Jika sang pelaku tak menarik perhatiannya, mungkin kejahatan seperti ini tak akan terlaksana.Apa kalian tahu seorang korban bisa berubah menjadi pelaku utama dalam suatu kejahatan?.
.
.Hwang jinyoung,baginya kehidupan itu seperti hukum fisika adanya aksi dan reaksi,bagaimana aksi menghasilkan ketidakseimbangan maka akan hadir pula reaksi setimpal,karna reaksi hadir apabila aksi menjalankannya,jadi satu sisi tidak akan bisa menjelaskan bagaimana dirinya dan bagaimana perbuatanya bisa menjadi begitu buruk.dia bertingkah seperti hukum alam, membalas semua perlakuan yang pernah diterimanya,namun satu sisi terlihat salah kala balasan yang diberikannya begitu memilukan.
Kakinya melangkah tegas di atas permukaan lantai marmer yang terlihat mengkilap,diikuti seseorang yang kedudukan nya adalah manajer pilihanya, yang selalu setia mengikutinya kemanapun bahkan dia juga satu satunya orang yang mengetahui bagaimana sosok asli dirinya, dan yang selalu menutupi perbuatannya sampai akhir.
Bunyi derapan yang beraturan muncul dari sepatu pantofel nya,pakaiannya pun terlihat rapi dengan kemeja yang dibalur jas berwarna hitam,menambah kesan wibawa pada dirinya,senyum tak hentinya terlukis dari wajahnya,melontarkannya pada setiap karyawan yang selalu memberi sapaan dengan ramahnya,langkahnya terhenti tepat di suatu ruangan miliknya,senada dengan hilangnya kurva senyuman diwajahnya,mendudukkan diri pada sebuah kursi kerja yang terlihat mewah ,menghela nafas ringan seraya menatap tajam pada berbagai berkas dokumen yamg menumpuk di hadapan nya."aku ingin kau mengurus berkas ini,"perintahnya tegas pada pria yang sedari tadi mengikutinya
Anggukan muncul dari pria paruh baya bernama park jung so itu, pertanda dia menerima perintah tuannya.
Dirinya terdiam bersamaan dengan kebiasaan nya yang selalu mengetukan jari jemarinya pada meja kerjanya ,melamun dengan berbagai pikiran yang mengganggunya,sampai sebuah ketukan muncul dari balik ruangannya disertai dengan dorongan pelan pada daun pintu,dibuat penasaran pria bermarga hwang tersebut menatap intens pada subjek yang tengah mendekat ke hadapannya, memperlihatkan seorang wanita dibalut dress selutut disertai dengan high heels yang cukup tinggi,dan riasan kuat pada wajahnya menampilkan kesan elegan,dari penampilannya bisa dinilai bahwa si wanita bukanlah sembarang orang mengingat pernak pernik yang menghiasi tubuhnya terlihat mahal, mungkin harganya bisa mencapai ratusan juta.
Setiap langkah yang diayunkannya menimbulkan ketukan berirama, langkah elok nya pun menampilkan gambaran yang memesona,membawa langkahnya tepat terhenti dihadapan pria tersebut.
"apa yang membawa mu kemari? "tanya jinyoung dengan senyum palsu khas miliknya
"aku hanya ingin melihatmu,apa kau sibuk? "balasnya dengan senyum menggoda
"tidak, kenapa?"
"ayo berkencan malam ini"
"kenapa tidak"terima jinyoung.
Setelah kepergian wanita berparas elok tersebut,jinyoung terdiam, kembali mengetukan jari jemarinya,menatap tajam dengan sebelah alis yang menukik.
"sabarlah, sebentar lagi kau akan pergi ke neraka"bisiknya dengan senyum licik.
.
.
Hwang hyunjin,tak sedikitpun senyum terpatri pada wajah tampannya, hazel coklat nan indah hanya fokus menatap buku tebal yang berjudul 'psicologia',yang bertuliskan dalam bahasa spanyol, dia tidak mempermasalahkan toh dia mempunyai kemampuan menguasai berbagai bahasa.Baginya membaca buku yang penuh dengan pembelajaran lebih menarik dibanding membaca novel fiksi yang berisi khayalan tak pasti.Dia selalu terlihat kebingungan membaca novel atau sebuah cerita,dirinya yang kaku membuatnya sulit untuk memahami berbagai keadaan,menggambarkan berbagai ekspresi yang di lukiskan oleh sang penulis.
Keningnya berkerut ketika membaca sebuah halaman yang bertuliskan 'el asesinato es la peor forma de crimen'Atau yang berarti 'pembunuhan adalah bentuk kejahatan terburuk'.
"terburuk?kenapa?"pikirannya berkelana mengingat penuturan sang ayah yang selalu membilang bahwa membunuh bukan sesuatu hal yang salah melainkan hal yang wajar jika si pelaku tak bertekuk pada kebaikan,dan setiap perbuatan buruk selalu ada konsekuensinya.
Kembali jemari panjangnya membalikkan lembar demi lembar,menyesapi kata demi kata,dan kembali terhenti dan mencerna kalimat yang tertera.Namun tepat diakhir kalimat pada perbatasan buku,hyunjin terdiam mematung mencermati dua kata yang asing baginya karna dia sendiri tak paham makna dari kata tersebut 'triste' dan 'contento' atau 'sedih dan bahagia'.Kembali dia memutar otak baginya kata sedih dan bahagia hanya merajuk pada hal yang tak masuk akal,bagaimana mungkin seorang manusia bisa memiliki berbagai perasaan?, dan bagaimana mungkin semua itu berubah dalam waktu yang cepat,sungguh tak masuk akal,atau hanya dia saja yang hanya memiliki satu rasa?. Hampa.
.
.
Dentingan sendok dan garpu terdengar begitu berisik kala keheningan bergabung di sebuah ruangan besar yang hanya diisi oleh ayah dan anak yang saling terdiam,saling menatap fokus pada makanan dihadapannya."apa ada yang mengganggumu? "tanya sang ayah msmbuka suara
"tidak"balas sang anak singkat
"tapi ada apa dengan raut muram mu itu? "
"aku hanya memikirkan sebuah kalimat pada buku yang barusan aku baca"
"tentang apa? "
"sudahlah lupakan"hyunjin tak mau menimbulkan masalah dan beradu argumen dengan sang ayah,karna hal itu hanya akan menimbulkan konflik yang tak ada habisnya, baginya setiap ucapan sang ayah adalah mutlak, tak bisa dicegah dan dibantah.
"jangan baca buku yang aneh aneh,ingat itu"
Hyunjin hanya mengangguk kecil menuruti setiap perintah yang di ucapkan sang ayah.
"hyunjin,aku merasa terganggu dengan seseorang"ucapnya seraya menatap lurus pada sang anak
"kapan?"tak perlu ditanya lagi, hyunjin paham betul apa yang harus dilakukan sang ayah bila sudah merasa terganggu seperti itu,dan tentu saja dia akan ikut serta.
"malam ini"
.
.26 juli 2020
Hnghjxx
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOX
Misterio / SuspensoTampak membingungkan,benar dan salah seakan dibatasi garis tak kasat mata.Semuanya bertolak belakang menghasilkan kontradiksi dan berlawanan dengan intuisi.