we don't know

01

MALAM.

malam datang setelah matahari terbenam dan disitulah masa^ terpuruk ku .Orang lain sedang berbahagia disana menikmati sejuk angin malam sambil memakan eskrim dengan orang tersayang, sedangkan aku ? hanya duduk sendirian dibalkon kamar , menikmati angin malam yang menembus ragaku sambil memegang secangkir susu hangat.

Jangan kasihan ni aku ,karena aku sudah terbiasa dengan keadaan ini selama 15 thn.Dimana anak seumuran aku yang sedang dimanjakan oleh kasih sayang orang tua sedangkan aku hanya dimanjakan oleh harta tp tidak dengan kasih sayangnya.Dan sekarang aku mau mandiri untuk melatih hidupku dimasa depan nanti . Mau tau alur hidupku sampai aku tidak ada didunia yg menyeramkan ini?

Namaku Eshal ,bagaimana menurut kalian cukup aneh bukan? Aku sebenarnya merasa begitu tp mau bagaimana lagi itu adalah nama pemberian dr kakek aku , meskipun terdengar sedikit aneh tp maknanya sangat bagus yaitu Bunga Syurga.Aku berumur 15 thn tp sudah kelas 11 SMA,hal seperti itu mungkin sudah sedikit umum sekarang.Kalo kalian bertanya aku pintar ? kalian salah besar aku selalu mendapatkan peringkat 3 atau 7 dr bawah meskipun begitu aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk selalu keluar dari zona merah tersebut.

Apakah kamu nakal dan pernah membully orang ? tidak sama sekali aku tidak pernah seperti mereka yang hanya menindas orang lemah.Aku cukup disegani seluruh murid disekolah karena beberapa hal yaitu aku pendiam,mempunyai tatapan yang tajam dan bisa berubah jadi sendu hanya dalam beberapa menit,mempunyai rahang yang tegas , ayahku seorang mafia yang tertangkap karena membunuh targetnya dengan cara sadis sehingga menambah kesan jika dalam diriku terdapat jiwa seorang mafia dan psikopat.

Aku cukup baik dalam bidang coding sehingga saat ayahku dulu menjalankan misinya aku sering digunakan untuk mencari keberadaan seseorang lewat laptop dan android yg dibelikannya.Sayangnya saat aku ingin meretas laptop targetnya ayahku , ayahku dalam keadaan tidak terkendali karena strategi yang ia rencanakan selama 2 tahun akhirnya hampir berhasil.Namun siapa sangka si target sudah mengetahui rencana ini seminggu sebelum kejadian lalu melaporkan kepada POLISI.Saat sirine polisi terdengar ayahku sudah panik tidak karuan maka dari itu ayahku membunuh sitarget dengan pisau yang ada dikantungnya . Lalu ayahku ditangkap sedangkan aku yang masih berusia 13 thn dan bersembunyi disemak^ tersebut hanya bisa menangis mengetahui ayahku ditangkap polisi.Aku dan ibuku tidak berniat untuk balas dendam karena memang awalnya keluarga ayah yang salah.Semenjak itu aku selalu diam dan tidak banyak bicara.

Ibuku? Ibuku hanya selalu beroda setiap saat agar ayah segera dibebaskan dari sel terkutuk tersebut .Ia selalu menghiburku kadang canda tawa kami memenuhi seluruh ruangan namun..

1 tahun lalu ibuku meninggalkanku dari dunia ini .Hidupku sangat sedih bukan? Awalnya aku ingin menyusul ibuku diakhirat namun tiba^ masa depan impianku terlintas difikiranku.Sekarang aku tinggal dirumah yang mewah ini sendirian tidak ada siapapun.Bagaimana kamu hidup selama 2thn itu?Apakah saudaramu membantumu?Tidak aku tidak punya saudara bahkan aku tidak pernah bertemu sepupuku .Aku hidup menggunakan semua harta yang orang tuaku tinggalkan,aku tau sebagian kecil mungkin uang tidak halal , maka aku sisihkan sebagian untuk aku sumbangkan ke orang yang membutuhkan .Aku tidak tau apakah caraku itu benar apa salah tp mau bagaimana lagi aku sudah terlalu menyumbangkannya.Sampai sekarang harta orang tuaku masih banyak tp aku butuh kasih sayang mereka.

Ayahku mendapat hukuman selama seumur hidup,sudah pasti aku tidak akan mendapat kasih sayang dari orang tua selamanya.Aku ingin mengunjungi ayahku namun itu hanya akan membuatku bersedih .Ayahku tidak suka bila keluarga anggotanya menangis maka untuk menghindari itu aku memilih untuk tidak mengunjunginya terlebih dahulu sampai aku mewujudkan masa depanku itu.Mungkin itu akan terwujud.MUNGKIN?

#SEKOLAH

Seperti biasa saat berjalan dilorong sekolah menuju kelasku yaitu 11 IPA-1.Mereka mentapku dengan tatapan yang tidak suka karena sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu aku pun melanjutkan jalanku dan tidak memedulikan omongan mereka.