antara ayah dan ibu raden."
Anton semakin tambah penasaran dibuatnya. "Apa yang mereka bicarakan?"
*** Bersambung ***
Hai teman-teman...!!!
Cerita yang baru saja kalian baca ini merupakancerita yang aku buat dalam mengikuti event yang diselenggarakan oleh @Forwistree @writingdt_ @LiterasiAcademy
Ngomong-ngomong bagaimana ceritanya? Menarik gak?
Aku harap kalian suka yah.
Jangan lupa buat vote dan komen yang ramai yah! Kalau boleh di-share juga.
Sampai jumpa di "BAB 1"
(Aku janji bakal update secepatnya)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA IMAN DAN CINTA
EspiritualAnton, seorang remaja pria yang baru saja tamat dari bangku SMA dipaksa oleh kedua orang tuanya ke Seminari. Sekolah sekaligus asrama yang diperuntukkan khusus bagi remaja pria yang beragama Katolik untuk dibina, dilatih dan dipersiapkan untuk menja...