Kania berjalan keluar kamarnya, dengan baju pengantin dan wajah yang sudah di rias cantik.
Sementara Furqan sudah duduk di dan siap mengucapkan ijab Kabul.
Kania juga tidak mengerti apa yang membuat Furqan setuju menikahinya padahal tadi malam Kania sudah mati-matian membujuk nya.
Sekali pun Furqan tidak pernah memandangi Kania, dia tidak tertarik dengan gadis itu.
Kania duduk di sampingnya dengan detak jantung yang berdegup sangat kencang.
"Bagaimana semuanya sudah siap?" Tanya penghulu yang sudah ada di hadapan mereka.
Kania dan Furqan mengangguk bersamaan.
"Oke mari kita mulai"
Penghulu menjabat tangan Furqan dan mengucapkan ijab kabul dalam waktu bersamaan Furqan mengikuti.
"Saya Terima nikahnya Kania Larasati dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai"
Serentak semua orang berkata "sahh"
Saat itu juga air mata mengalir di wajah cantiknya, sekarang dia benar-benar sudah menjadi seorang istri, tetapi bukan istri lelaki yang dia cintai melainkan orang lain.
Kania mencium tangan Furqan tanpa memandanginya, sementara Furqan tidak ada ekspresi sama sekali, tidak ada yang tahu apakah dia bahagia dengan pernikahan ini atau tidak.
Setelah semua resepsi selesai semua tamu sudah pulang kerumahnya masing-masing. Kania dan Furqan kembali ke kamarnya untung bersih-bersih.
Tanpa sadar Kania hampir saja membuka bajunya dia tidak sadar bahwa di kamar itu sudah ada Furqan.
"Ekhemm" Furqan berusaha memberikan kode agar Kania tidak membuka bajunya.
"Astagaa maaf bang, Kania gak inget kalo ada abang" Dengan cepat Kania berjalan keluar kamar menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian.
Setelah selesai, Kania kembali dengan mukena dan sifat untuk sholat magrib, sebagai istri yang baik Kania bermaksud untuk mengajak suaminya sholat bersamanya.
"Abang, Kania udah siap ayo sholat" Ajak Kania dengan nada sangat hati-hati.
"Saya mau ke masjid kamu sholat aja sendiri, mulai sekarang dan seterusnya kalo mau sholat gak usah ajak saya" Furqan berjalan meninggalkan istrinya.
Kata-kata itu mungkin menyakiti hati Kania, tapi dia harus tegar karna mulai hari ini dan seterusnya dia akan mendapatkan perlakuan tidak baik dari suaminya.
Kania menarik nafasnya panjang kemudian beranjak untuk sholat.
Setelah selesai sholat Kania berjalan ke dapur bermaksud untuk menyiapkan makan malam, tetapi di sana sudah ada bundanya yang sedang menyusun makanan di meja.
"Bunda udah masak? Kenapa gak panggil kania?" Tanya Kania tidak enak.
"Gak papa Kania, hari ini pasti kamu capek" Jawab bunda lembut, Kania tersenyum ke arah wanita paru baya yang sekarang sudah jadi mertua nya.
"Ayo duduk, bunda panggil ayah dulu buat makan. Ohiya suami kamu belum pulang dari masjid?" Tanya bunda.
"Belum kayaknya" Jawab Kania.
"Ngomongin apa nih?" Ayah tiba-tiba muncul di dapur.
"Eh bunda baru mau manggil makan, ayah udah datang" Ujar bunda.
"Haha, ayah lapar bun" Jawab ayah sambil memegangi perutnya.
"Tunggu abang datang dulu yah baru kita makan" Ujar bunda sambil tersenyum.
"Gausah bunda nanti Kania bawain makanannya buat abang, kayaknya ayah udah laper banget" Jawab Kania.
"Kania emang paling ngertiin ayah" Ujar ayah sambil tersenyum ke arah Kania.
Kania tersenyum ke ayah mertuanya kemudian menuangkan nasi ke piring ayah dan bundanya seperti biasa.
Setelah selesai makan, Kania membereskan semua kemudian berniat untuk mencuci piring bekas makan mereka.
Setelah semua pekerjaan nya selesai Kania mencari tahu di mana keberadaan suaminya sekarang. Kania menemukan suaminya sedang duduk di kamar sembari menatap langit di jendela dengan tatapan dinginnya.
Kania dengan sangat hati-hari mendekati suaminya itu.
"A-abang, makan dulu Kania udah siapin di bawa" Ujar Kania perlahan agar tidak mendapatkan jawaban kasar dari suaminya lagi.
Alih-alih menjawab pertanyaan istrinya, Furqan malah beranjak keluar pintu dan tidak ingin berlama-lama bersama Kania.
Furqan menghentikan langkahnya kemudian kembali ke depan Kania.
"Beresin barang kamu, besok kita balik ke Jakarta" Ujar Furqan tanpa menatap Kania.
"Ta-tapii bang, ka-kania gak bisa ninggalin bunda" Jawab Kania.
"Terserah! Intinya besok gue balik ke Jakarta" Furqan meninggalkan Kania keluar kamar sembari membanting pintu yang membuat Kania terkejut.
Kania menarik panjang nafasmya, mau tidak mau dia Harus mengikuti semua yang suaminya inginkan jika dia mau menjadi istri yang soleha.
Dengan berat hati Kania membereskan pakaiannya dan kemudian beranjak tidur tanpa mencari tau lagi apa yang sedang di perbuat suaminya sekarang.
***
Pagi hari Kania terbangun dari tidurnya, dia meraba-raba di mana keberadaan ponsel nya dan kemudian melihat pukul berapa sekarang.
Mata Kania terbuka sempurna sewaktu menyadari bahwa hari ini dia bangun terlambat, dengan cepat Kania turun dari tempat tidur dan segera mandi.
Sementara di tempat lain, Furqan sudah sibuk memasukkan barang-barangnya ke mobil, termasuk juga barang-barang Kania.
Dengan terburu-buru Kania berlari menuruni tangga tidak ingin membuat Furqan menunggu dan marah-marah lagi.
"Ko-kok gak bangunin Kania bang?" Tanya Kania hati-hati.
"Gue bukan pembantu lo, ngapain juga gue bangunin" Jawab Furqan ketus dan membuat Kania bungkam seribu bahasa.
"Ngapain masih bengong, ayo masuk mau gue tinggal lo?" Sambung furqan lagi, sontak Kania dengan cepat membuka pintu mobil.
Di perjalanan hanya ada keheningan, baik Kania maupun Furqan tidak ada yang mengangkat suara.
Kania canggung melihat Furqan yang sedari tadi terlalu fokus mengendarai mobilnya.
Beberapa saat kemudian Kania merasa sangat bosan dan jakarta masih jauh. Kania berniat mengobrol dengan Furqan.
"Ehm bang" Ujar Kania.
"Gausah ngomong, gue lagi nyetir" Potong Furqan segera.
Dengan cepat Kania menutup mulutnya.
"Yaa tuhannn! Kaniaa gak bisaa bayangin gimanaa nanti kehidupan Kania kedepanya kalo tinggal sama kulkas berjalan ini" Batin Kania.
"Gausah ngedumel dalam hatii! Gue denger!" Ujar furqan.
Hallo guys, maaf bangett yah baru bisa up sekarang, gimaaana kabar kalian? Semoga baik2 aja yaaa:) do'ain aku smoga kedepannya bisa lebih rajin up;)
Lopyou guys♡Jangan lupa vote dan komen🙏❤
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙮 𝙡𝙤𝙫𝙚𝙡𝙮 𝙬𝙞𝙛𝙚
RomanceKania Larasati gadis cantik yang di angkat menjadi putri keluarga Mahendra setelah ibunya meninggal dunia. Dia saling mencintai dengan kakak angkatnya sendiri yaitu Arga Mahendra, dan berjanji akan menikah setelah Arga menyelesaikan kuliahnya. Seh...