2. Pria Yang Terluka

47 7 0
                                    

" Pria di sampingnya ini benar – benar terluka sangat dalam, hingga dari matanya pun terlihat bahwa dia tidak sanggup menahannya dan tidak tahu juga cara untuk menyembuhkan dirinya."

      “ Chan, bagaimana tadi, apakah adikmu terlihat baik – baik saja saat kau pergi mengantarnya tadi ?” tanya seorang wanita setengah baya ketika melihat putra pertamanya datang.

“ Ma, sudahlah. Bahkan Seungmin sudah berusia 22 tahun, dia pasti mengetahui mana yang terbaik untuk dirinya sendiri.” Jawab sang putra – Bangchan – smbari mencoba memberikan pengertian tentang kondisi adiknya tersebut.

“ Chan, kau masih mengingatnya kan bagaimana Seungmin kita dulu saat nyaris kehilangan nyawanya. Bagaimana mungkin kau masih bisa sesantai ini melihat kondisi adikmu ha !?”geram sang mama ketika melihat reaksi anaknya.

“ Sudahlah Ma, Chan ada rapat penting pagi ini.” Bangchan kemudian meninggalkan ibunya yang masih diam terpaku menuju kamarnya di lantai 2 lalu membanting pintu kamarnya dengan keras. Nyonya Bang diam terpaku melihat kepergian putranya.

Sementara di dalam kamar, Bangchan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk melampiaskan kekesalannya. Tentu saja dia kesal dan sedih, dirinya lahir seakan tidak untuk diakui keberadaannya hanya karena dirinya terlahir sempurna. Di bawah guyuran air shower, bangchan sekuat tenaga mininju dinding dihadapannya.

Setelah selesai menumpahkan segala keluh kesahnya, Bangchan lalu bergegas menggunakan baju kantornya. Bangchan sedikit berlari menuruni anak tangga hingga mengacuhkan Ibunya yang sudah menunggu di meja makan untuk sarapan bersama.

“ Chan ! Chan !” Nyonya Bang terus meneriaki anak sulungnya itu agar ikut sarapan bersama tapi Bangchan seolah menulikan telinganya.

“ Christopher !! Mama bilang berhenti !!” Chan tahu jika Ibunya telah memanggil menggunakan nama aslinya maka permasalahan ini akan berakhir panjang. Oleh karena itu Bangchan bergegas menyalakan mobilnya lalu melesat pergi meninggalkan halaman rumahnya.

     Sedangkan Nyonya Bang hanya mampu menatap nanar kepergian anaknya, karena dia tahu alasan kenapa putra sulungnya itu berubah seakan menjadi orang asing untuk keluarganya.

🍵🍵🍵🍵🍵

       Kejadian tadi pagi benar – benar merusak moodnya hari ini. Bahkan tidak ada satu pun karyawan yang berani untuk sedikit menyapa atasannya ini. Bangchan benar – benar menampilkan wajah dinginnya kepada siapapun.

Sharon’s calling ....

       Bangchan mengernyit kebingungan ketika melihat nama si pemanggil. Tumben sekali sahabatnya itu bersedia menelepon terlebih dahulu apalagi di saat jam kerja begini.

“ Hallo..”

“ Hai, Chris.. Emm itu..”

“ Sharon ada apa ? Apa terjadi sesuatu ?” tanya Bangchan dengan suara khawatirnya setelah mendengar suara Sharon yang sedikit ragu – ragu.

“ Ah, tidak Chris. Apakah nanti kau bisa menemuiku di tempat biasa ?” tanya Sharon dengan suara lirihnya.

“ Jam berapa ?”

Take Me Home || BangchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang