1. Pria Berkulit Pucat

77 5 0
                                    

" Hembusan angin, daun yang berguguran, dan tawa dari manusia telah menjadi saksi dari takdir Tuhan yang sedang bekerja."

       “ Eun Ji-ya, ppalli ! Han sudah menunggumu lebih dari 5 jam yang lalu !” teriak seorang gadis berambut pink sebahu kepada adiknya.

           Pria yang duduk di hadapannya hanya mampu tertawa lepas melihat kelakuan kakak sahabatnya ini. Bahkan baru 5 menit yang lalu dirinya mendudukan diri di ruang makan keluarga Kim ini. Tidak lama kemudian terdengar suara gadis berlari menuruni tangga menuju ruang makan.

           “ Eomma lihatlah ! Eonni selalu begitu, padahal Han baru datang sekitar 5 menit yang lalu.” adu seorang gadis berambut dark chocolatte dengan wajah cemberutnya.

           “ Appa tolong lakukan tugasmu.” Wanita yang di panggil Eomma tadi menyerahkan permasalahan pagi kepada sang suami yang sedari tadi masih setia menyantap sarapan buatan sang istri.

           
        “ Hei para wanita cantik, bisakah pria tampan ini menyantap sarapan dengan tenang pagi ini saja ?” ujar Kim Seokjin – kepala rumah tangga keluarga Kim – sambil melihat kedua putrinya yang menyantap sarapan dengan raut cemberut. Sang istri – Kim Eunbi – yang duduk di sebelah sang suami hanya mampu terkekeh mendengar ungkapan sang suami. Bukannya membuat suasana membaik, ucapan tersebut malah semakin menambah lekukan di kedua wajah putrinya itu. Sontak hal tersebut membuat derai tawa Nyonya Kim, Tuan Kim dan Han pecah seketika.

           “ Eomma, Appa sepertinya kami akan berangkat duluan.” ucap Eun Ji setelah melihat Han selesai menyantap sarapannya.

            “ Kenapa cepat sekali ? tunggu Eomma akan menyiapkan bekal kalian.” Eunbi beranjak menuju dapur untuk menyiapkan bekal untuk Eun Ji dan Han.

            “ Tante, tidak usah repot – repot. Han nanti akan membeli makanan di kantin kampus saja.” ujar Han sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Han sebetulnya merasa tidak enak jika setiap hari di beri bekal oleh ibu sahabatnya itu. Sebenarnya bukan hanya bekal, Han juga selalu di paksa untuk ikut sarapan berasama keluarga sahabatnya. Jika Han menolak, maka Han tidak akan diperbolehkan bertemu dengan sahabatnya itu.

            “ Siapa bilang itu gratis ? Kau harus bekerja di cafe Om seumur hidup.” Seokjin menatap Han dengan raut wajah yang sangat serius. Han hanya mempu meneguk ludah kasar dan menampilkan cengiran anehnya.

             “ Tapi bohong. Hahahahaha.” lanjut Seokjin dengan tawa khasnya. Eunha hanya menatap datar ayahnya karena lelucon garing ayahnya itu.

            “ Sudah, ini bekal kalian.” Nyonya kim menyerahkan bekal kepada Eunji dan Han.

          “ Eomma, Appa, Eonni , Eun Ji berangkat dulu.” pamit Eun Ji kepada keluarganya.

🍵🍵🍵🍵

         “ Jika terus begini, berat badanku akan semakin bertambah dan selamat tinggal perut six pack ku.” ucap Han dengan wajah dramatisnya. Eun Ji hanya mampu tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu.

         “ Yak! Kau ini sahabat yang kejam. Apa salahnya menghiburku sedikit.”

          “ Hahaha, walaupun kau akan sebesar gajah nantinya, kau tetap tampan di mataku. Hahahhaha .” hibur Eun Ji dengan wajah meledeknya.

Take Me Home || BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang