"Tante mau denger dari mulut kamu sendiri. Kamu suka kan sama Lesti?" tanya Tante Risa penuh selidik.
Faul terdiam. Ia merasa menjadi terdakwa yang siap menerima hukuman.
"Tante nunggu jawaban kamu lho."
Faul menghembuskan nafasnya dan mulai mencoba menyusun kalimat.
"Faul bertepuk sebelah tangan tan." Ujar Faul akhirnya.
"Kamu udah pernah nanya sama dedek?"
Faul menggeleng, "Belum tant, tapi Faul pernah mendengar percakapan dedek dengan temennya secara tidak sengaja."
"Terus kamu udah nyerah gitu aja?"
"Faul sudah tahu akan ditolak, tant."
"Kamu kan cowok. Masa takut sebelum berperang?"
"Dedek pernah bulang secara tidak langsung kalo ia nyaman dengan posisi kami sekarang sebagai teman dan rekan kerja."
"Kamu yakin ngga mau nyoba ungkapin perasaan kamu sama Lesti?"
"Faul takut tante."
"Takut apa?"
"Takut jika dedek tahu apa yang Faul rasakan nanti akan mengubah semua yang sudah baik-baik saja sekarang."
"Kamu ngga takut kehilangan dia?"
"Maksud tante?"
"Jika ada pria lain yang mendekati dedek dan pria itu serius sama dedek Lesti. Apa kamu ngga akan merasa kecewa? Hubungan kamu yang 'baik-baik' itu juga akan berubah ketika Lesti mendapat pendamping yang lain."
"Faul bukan pria yang disukai Lesti."
"Sejak kapan keponakan tante yang selalu optimis jadi begini? Kamu ngga percaya sama dedek Lesti? Tante yakin dia bisa tetap profesional seandainya kamu ditolak toh hubungan kalian kan rekan kerja berarti hanya berhubungan sama pekerjaan."
Faul mencoba mencerna kata-kata tantenya itu.
"Usaha dulu baru hasil. Harusnya tante ngga membocorkan ini. Tapi ayah kamu meminta tante mengenalkan salah seorang putri dari kenalan tante. Tante ditugaskan jadi mak comblang kamu untuk bisa menikah tahun ini."
"Ayah bilang begitu tante? Padahal Faul sudah bilang ingin fokus sampai S3 dulu."
"Kejadian kamu pingsan kemarin itu sampai ke telinga ayah kamu. Dia semakin memaksa tante untuk segera mencarikan istri biar kamu ada yang jagain. Yah walau ayah kamu tetap meminta kebenaran sama tante tentang hubungan kamu sama dedek lesti"
Faul menghembuskan nafas yang tiba-tiba terasa berat.
"Sekarang semua terserah sama kamu Faul. Mau berjuang untuk mendapatkan dedek Lesti atau pasrah sama perjodohan yang sudah di rancang ayahmu."
Tante Risa mengusap sayang kepala keponakannya itu lalu berlalu dan membiarkan Faul yang tampak serius dengan pikirannya sendiri.
@ @ @
Lesti tidak menyangka ia bisa move on secepat ini. Padahal hubungannya dengan Ryan bukan pacaran yang menghitung hari, minggu, bahkan bulan. Sudah 4 tahun lamanya Lesti bersama Ryan dan Lesti pikir ia masih terluka untuk kembali jatuh cinta.
Ia merasa kehilangan Faul saat tak menemui sosoknya dalam beberapa hari. Ia khawatir dan selalu menunggu kabar dari Faul. Kini Lesti sepenuhnya sadar jika ia memang menyukai pria sopan yang selalu membuat hatinya tenang dan nyaman itu.
Lesti bahkan tidak yakin bagaimana ia harus bersikap ketika bertemu dengan Faul nantinya. Mampukan ia menyembunyikan rasa sukanya itu pada Faul.
Baru pertama kali Lesti merasa jatuh cinta lebih dahulu, ia ingat sekali saat ditembak Ryan sebenarnya rasa yang ia rasakan belum cinta saat itu. Hanya sekedar rasa suka dengan Ryan yang tegap dan tampan sehingga memang mencuri perhatiannya. Lesti menerima cinta Ryan karena ia yakin rasa sukanya akan berubah jadi cinta seiring waktu dan benar saja ia jatuh cinta dengan Ryan dengan mudah karena perilaku manis Ryan pada dirinya.
Lesti tahu bahwa dia bukanlah siapa-siapa jika dibandingkan Faul. Yah, tentu saja benar jika orang-orang menyebut Lesti seorang penyanyi muda berbakat yang sukses. Tapi ia hanyalah penyanyi bukan seorang wanita yang dilahirkan dari keluarga ningrat apalagi konglomerat. Ia hanya gadis desa biasa yang mencoba peruntungan di ibu kota. Apakah pantas dia mengharapkan laki-laki baik seperti Faul?.
Bunyi ponsel terdengar, Lesti segera melihat siapa yang meneleponnya dan nama Faul tertera di sana.
Lesti segera mengangkat telepon itu.
"Assalamualaikum."
'Waalaikumsalam, dek maaf HP aku mati jadi baru nyala.'
"Iya Ka, gak papa. Kaka gimana? Sudah baikan?"
'Alhamdulillah sudah boleh pulang besok.'
"Alhamdulillah, kalo begitu."
'Kata tante Risa dedek nelepon jadi aku telepon balik. Ada masalah di kedjora musik?'
"Ngga kok Ka, dedek cuman mau nanya keadaan Ka Faul karena dedek merasa bersalah. Gara-gara dedek Ka Faul sakit."
'Lho kata siapa gara-gara kamu, dek?'
"Gara-gara Ka Faul maksain anterin dedek jadinya Ka Faul sakit." Nada suara Lesti bergetar ia tampak ingin menangis.
'Ngga dek, bukan begitu. Aku memang kecapean aja. Malah bagus ada kamu. Coba kalo aku pingsan di rumah ga ada yang menemukan. Wah bisa lebih parah lagi lho . . '
Alasan yang sama seperti yang pernah Tante Risa katakan padanya. Lesti bukan merasa lebih baik ia semakin merasa bersalah karena mendengar Faul yang tidak menyalahkan dirinya sama sekali.
"Maaf ya Ka."
'Ga ada yang perlu dimaafin tapi jika ada aku maafin kamu dek.'
"Ka Faul kapan masuk kuliah lagi?"
'Dua hari setelah keluar dari rumah sakit aku usahakan udah ngampus ya. Kata tante sih liat perkembangan saat udah di rumah. Tapi aku bakal berusaha untuk segera sehat karena banyak kerjaan juga yang tertunda.'
"Cepat sehat Ka, jangan maksain ya."
Pembicaraan lalu berlanjut ke pekerjaan dan tak lama kemudian Lesti memutus sambungan telepon dan meminta Faul untuk beristirahat dengan baik.
Lesti lega bisa mendengar suara Faul, ia tidak bisa memungkiri jika memang ia merindukannya. Merindukan suara itu bahkan merindukan kehadirannya. Lesti lalu mengirimkan teks pesan pada Faul untuk berkunjung ke rumahnya jika diperbolehkan dan meminta alamat lengkap rumah Faul.
@ @ @
Entah karena berasal dari keluarga yang sama Faul dan tante Risa sama-sama keras kepala dan tak mau mengalah. Faul bersikeras pulang ke rumahnya sendiri, tapi Tante Risa bersikukuh agar Faul tinggal di rumahnya sampai benar-benar sehat.
Sempat-sempatnya tante dan ponakan itu rebut-rebutan tas baju kotor selama di RS bak adegan sinetron. Dan kesimpulan yang berhasil diambil adalah Faul kembali ke rumahnya sendiri dan Tanter Risa memutuskan tinggal di rumah Faul sampai Faul sehat. Suami tante Risa ingin protes karena harus kehilangan sosok istri di rumahnya tapi tak ada yang bisa mengalahkan kekeras kepalaan istrinya itu. Dan karena cinta Om Pras akhirnya merelakan istrinya untuk tinggal di rumah Faul selama seminggu.
"Mau kemana Ul? Rapih amat? Tante kan sudah bilang ngga boleh ke luar rumah dulu. Lagian walau kamu berpura-pura kuat. Kamu ngga akan bisa menipu seorang dokter. Badan kamu pasti masih lemas."
"Ngga kemana-mana tante, mau ada Lesti ke sini. Kemarin dia bilang mau berkunjung karena ngga sempat jenguk Faul saat di RS."
"Oh pantes rapih-tapih." Tante Risa mengusap rambut Faul dan berakhir dengan mengacak-ngacak rambutnya.
"Tante!" Faul protes sedangkan Tante Risa setengah berlari keluar dari kamar Faul sambil cekikikan.
Bersamaan dengan itu bel berbunyi.
Faul kembali merapikan rambutnya dan tak lama kemudian suara tante Risa terdengar.
"Ul, ada dedek Lesti!"
"Suruh duduk tante." Jawab Faul sedikit keras dan ia kembali mengamati pantulan dirinya di cermin, memastikan ia terlihat sehat dan baik-baik saja.
bersambung . . .
Apa yang akan terjadi saat Faul dan Lesti ketemu? JENG JENG, nantikan part selanjutnya yaa . . . hehe
Janagn lupa vo-men ya, makasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Engkaulah Jodohku
FanfictionSiapa yang tahu bahwa dia yang selama ini dipercaya sebagai pendamping hidup di masa depan malah bukan jodoh yang digariskan? Lesti seorang penyanyi berbakat harus merasakan perih rasanya putus cinta, padahal itu adalah cinta pertamanya. Apa yang me...