2.Manis

340 29 3
                                    

Tangan Mingi masih setia genggam tangan Leedo sambil menariknya, tidak seperti tadi yang langkahnya bisa di bilang cepat.
Walaupun saat ini pipi mingi udah merah bisa di bilang 11-12 sama tomat tapi ngga apa-apa lah.

Jujur semenjak kejadian itu Mingi ngga tahu kenapa merasa seperti orang yang cukup special buat pria yang di tarik nya saat ini untuk  keluar rumah sakit.
Mingi, mungkin telah sedikit jatuh cinta pada pria di belakang nya ini tapi, ia rasa masih jauh dari kata jatuh cinta.

Mereka sampai dilobby rumah sakit, mingi terburu-buru melepaskan tangan-nya dari tangan pria dibelakang nya itu yang sedari tadi udah senyum cerah melihat mingi yang narik tangan-nya dan ngga peduli lagi sama keberadaan Yunho.

Sementara Mingi hanya salah tingkah dan sesekali ia memainkan jari telunjuk nya dengan pipinya yang memerah. 

"H-Hyung maaf t-tadi aku tarik.. Um... Soal nya ngerasa ngga enak sama suasana nya" Mingi cuma bisa gigit pipi bagian dalamnya sedikit sembari liat kearah lain, asalkan bukan pria bermata sipit didepannya ini. Leedo paham betul dengan dokter residen yang ia sukai ralat cintai didepannya saat ini.

Leedo cuma terkekeh kecil, membuat pemandangan yang langka bagi perawat serta para koass yang lewat didepan mereka pertama kalinya selama mereka melihat dokter residen interna itu bekerja dirumah sakit dan terkekeh bukan karna kedua sahabatnya itu.  Leedo terkekeh seperti itu nadanya bahagia alami ngga di buat buat sedikitpun.

Leedo mulai ngarahin tangan nya ke pucuk kepala mingi sambil ngacak ngacak rambut pria Song didepan nya ini perlahan, gemas tentu. Tangan leedo balik genggam tangan Mingi yang spontan buat dokter residen orthopedic itu pipinya menunjukan semburat merah lagi untuk kesekian kalinya.

"Ayo" Leedo sambil senyum manis ke mingi.
Mingi cuma ngangguk kecil ngga tahu lagi mau ngomong apa kaki nya udah sudah seperti ayam boneless sekarang sama seperti waktu itu Leedo menyatakan perasaan-nya buat Mingi.

Waktu berjalan terlalu cepat seperti nya hingga tanpa sadar mereka telah sampai didepan mobil milik Leedo.

Setelah Mingi masuk ke mobil dan Leedo juga cuma ada suasana hening yang terasa ngga ada satupun percakapan yang mereka lontarkan.

Biasa nya Mingi yang paling cerewet tapi jujur saat ini jantungnya berdegub lebih cepat dan itu buat lidah nya kelu untuk ngucapin satu kata apalagi pipinya saat ini menunjukan semburat merah yang cukup jelas. Leedo yang sedari tadi sadar Mingi cuma diem, berinisiatif buat menggenggam tangan pria disamping nya ini sembari ia mengemudikan mobilnya, dan hal itu memberikan efek samping pada Mingi, pipinya semakin memerah jantung nya juga kerasa diskoan sekarang.

Tujuan mereka bukan cafe sekitar rumah sakit dan mingi sadar itu, ia juga sadar dengan genggaman dokter residen interna yang ada disebelahnya ini.

Rasa nya begini ya di sukai sama seseorang, dicintai dan diperjuangkan oleh seseorang.

"Loh Hyung ngga ke cafe yang biasa??" Mingi ngeliat jalanan yang tentunya bukan disekitar Rumah sakit saat ini.
"Ngga kita sekalian pergi jalan-jalan buat refresh otak sebentar" nada nya dingin tapi mingi tahu dokter disamping nya ini tersenyum dan tentunya hati nya merasa senang.

Lagi lagi cuma anggukan yang bisa mingi lakukan untuk saat ini lidah nya kelu otak nya tak dapat memproses apapun saat ini rasa nya blank tapi ia dalam keadaan sadar.

Selama perjalanan hanya ada keheninggan serta suara dari mesin mobil yang di pacu, tanpa ada angin atau apapun.

GREP

Leedo megang erat tangan dokter residen orthopedic itu lumayan erat, tapi lembut yang alhasil dari perbuatan dokter residen interna itu Mingi memerah wajah nya.

Semburat merah itu ada disana lagi, apa dia sudah benar-benar jatuh cinta kepada pria yang bersama nya saat ini? Apa dia sungguh-sungguh sudah melupakan sosok yang selama ini ia kejar?.

Begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepala seorang Song Mingi sekarang.

Lamunan nya buyar saat sebuah wajah didepan nya wajah yang sudah menyatakan perasaan nya kepada Mingi beberapa waktu yang lalu.

Wajah mereka begitu dekat, bahkan mereka bisa merasakan deru nafas satu sama lain.

Semburat merah muncul dipipi Mingi saat ini, Sedangkan Leedo masih melihat bibir lembab itu sembari membayangkan betapa lembutnya bibir itu.

"H-Hyung??" suara Mingi membuyarkan lamunan Leedo yang ternyata badan nya bergerak di luar kehendaknya.

"M-maaf" Leedo menjauhkan tubuhnya.

"Kita sudah sampai" Mingi mengedarkan pandangan kesekitarnya.

Mingi mengangguk, lalu keluar dari mobil itu sedangkan Leedo mengusap kasar wajah nya, apa yang coba ia lakukan kepada Mingi?.

"Hyung tidak mau keluar dari mobil?" mingi hanya memiringkan kepala nya dan menatap polos pria sipit yang masih berada di dalam mobil nya itu.

Leedo hanya mengangguk tapi senyum itu terulas senyum yang untuk saat ini menjadi penyebab pipi dokter residen orthopedic itu memerah.

Senyumnya hangat, sangat hingga membuat orang yang melihatnya juga hati nya menghangat.

"Ayo" genggaman tangan Leedo terasa kembali di telapak tangan mingi seolah begitu protektif.

Mereka berjalan berdua kesebuah meja yang kosong, betapa hangat dan manisnya diperjuangkan seperti ini.

"Kamu disini dulu aja ya gi, aku mau pesen makanan dulu" Leedo meninggalkan Mingi dengan muka yang memerah.

.

"DOKTER PARK SEONGHWA!!" Suara cempreng nyaring yang bisa di definisikan dari seorang Jung Wooyoung seorang perawat yg terjebak di poli pediatric.

Kalau kalian masih inget ya bersyukur.

" Eh ada apa woo? " dokter yg bernama Seonghwa itu membalikan tubuh nya, jujur pertama nya dia mau ke ruangan Hongjoong ngasih kopi nya sebentar terus baru balik lagi ke poli Interna.

"Ada hot news Hyung --

Ada jeda di kalimatnya di karenakan  paru-parunya membutuhkan pasokan oksigen yang lebih banyak.

--Hyung tahu ngga kalau Dokter Kim Geonhak jalan sama Dokter Song Mingi??" Lanjutnya.

"Leedo? Jalan sama Mingi? Perasaan dia ngga pernah cerita apa-apa deh sama aku cuma kok... Dapet info dari mana kamu woo??" Seonghwa sekarang posisi nya berdiri disamping wooyoung buat paling ngga bisik-bisik lah ya. Satu tangan nya buat narik Wooyoung ke poli Kulit dan Kelamin.

"Dari penggelihatan ku sendiri lah Hyung masa dari siapa" Wooyoung mengerucutkan bibirnya.

Aaa Seonghwa gemas pengen nyubit pipi wooyoung tapi ia tahan karna masih ada kopi untuk kekasihnya itu.

"Eh tapi beneran? Kok aku ngga pernah di kasih tahu sama Leedo? Kok gitu sih! Ku kasih tahu dingdong nanti biar dimarahin." Seonghwa hanya mengerucutkan bibir peach nya itu kedepan sembari terus melangkahkan kaki nya.

.
.
.





To Be Continued...

---------------

Tengah malem up gimana reaksi nya? Aku ngantuk dan masih pengen baca buku ya gitu pokok nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bitter and Sweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang