Bagaikan Cermin

12 0 0
                                    

21 tahun yang lalu, 2 gadis yang parasnya serupa lahir di salah satu daerah sentra penghasil beras di sulawesi selatan, tepatnya kabupaten sidrap (sidenreng rappang).

Tsara zahra dan thara zahra, nama yang orang tua kami berikan untuk anak kembarnya. Hingga akhirnya di tahun ke enam sekolah dasar bapak menambahkan akhiran namanya "Angka" di belakang nama kami.

Kami lahir saat itu tidak didampingi seorang bapak, karena hari itu bapak masih di unaaha, sulawesi tenggara.

Kata dokter mama akan melahirkan di bulan oktober 1998, qodarullah ternyata beliau melahirkan di bukan september. Usut punya usut ternyata dokternya salah hitung bulan.

—————
Cerita mamaku saat hamil anak kembar,

"Mama ndak bisa lihat kaki sendiri saking besarnya perut"

Bisa dibayangkan kan pengorbanan ibu itu bagaimana susahnya. Maka dari itu berbaktilah kepada orang tua mu, karena suatu saat nanti kita akan merasakan apa yang ibu dan ayah kita rasanan. Ketika menjadi ibu kelak kau akan tahu rasanya mengandung, dan ketika kau menjadi seorang ayah pun kau akan merasakan yang namanya tanggung jawab.

Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu 'Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka'bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,
إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ
Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.
Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.
ثُمَّ قَالَ : ياَ ابْنَ عُمَرَ أَتَرَانِى جَزَيْتُهَا ؟  قَالَ : لاَ وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ
Orang itu lalu berkata, "Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?" Ibnu Umar menjawab, "Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan." (Adabul Mufrod no. 11. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih secara sanad)

————-

Saat itu kondisi keluarga kami bisa dikata kurang, ditambah lagi dengan dua anak kembar sebagai tanggungan.

Teringat cerita kedua orang tua ku ketika sedang berleha-leha di ruang tengah rumah kami sekarang, kata mama.. kami berdua hampir di pisah karena kondisi keuangan orang tua yang tidak mampu. Disaat yang sama ada sepasang anak kembar laki-laki dari pihak keluarga mama juga yang seumuran dengan kami, hanya berbeda beberapa bulan saja. Nah, ibu dari anak kembar laki-laki ini ingin punya anak perempuan , muncul lah ide untuk menukarkan satu anaknya. Alhamdulillah gak jadi hehehe...

Bahkan saking tidak mampunya orang tua kami mengambil keputusan untuk meninggalkan seorang anaknya di sulsel dan satunya lagi di sultra (sulawesi tenggara yaa bukan sulawesi utara), hanya berjalan 2 bulan kemudian bapak kembali mengambil anaknya yang ditinggal dengan nenek di sulsel.
————
Cerita bapak saat mengambil anaknya di sulsel,
"Dulu bapak jemput kamu di sulsel naik bus, terus duduknya di bangku paling belakang yang banyak tumpukan karung sayur. Karena Bapak ndak dapat tempat duduk akhirnya duduknya diatas karung sayur sambil gendong kamu"

Waktu itu bapak seorang diri ke sulsel. Alhamdulillah gak dikira penculik anak-anak hehehe
————
Tak luput air mata keduanya jatuh membasahi pipi ketika menceritakan masa kecil kami, walaupun terkadang keduanya berusaha menyekatnya. Tapi, semuanya tetap tak bisa ditutupi, mengingat setiap usaha yang luar biasa hebatnya keduanya membesarkan kami dimasa sulit.

Ketika sudah di Sultra, kami mengontrak rumah kecil, itupun terkadang berpindah-pindah.

Sampai suatu waktu, ketika bapak tidak sedang dirumah. Tidak ada makanan yang bisa kami makan kecyali kerupuk (makanan ringan) yang bisa kami makan. Qodarullah kerupuk yang kami makan expired, wajah saya dan thara seketika biru. Mama saat itu panik, hingga memutuskan berlari menuju rumah om untuk meminta bantuan, entah... saya lupa saat itu keadaan kami sedang bersama siapa. Alhamdulillah setelah diberi minum air kelapa, kondisi kami berdua membaik.

Sungguh cerita seperti ini lah yang membuat bapak dan mama terkadang menitihkan air mata ketika menceritakan ulang masa kecil kami.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Random MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang