3. Eclipse

108 1 0
                                    

"Here the eclipse, a meeting between two destinies in impossibility that strengthen each other"

~~~


"NAAA !! HAH HHHHH HHHH"

Gadis itu sontak terbangun dari tidurnya. Keringatnya sudah bercucuran dimana-mana, jantungnya pun  berdetak tak beraturan. Ia sedikit meremas bajunya, merasakan sesuatu yang menekan hatinya hingga sedikit ngilu.

Mimpi ini datang lagi, gumamnya dalam hati. Ia menyeka keringat yang jatuh begitu saja melalui pelipisnya. Perutnya kini sudah lebih membaik setelah sebelumnya diserang nyeri luar biasa karena ini hari pertamanya datang bulan. Payah, ia harus melewatkan mata kuliah ilmu manajemen, padahal yang mengampuh adalah dosen favoritnya.

"Haruskah aku ke toko saja?" ia berbicara sendiri sambil meringis memijit perut bawahnya.

"RAAAAAA !!!"

Suara teriakan dari luar ruangan kesehatan itu sontak membuat ia sedikit berjengit kaget.

"Raa, lo udah baikan? Sakit banget kah? Perlu kita ke rumah sakit?"

"Ra, lo tadi dibawa kesini sama siapa dah?"

Gadis itu tampak memutar bola matanya mendengar kalimat beruntun yang dilontarkan dua gadis yang sudah berada didepannya itu.

"Kalo nanya satu-satu kek, lagi sakit ni gak bisa mikir!!" 

"Gue udah mendingan kok, kayaknya mau pulang ke toko aja" ia jawab sambil manggut-manggut saja.

"Lohh kok ke toko si?"

"Lohh kok ke toko si?"

Mereka, Sejeong dan Jenny, memang selalu berhasil membuat Himira geleng-geleng kepala.

"Iya terus gue mau ngapain disini? gak ada kuliah lagi ya mending pulang deh" celetuknya.

Ia tiba-tiba tersadar dengan pertanyaan Jenny tadi, siapa yang membawanya ke ruangan ini? Ia mencoba mengingat-ingat namun tak ada yang bisa diingat lagi setelah dia tiba-tiba terjatuh diantara rak-rak buku perpustakaan kampus.

"Anyway, gue ngga tau siapa yang bawa gue kesini, lah lo pada tau gue disini dari siapa deh?" tanya gadis itu.

"Kita kan udah janjian ketemu di perpus bego! Ya anak-anak yang di perpus lah yang ngasih tau kita" gadis itu hanya manggut-manggut saja , teman-temannya memang suka ngegas kalo sedang bicara.

"Lo ngga mimpi buruk lagi kan, Ra?" celetuk Sejeong tiba-tiba hingga refleks disenggol Jenny yang berdiri disampingnya.

Gadis itu tercenung seketika. Kembali diingatkan dengan mimpi itu membuat pikirannya melayang dan hati yang tiba-tiba terasa sesak. Sudah 3 tahun ini sejak kejadian tragis itu berlalu, ia selalu dibayang-bayangi mimpi buruk. Ia bahkan belum bisa menghapus memori itu atau bahkan tak akan pernah bisa. 3 tahun bukanlah waktu yang singkat namun rasa sakitnya juga tak bisa sembuh dalam kurun waktu itu. Ia kembali sadar bahwa mungkin tak ada takdir baik yang bahkan mau sebentar saja singgah dilembaran kisahnya, entah masa lalu, kini atau yang akan terjadi di masa depan. Dunianya tak akan pernah berubah.

"Ngga, gue nyenyak kok tadi"

"Yeeuuuu dasar!!"

Himira hanya tertawa kecil dan meringis menahan sesuatu yang bergejolak didalam dirinya.

SRAAKKK...

Kain tirai tiba-tiba terbuka, mengagetkan ketiga gadis itu. Tampak sesosok lelaki tinggi dengan wajah datarnya berdiri menghadap ketiganya. Mingyu, sang Ketua BEM Faculty of Public Health.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

01 WORDS OF HIMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang