CAT AND MOUSE

456 102 14
                                    

Adrian mendorong troli sembari berjalan santai mengikuti ke mana Airin pergi.

"Elo mau gue masak apa?"

Adrian tersenyum, "Terserah kamu, sugar."

"Berhenti panggil gue aneh gitu!"

"Terserah kamu mau masak apa, yang penting aku bisa makan gratis."

Airin mendengus jengkel kembali fokus pada deretan bahan makanan. Airin mengambil dua kotak spageti karena malam ini dia ingin makan itu. Membayangkannya saja sudah membuat air liurnya ingin menetes.

"Daging, tomat, bawang udah apa lagi ya?" Gumam Airin dan baru saja ingin melanjutkan langkah kaki saat Adrian menghadangnya dengan memegang satu botol saos.

"Aku udah ambil saosnya, udah lengkap semua bahannya?"

"Ya."

"Oke saatnya memasak!" Seru Adrian lalu mendorong troli menjauh meninggalkan Airin dengan tatapan tak percaya.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka tiba di rumah Airin bergegas masuk meninggalkan Adrian dengan banyak belanjaan dikedua tangan pria itu. Airin hanya beli bahan untuk memasak sedangkan pria itu membeli banyak cemilan.

Setelah ganti baju dengan kaos biru muda dan hotpants putih Airin melangkah masuk ke dapur. Dilihatnya Adrian sedang memasukan berbagai cemilan ke dalam lemari pendingin. Airin segera sibuk dengan bahan belanjaannya.

"Kamu kalau ada tamu terbiasa berpakaian seperti ini?"

Suara Adrian menghentikan aktivitas Airin memotong tomat.

"Hak gue mau pake pakaian kayak apa."

"Bajunya nggak masalah, tapi celana kamu yang terlalu pendek."

"Gue nggak peduli bukan urusan lo! Ini hak gue mau pake pakaian atau telanjang sekalian." Respon Airin berbalik wanita itu menatap marah ke pria menyebalkan itu.

Adrian menatap Airin dalam diam. Sorot mata pria itu tiba-tiba membuat jantung Airin berdebar di luar kendali.

Baru saja Airin ingin berbalik melanjutkan pekerjaannya ketika dengan sigap Adrian menahan tubuhnya. Airin yang kaget hanya bisa melotot saat tubuhnya diangkat didudukkan di atas meja dapur.

"Ma, mau apa lo?!"

Adrian tersenyum, "Apa yang kamu pikirkan, saat ikan dan kucing dalam ruangan sama?"

"Ya ikannya dimakan sama tuh kucing! Pertanyaan lo nggak penting!"

Adrian mengecup bibir Airin membuat wanita itu terbelalak kaget. Dan Airin semakin waspada saat Adrian melebarkan pahanya sehingga pria itu leluasa mendekat.

"Ja, jangan macam-macam atau gue akan -"

"Akan apa?" Bisik Adrian mengangkat kedua tangannya kini memeluk pinggang Airin.

Airin merasa dirinya seperti terjebak dalam sorot mata itu dia tidak mampu berpaling, tidak bisa berkata-kata juga melakukan pemberontakan. Hembusan napas Adrian tanpa sadar membuat bibirnya terbuka sedikit seakan tanpa sadar dia menginginkan untuk berbagi napas dengan pria itu sekarang.

"Lep - hmmph!"

Teriakan Airin terbungkam oleh bibir Adrian yang menciumnya. Pria itu melumat bibirnya dengan nafsu menggigit bahkan menghisap bibir bawahnya secara kuat. Membuat Airin tanpa sadar mengerang panjang lalu bukannya melepaskan bibir itu dari bibirnya, Airin menarik bibir itu semakin dekat dan menjambak pelan rambut Adrian.

Tubuh Airin seakan menggigil oleh perasaan tidak dapat dia mengerti. Ciuman Adrian membuat dirinya seakan melayang. Adrian menarik tubuhnya semakin menempel satu sama lain. Membelai lidahnya bahkan mengigit pelan bibir atas dan bawahnya terus seperti itu.

FATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang