Chapter 9 : gift
3374 words."[Name]? Darimana saja kau?" Tanya Harry yang terperanjat kaget dari kursinya saat melihatku keluar dari lubang dan mulai menapakkan kaki di ruang rekreasi. Aku tersenyum segaris, membuat Harry, Ron, dan Hermione makin penasaran.
"Sebenarnya..." Ucapku pelan karena takut mengeluarkan suara yang bergetar, lalu duduk di kursi sebelah Harry sambil melepaskan tas gandongku, kemudian merogoh sesuatu didalamnya—beberapa kotak kecil yang diikat pita warna-warni. "Aku habis membeli ini untuk kalian, hehe.." Sambil memberi masing-masing satu pada ketiga temanku, aku nyengir selebar mungkin.
Dengan wajah bingung bercampur senang, mereka bertiga mengambilnya. Tapi Hermione tidak membukanya—malah menatapku nanar. "Kau yakin tidak sedang berbohong [Name]? rasanya tidak mungkin kau pergi hanya untuk mendapatkan ini." Kata Hermione mengangkat hadiahnya. Aku bersandar dan memeluk tasku; mulai berpikir.
Omong kosong macam apa yang harus aku katakan untuk menjawab pertanyaan seorang Jenius?
"Diam saja dan buka hadiahnya Hermione, wow lihat—aku dapat banyak sekali permen dan kue!" Gairah Ron yang mulai menjejalkan permen dan kue ke dalam mulutnya secara bersamaan.
"[Name], apa kau tidak sengaja menjatuhkan ini didalam hadiahku?" Harry mengeluarkan sesuatu dari dalam kotaknya; beberapa keping galleon. Aku mengalihkan pandangan menuju benda itu, lalu terkikik geli.
"Ya! Kurasa kau juga melakukannya pada hadiahku deh," Sahut Ron melakukan hal yang sama seperti Harry. Aku makin tertawa saat Hermione juga kebingungan saat menemukan benda itu didalam hadiahnya.
"Jadi begini teman..." Ucapku menghabiskan sisa tawa.
"Aku memang sengaja meletakannya disitu, soalnya aku berencana memberi makanan manis pada semua. Juga barang berbeda bagi setiap orangnya. Namun sesaat setelah aku membeli kue-kue dan berbagai macam permen yang disukai semua orang itu, aku baru terpikir kalau nyatanya aku tidak tahu hadiah apa lagi yang pantas untuk masing-masing kalian. Jadinya ya... aku simpan saja uang yang disisakan khusus untuk membeli hadiah selain kue itu dan menaruhnya kesana. Habis, aku bingung mau memberi apa. Kalau begini, kalian bisa membeli hadiahnya sendiri." Mereka bertiga melongo, terutama Ron—mulutnya ditutup rapat.
"Ternyata kau begitu kaya [Name], sampai memberi kami semua uang-uang emas ini. He, siapa saja sih yang akan kau beri hadiah? Dan aku heran, apa yang diberikan Ayah dan Ibumu dalam keadaan seperti ini?" Kata anak itu, sambil menggosok-gosok kepingan galleon-nya murung.
Harus sekali ya, membawa-bawa orang tua ku?
Kalau begini, aku jadi ingin menangis lagi. Tapi aku tidak suka menangis, dan paham kalau Ron sedang membicarakan keadaan keluarganya. Apa hadiahku sudah menyinggung hal tersebut? Aku tidak sadar...
Sudahlah.
"Kalau tidak mau ya tak apa, sini kembalikan!" Jawabku seadanya—menjulurkan tanganku pada Ron. Ron langsung memasang wajah galak dan memeluk koin-koinnya. "Bukan begitu! Kau ini tidak niat memberi kami hadiah ya?"
"Jika begitu ceritanya, aku mana mau pergi jauh-jauh untuk membeli itu."
Ron terdiam dan tidak menjawab apapun lagi. Begitu juga Harry dan Hermione. Sebelum menjadi tambah awkward, aku bangkit dan memutuskan untuk naik ke kamar. Sebab nyatanya aku belum lagi merasakan yang namanya tidur.
Sehabis membereskan rumahku dari sisa-sisa pecahan vas bunga ataupun barang-barang yang berserakan pasca penggusuran Ayah dari kamarnya menuju kematian, aku langsung ke pemakaman mereka tadi. Sedihnya, yang aku temukan hanya dua gundukan tanah. Yang satunya sudah dipenuhi rumput dan disebelahnya ada yang baru—yang punya ayah. Tidak ada batu nisan, hanya dua buah kayu lapuk yang ditancapkan asal sebagai tanda kalau disana ada mayat yang dikuburkan. Bahkan mereka tidak mencantumkan tanggal kematian keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and The Prisoner of Azkaban X Reader
Fanfiction[COMPLETED] [Book 1] Ini kisah-mu di tahun ketiga! Tentang kamu yang apa adanya, penuh harap, ceria, tapi juga tidak terduga. Segala sesuatu yang kamu sebut petualangan, dimulai di tahun ini! tokoh [Name] adalah dirimu! cerita ini dari sudut pandang...