'ddrrttt....'
Shafa mengangkat dan menekan tombol hijau yang tertera di Smartphone nya.
"Iya kenapa ?" Jawab shafa dengan nada yang sedikit tidak semangat."Harusnya aku yang nanya kamu kenapa ? Lemes banget deh perasaan" saut si penerima telpon di sana.
"Udah deh jangan ngeledek aku lagi gak mood banget karna hari pertama sekolah"
"HAHAHAHAHAHAHAHAHA" Hanya terdengar suara tertawa disana dan itu berhasil membuat Shafa makin bad mood.
"Izza iihh... Kenapa malah ketawa deh, sumpah kesel banget"
Yah benar, Shafa sedang menerima telpon dari sang kekasih hatinya yang bernama Izza. Hubungan yang dijalaninya sejak saat mereka kelas 3 SMP sampai sekarang. Saat ini mereka telah memasuki tahun ajaran baru dan sudah menginjak bangku sekolah menengah atas yang artinya hubungan mereka sudah jalan hampir 1 tahun.
"Aku sedih za, gak bisa satu sekolah sama kamu. Gak semangat banget gitu" ujar Shafa dengan nada sedih
"Padahal masih bisa chatingan loh shaf, masih bisa aku jemput kalau pulang sekolah. Ini cuman beda sekolah gak beda negara" kata Izza dengan sabar nya menanggapi kekasihnya yang merengek tak semangat.
"Iya aku tau, tapi aku takut.."
"Takut aku genit ? Takut aku digenitin ? Takut aku selingkuh? Denger yah shaf, kamu gak perlu khawatir soal beginian. Aku bakal jaga hatiku buat kamu sayang. Kamu gak perlu khawatir yah" ucap Izza."Kamu janji gak bakal kayak gitu kan za? Soalnya aku udah janji sama kamu gak bakal berpaling ke siapa-siapa. Ayo cepet kamu janji lagi!!" Kata shafa dengan nada tergesa-gesa.
"Shaf, kita udah omongin ini semaleman yah. Masa mau kita omongin lagi sih? Udah yah kamu pokoknya fokus aja sama sekolah kamu jangan mikirin aku, cari temen yang baik-baik oke ?" Kata Izza yang mengalihkan topik pembicaraan Shafa.
Semalaman mereka sudah membicarakan tentang Shafa yang khawatir kalau Izza berpaling dari dirinya. Bisa dibilang shafa makin posesif. Izza harus janji ini itu supaya Shafa tenang agar fokus dengan sekolah nya dan tidak memikirkan hal aneh tentang Izza lagi.
Waktu SMP mereka berdua satu sekolah dan satu kelas juga. Walaupun begitu hubungan mereka masih ada lika-liku nya, biasa namanya juga 'Pacaran' gak seru kalau mulus-mulus saja. Shafa dikenal sangat cemburuan hingga hampir menjurus posesif ke Izza. Izza terkadang suka sebal dengan Shafa yang kadang tidak mempercayainya kalau Izza ingin bermain ataupun keluar dengan temannya padahal teman laki-laki, gimana teman wanita. Izza hampir tidak pernah berinteraksi dengan teman wanita, bukan karna tidak boleh oleh Shafa. Tapi, ia malas harus ribut-ribut dengan Shafa sehabis berinteraksi dengan wanita lain.
Saat ini mereka berdua beda sekolah menengah atas. Shafa diterima di SMA harapan, salah satu SMA Negeri favorit yang ada di daerah terdekat rumahnya. Shafa bukan orang yang berada dan juga bukan orang tak punya, tapi dia ingin masuk SMA negeri karna setidaknya dia hanya perlu bayar bimbel saja dan tidak perlu bayar spp ini itu. Akhirnya terwujud, dengan nem yang ia punya Shafa bisa bersekolah di SMA Harapan.
Sedangkan Izza, ia termasuk cowo yang sedikit tidak ambisius soal sekolah negeri.
'Dapet sekolah negeri syukur tidak dapet pun yah swasta berarti' say Izza.Saat itu Shafa marah karna Izza sangat tidak mementingkan belajar. Karna Shafa ingin Izza satu sekolah lagi dengan nya, Izza di paksa untuk belajar soal-soal ujian nasional. Bahkan Shafa mengajak Izza untuk bimbingan belajar bersama disalah satu bimbel dekat rumahnya. Akhirnya Izza mau walaupun ia sedikit di tertawakan oleh teman-temannya karna kata mereka Izza sangat bucin 'Budak cinta' . Awalnya memang marah Izza dicemooh seperti itu, tapi lama kelamaan ajakan Shafa untuk belajar ada benarnya karna sekolah swasta cukup mahal untuk dirinya dan pasti akan membebankan orang tuanya, jadi Izza sedikit 'bodo amat' kalau diejek oleh temannya. 'Toh ini buat gua sendiri kenapa harus malu' .
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Happy Now ?
Teen FictionCerita dari sudut pandang wanita yang tak akan pernah diketahui siapapun apalagi sang laki-lakinya. Sampai sekarang, cerita ini belum selesai dan tidak tau arah nya akan kemana, oleh sebab itu mari bantu wanita ini menebak-nebak apa yang di mau laki...