Moskow, 27 Juni 2018
01.30 AM
Aresha merebahkan bedannya yang terasa letih. Berniat untuk beristirahat sejenak hingga fajar menyingsing. Dan benar saja, setelah puas menatap mentari terbit dari balkon kamar ia kembali menyibukkan diri dengan berkeliling di area villa yang ditempatinya seminggu kedepan. Setelah puas, ia berinisiatif untuk mengelilingi sekitaran kota ini. Ia bersiap dengan style yang elegan namun sangat cocok dipadukan dengan kulitnya yang seputih susu. Ia mengenakan rok diatas lulut berwarna hitam di padu dengan atasan berwarna maroon yang tentu saja preesbody, sepatu hak tinggi berwarna senada dengan rok yang dikenakan, tak ketinggalan juga tas kecil abu untuk pelengkap. Dengan merk ternama menghabiskan jutaan dollar. Ia kembali mematut dirinya dan merapikan rambut bornettenya yang sengaja terurai. Dan tersenyum puas melihat pantulan dirinya di cermin. Aresha memandu langkahnya melanjutkan tujuan awal, tak lupa dengan justin yang selalu mengamati pergerakannya sehingga merasa tak bebas. Ia dan Justin memasuki Gum Mall yang berada di pusat pemerintahan Kremlin. Gadis itu melangkah dengan penuh antusias mengelilingi Gum Mall tanpa rasa lelah, hingga ia menemukan sebuah cafe yang menarik perhatian dan memutuskan untuk menikmati ice cream yang terlihat sangat menggoda.
"Nona ingin rasa apa? " Justin membuka suara
"Rasa vanila, oh iya kau tak usah terlalu formal bicara dengan ku, anggap saja aku adalah teman mu" Justin tersenyum menanggapi dan berlalu untuk memesan ice cream kesukaan nona mudanya.
*****
Moskow, 14.15 PM
Siang ini Sean telah mendarat dengan selamat, berjalan dengan segala keangkuhan meninggalkan bandara, namun masih saja wanita-wanita kurang kerjaan tersebut berteriak histeris saat jelmaan dewa tersebut lewat. Gazza yang menyaksikan merasa risih akan tatapan lapar kaum hawa yang terlihat sangat memuja.
"Apa aku dan pria menyebalkan ini terlihat seperti seorang dewa" batinnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Brukk, tanpa sadar Gazza menabrak pria didepannya sebab berhenti dengan tiba-tiba.
"Apa yang kau pikirkan Gazza?" tanya Sean tanpa menghilangkan nada dinginnya. Gazza yang ditanyapun menggelengkan kepala pelan dan kembali melanjutkan langkahnya, perlahan mulai meninggalkan kawasan bandara. Lima belas menit perjalanan mereka sampai di hotel yang dituju untuk mengistirahatkan tubuh sejenak sebelum menyelesaikan misi. Di dalam kamar Sean masih betah memandangi selembar foto yang akan dijadikannya target malam ini. Quinsa Renoa Ravanza, wanita yang sempat membuat Sean mencintainya setengah mati. Namun dibalas dengan pengkhianatan yang luar biasa, wanita ular yang hanya memamfaatkan segala kekayaan yang Sean miliki hingga sempat-sempatnya membawa kabur uang perusahaan sehingga mengalami kerugian miliaran rupiah. Wanita yang dulu menjadi penyemangat hidup kini berubah menjadi mimpi buruk. Dan langkah terakhir yang Sean ambil adalah mempercepat kematiannya.
*****
Gravillano Caffe, Moskow
21.15 PM
Aresha memutuskan keluar malam ini, menikmati suasana malam kota Moskow yang sangat memukau. Dan disinilah ia berada, sebuah caffe yang khas Italia yang berada di tengah-tengah kota. Setelah lama menunggu, ia menyesap coffe nya dengan wajah sumringah tak terletak rasa khawatir diraut wajahnya. Lelaki yang tak jauh dari tempatnya menatap nyalang. Memperhatikan gerak gerik yang ditargetkan malam ini. Namun ada yang menyangkal pikiran Sean, ya orang itu adalah Sean. Bahkan saat ini gadis itu tak menyadari keberadaannya atau hanya sekedar pura-pura. Tanpa menunngu lama obat tidur yang ditambahkan pada minuman gadis itu telah beraksi. Kesadarannya mulai menghilang. Sean tersenyum miring menyaksikan hal itu. Dengan sigap ia membopong tubuh ringkih terbut dan membawanya ke suatu tempat. Di lain tempat Justin kalang kabut mencari sang nona, ia sudah menunggu lebih dari 2 jam di caffe tempat Aresha sebelumnya. Namun tak ada tanda-tanda bahwa gadis datang malam ini. Justin berusaha menghilangkan segala pikiran buruknya bisa saja kan Aresha menginap di hotel lain hanya untuk menikmati liburannya yang lumayan singkat, ia berniat menunggu Aresha hingga besok dan jika belum ketemu baru ia akan melaporkan pada pihak yang berwenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Mystery / Thriller"Sesuatu yang bahkan sangat jauh dari ekspetasi" Sean. "Aku sudah tau sejak awal, ini adalah campur tangan bedebah sialan itu" Aresha