Wonwoo menghela nafas pelan, jari-jari panjangnya bermain diantara lembaran kertas novel hadiah ulang tahunnya beberapa hari lalu.
Jujur saja, Wonwoo tak menikmati ulang tahunnya seperti biasa. Dia merasa sedih dan tertekan. Mungkin ini efek dari skripsinya yang selalu direvisi.
Novel tebal bergenre misteri itu ditaruh begitu saja disamping cangkir miliknya. Tangan yang semula asik dengan novel sudah beralih fungsi untuk mengangkat cangkir berisi latte panas.
" Eungh? Kak Nonu?"
Wonwoo hampir saja menumpahkan latte miliknya. Dengan pelan, dirinya kembali menaruh cangkir yang hampir melukai tangannya itu.
" Seungkwan?"
" Kak Nonu belom tidur?"
" Ah, Kak Nonu? Tidak bias-- hey, hati hati."
Seungkwan - yang hampir jatuh jika tidak ditangkap olehnya - mengerjapkan matanya pelan, dia setengah sadar pikir pemuda berkacamata itu.
" Duduk dulu "
" Ga mau... mau kak sama kak Nonu "
Seungkwan memeluk Wonwoo dengan erat, kepalanya disenderkan dibahu laki-laki yang lebih tua dua tahun dibanding dirinya itu.
" Hey, kalau mengantuk pergi tidur sana"
Hening, tak ada jawaban. Dengkuran halus menyapa telinga Wonwoo.
" Astaga...."
" Kwan sayang kak Nonu...."
Mengigau? Wonwoo hanya tersenyum sambil menghela nafas pelan. Tangan kanannya terangkat untuk mengelus surai coklat milik teman sekamarnya ini.
Keheningan kembali melanda, pemuda berkacamata itu menghela nafas dengan sangat pelan. Pemuda yang berada di dalam pelukannya ini sangat hangat, nafas teratur milik Seungkwan menggelitik lehernya.
" Seungkwan, Ayo kembali ke kamarmu. "
Wonwoo menyerah, Seungkwan tidak akan bangun dalam waktu dekat sepertinya. Dengan mudah, dirinya mengangkat Seungkwan yang langsung melingkarkan kakinya ke perut Wonwoo. Jangan lupakan kedua tangan si surai coklat langsung melingkar sempurna di leher si kacamata.
" Eh? Kak Wonu?"
Lupakan perkataan Wonwoo, Seungkwan sudah bangun.
" Sudah bangun? bagus, ayo turun dan tidur."
" Nanggung~ Gendong aja ya sampe kamar?"
Wonwoo mendengus pelan, tawa pelan Seungkwan mengalun indah di telinga Wonwoo sambil memeluknya lebih erat lagi.
" Sayang Kak Wonu "
" Simpan perkataan mu itu untuk Hansol, bocah."
Dan perkataan Wonwoo mengundang tawa Seungkwan yang lebih nyaring dari sebelumnya.
Ah, aku belum bilang? Bahwa cinta Wonwoo bertepuk sebelah tangan.