The First Meeting

10.9K 274 5
                                        

==========     BEGINNING     ==========


"Dia melakukannya juga, kan? Tebakanku benar." Sehun akhirnya bicara. Keheningan yang mewarnai sore di tepian lapangan basket itu dirasakan sudah terlalu lama. Hari ini tiba-tiba saja Baekhyun menelepon dan meminta bertemu di lapangan basket, tempat Baekhyun biasa berlatih. Selama di lapangan, Baekhyun melampiaskan emosinya yang sedang tidak stabil lewat benda bulat berwarna jingga tua bergaris hitam bertuliskan Spalding putih di tangannya. Dan, Sehun bisa menebak masalah apa yang telah menimpa temannya sejak masa kuliah itu.


Lagi-lagi, Baekhyun terjerumus dalam kisah cinta yang berakhir buruk. Baekhyun tidak mengatakan apapun. Tidak perlu. Sikap diam dan raut wajah suntuk yang ditunjukkan Baekhyun selama pertemuan mereka sore ini sudah menjelaskan segalanya.


Sehun mendengus kesal. "Aku tak ingin mengatakan ini, tapi..."


"Tak ada yang bisa mencegahmu berkata apapun yang ingin kau katakan," potong Baekhyun seraya menegakkan tubuh dan memijat tengkuknya yang pegal.


"Kupikir kehidupan penuh cinta dan gadis tidak cocok untukmu."


"Meski kau tidak cocok dengan gaya hidup seperti itu, bukan berarti kau harus mengajak orang lain untuk mengikuti pahammu yang aneh. Hanya karena putus cinta sekali tidak harus membuat kau menjadi seorang biksu."


"Setelah apa yang dilakukan gadis itu padamu, kau masih membantah? Diakui atau tidak, perempuan hanya bisa membuat masalah." Sehun bersikeras.


"Aku bukan tipe orang yang menghindari masalah. Lagipula, aku laki-laki normal, Sehun. Aku pria panas yang masih menginginkan perhatian dan kehangatan tubuh seorang gadis. Aku perlu menyalurkan libido yang sedang berkembang pesat dalam diriku..." Baekhyun merogoh saku jaket yang terkembang di atas ransel di sampingnya, untuk mengambil kotak rokok. Dibukanya kotak itu, ia mengambil sebatang rokok sebelum menyulutnya dengan pemantik. Baekhyun mulai menghisap rokok dalam-dalam lalu mengembuskannya ke udara. Seolah dengan begitu beban yang dirasakannya ikut terbang dan lenyap bersama asap rokok.


"Kenapa kau tak mencari gadis berbeda di tiap tempat yang kau kunjungi? Kau seorang model." Sehun menatap Baekhyun dengan tatapan heran. Atau lebih tepat disebut tatapan prihatin.


Baekhyun menarik napas panjang. Tubuhnya disandarkan ke bangku kayu, menatap sahabatnya lurus-lurus. "Kau pernah merasakan bagaimana disayangi oleh seorang gadis. Dibutuhkan sekaligus dimanja. Heran sekali kenapa kau bisa tahan hidup seperti itu."


"Aku sudah lupa masa laluku," Sehun berucap lirih namun Baekhyun dapat memastikan emosi yang tersarat dalam satu kalimat yang keluar dari mulut Sehun.


"Sebaliknya denganku, aku membutuhkan mereka. Aku lebih suka bersama dengan seorang gadis saja dan bukan bersama seorang gadis penghibur di satu malam dan berganti dengan gadis lain di malam lainnya. Aku membutuhkan lebih dari itu. Komitmen."


"Kemudian dicampakkan?" balas Sehun cepat. "Harus menunggu berapa lama lagi baru kau belajar dari pengalaman?" lanjutnya.


"Aku sedang belajar, Sehun. Tapi yang aku ingin lakukan bukanlah belajar untuk membenci wanita melainkan bagaimana caranya agar aku bisa mempertahankan cinta mereka dan bukannya ditinggalkan."

FOUND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang