YOUR'E JERK!

440 102 15
                                        

Pulang di jam yang lebih awal dari biasanya membuat Airin harus menggunakan taksi. Karena selama dua hari ini dia dengan terpaksa harus diantar jemput oleh Adrian.

Sehabis mandi dia langsung menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Berbaring nyaman sembari meregangkan otot-otot tubuh terasa pegal.

Drrtt ... drrtt ...

Airin meraih ponsel menghubungkan video call, terpampang wajah cantik Maudy.

"Halo Kak? Kenapa? Kangen ya sama aku?"

"Bukan Kakak tapi Biyan."

Mendengar nama Biyan disebut membuat raut wajahnya berbinar ceria.

"Kesayangan aku! Mana dia Kak?!"

Terdengar suara tawa Kakaknya sebelum mengarahkan ponsel ke arah Biyan.

"Tante!"

"Hai Sayang! Tante kangen!"

"Biyan juga!"

"Cepat pulang Sayang, biar Tante ada teman main, oke?!"

"Biyan pulang oke Tante,"

Airin kembali tertawa melihat aksi lucu Biyan. Ponsel itu kembali diarahkan ke Maudy.

"Airin bisa tolong Kakak?"

"Minta tolong apa Kak?"

"Kamu cek ke kamar Kakak dan Kakakmu, cari satu majalah dewasa. Kalau sudah dapat kamu cepat buang ya? Kakak selalu nggak ada kesempatan untuk buang majalah itu. Sekarang Hardi lagi keluar kamar, besok saat kami pulang pastikan majalah itu sudah musnah."

"Aku baru tahu kalau Kak Hardi suka lihat yang begituan. Oke, aku usahakan cari Kak kalau ketemu."

"Thank you, cantik! Sudah dulu Biyan mulai rewel dia belum makan."

"Oke, titip salam sama Mama bilang aku kangen."

Meletakkan ponselnya Airin beranjak keluar dari kamar. Segera memasuki kamar sang Kakak yang tidak dikunci itu.

"Di mana gue harus cari?"

Airin mulai mencari di rak buku, meja samping tempat tidur hingga dalam lemari.

"Kok nggak ketemu juga?"

Puas mencari akhirnya dia menemukan majalah tersebut dalam laci meja kerja Kakaknya.

"Apaan nih?!" Airin menutup mata ketika melihat cover dari majalah itu.

"Kak Hardi pikirannya mesum kali! Baru tau gue!" Teriak Airin mulai mengomel. Dia bergegas keluar dari kamar itu dengan majalah di tangannya.

Cup.

Airin tiba-tiba berteriak karena merasakan sapuan lembut di pipi kanannya.

"Telingaku bisa sakit Sayang, kamu teriak seperti itu."

Airin menatap kesal Adrian yang baru pulang. Jas dilampirkan di lengan dengan dasi sudah tidak rapi. Meninggalkan celana abu-abu panjang dan kemeja putih lengannya sudah digulung sampai siku.

"Kamu yang bikin aku kaget! Main nyosor aja!"

Adrian tertawa, pria itu baru saja ingin beranjak menuju kamar tapi tidak sengaja melihat ke apa yang dipegang Airin.

"Itu apa?"

Airin melotot kaget, "Huh?! Bukan apa-apa." Segera menyembunyikan majalah ke belakang tubuhnya.

"Kalau bukan apa-apa tapi panik? Itu apa? Aku ingin lihat —"

"Nggak boleh!" Airin berteriak, dia berlari menghindar namun dengan sigap Adrian meraih tangannya.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang