1.Dokter rambut pink

521 34 32
                                    

Headnote : jadi cerita ini terinspirasi dari doberi bagi yang udah baca doberi pasti tahu :v, dan adabtasi cerita gitu kyk nya. Udah minta izin juga dari sang empu-nya cerita juga... So happy reading

--------------------------------

Setelah kejadian yang nggak terduga yang dialami seorang Mingi itu sungguh.. rasanya kakinya tanpa tulang sekarang.

"Gi?" Suara dingin yang khas dari PPDS Interna itu, Kim Geonhak
"Y-ya??" Rasanya Mingi ingin merutuki dirinya sendiri kenapa dia tiba-tiba gugup.
"Nanti selesai jam berapa? " Pertanyaan klasik, tapi bagi mingi, bisa naikin mood dia yang tadinya pusing gara-gara pasien yang bandel.
"Selesai siang, kok, Hyung soalnya aku tadi jaga pagi." Sekarang tone-nya udah lebih santai walaupun pipinya mulai memerah.

"Oke." PPDS Interna itu langsung nepuk pundak Mingi yang saat ini sepertinya udah mirip sama batu.
"I-iya Hyung." Senyum seorang mingi terulas saat ini senyum hangat yang buat pria di depan Mingi saat ini senyum lebih lebar.

Hari ini ngga terlalu banyak pasien yang ada di poli orthopedi, nggak seperti kemarin yang membludak buat dirinya harus mondar-mandir dari tempat satu ketempat yang lain.

Mingi cuma jalan santai keruang istirahat sesekali dia terenyum sama dokter dan perawat yang dia temui, rencana awalnya dih mau makan di cafeteria aja biar ngga jauh toh disana nanti dia ketemu sama temen-temen yang lain.

"SONG MINGI!!!" suara yang membuat badannya tiba-tiba menegang dan buat dia berhenti ngelangkahin kakinya menuju ruang istirahat.

Jeong Yunho. Orang yang dari awal masa PPDS ia kejar mati matian dan sekarang hanya menjadi orang dari masa lalunya.

"Gi, aku mau tanya." Napasnya tersengal yang mengartikan bahwa dia lelah. Tadi dia tidak sengaja liat mingi lewat, walaupun nggak di depan poli saraf.
"Tanya aja, Yun." Senyum hangat? Tak yakin.. Hanya senyum tipis yang ada di sana jujur Mingi sudah melupakan rasanya.

"Ada waktu nanti?" kata Yunho sambal ngeluarin sebuah kunci loker
"Sepertinya ada sih hyung" mingi berusaha buat ngga liatin setiap gerakan dari sang lawan biacara yang mungkin baakalan buat ia gugup lebih dari apapun.

"Oh oke, ini kemarin nggak sengaja aku liat kunci ini masih gantung di lokermu." Senyum yang dulu berhasil ngebuat seorang dokter residen song mingi selalu memerah itu sekarang terulas, tapi tak berefek apapun untuk dokter reside itu saat ini.

"Oh! Ehe... Makasih, ya, Yunho kukira udah kubawa kemarin jadi aku lupa..." Senyum kekanak kanakan Mingi buat siapapun gemas
"Mau kemana, Gi?" Yunho menaruh kedua tangannya di saku snellinya dengan santai tentunya.

"Mau ke ruang istirahat hyung" Mingi cuma genggam kunci yang dikasih yunho ke dia di tangan sambil benerin snellinya, bersiap buat jalan lagi ke ruang istirahat.

"Barengan ya?" Kalau ia sekarang masih seorang Song Mingi yang dulu ngejar-ngejar pria bernama Jeong Yunho yang ada didepannya ini pasti sekarang pipinya sudah menunjukan semburat merah.

"Kenapa bareng? Kan ruang istirahat hyung beda sama aku" Tatapan mingi mengisyaratkan pertanyaan tapi senyuman-nya ntah kenapa malah menenangkan.

"Cuma mau ambil obat Seonghwa Hyung" alasan yang sebenarnya ia berbohong, dia cuma mau jalan nemenin dokter residen di depan-nya ini.

Mingi yang mendengar nama Seonghwa hyung pasti ia melupakan sebuah fakta bahwa Yunho adalah dokter pribadi Seonghwa.

Bitter and Sweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang