Kota Semarang, april 2006
"Lun, aku harus pergi sekarang, nenek ku di bogor sakit. Aku harus temenin dia sampe sembuh, aku sengaja ngasih tau kamu beda dari yang lain, mepet-mepet gini. Biar kamu ngga nahan aku, biar aku juga nggak kepikiran kamu di sana." ucap Alan.
"Tapi hiks aku hiks tetep sedih..."
"Udah lun, yang sabar, kan masih ada kita." Ucap edo menyemangati, diikuti Sheila yang juga merangkul pundaknya sedari tadi. Edo cukup tahu bahwa Luna menyukai Alan sahabatnya. Mereka sudah saling mengenal dari tk sampai sekarang kelas 6 sd. Dan perasaan Luna ke Alan pun sudah lama adanya, Alan pun memiliki sedikit rasa kepada Luna akhir-akhir ini. Namun Alan belum menyadari jika itu adalah rasa cintanya ke Luna.
"Janji ya hiks kamu harus pulang hiks." Ucap Luna dengan air mata yang masih senantiasa mengalir deras di pipi putihnya yang chuby itu. Alan pun yang tak tahu kapan akan kembali pun tak menjawab perkataan Luna. Melainkan merengkuhnya kedalam peluknya. Ini adalah pelukan yang luna sukai, yang membuat luna nyaman.
Aku juga nggak tahu kapan aku bisa pulang
Mereka semua berpelukan, saling menyayangi, saling menguatkan, saling mengingatkan bahwa masih ada mereka disini. Acara berpelukan selesai. Alan harus pergi ke rumah untuk berangkat ke bandara. Edo, Sheila, dan luna kembali ke rumah Luna untuk menenangkan putri manja itu. Melepas cinta pertamamu pergi begitu saja itu berat.
🍒🍒🍒
Kota Semarang, 11 November 2019
"Hai Luna!"
"Iya, hai juga Jes!"
"Pagi Lun!"
"Hai, pagi juga!" Dan banyak lagi sapaan yang didapatkan asisten pribadi Edo itu. Selain terkenal ramah, Luna tak pernah marah kepada bawahannya. Paling hanya teguran atau omelan. Seseorang mendatangi mejanya. Itu bosnya sekaligus sahabatnya, Edo.
"Tebak siapa yang dapet cuti 1 minggu." Ucapnya sambil menyerahkan amplop coklat berisi surat perizinan cuti selama 1 minggu ini. Ya, pegawai teladan di kantor milik Edo selalu di beri cuti panjang untuk merilekskan pikirannya, baik sekali bukan?
"Aww, makasih Do. Yaampun aku udah tunggu-tunggu giliran aku." Ucapnya sambil memeluk Edo dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya masih memegang amplop itu.
"Sama-sama. Lagian nggak ada pengiriman,meeting atau apapun lagi sih. Gue juga mau liburan di bali. Kalo lo mau kemana?"
"Luna mau liburan sendiri aja kayaknya deh," Luna menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong lalu bertanya, "Alan masih belum ketemu ya?"
"Sabar Lun, gue juga kangen dikit sama Alan tapi ya gimana lagi. Suruhan gue udah gue suruh nyari tapi ga ketemu. Emang kenapa sih Lun? emak lu suruh elu cepet-cepet nikah lagi? kan gue udah bilang gue bisa lamar lo sekarang," canda Edo mencairkan suasana.
"Ish, yaudah gue pulang sekarang aja ya? Mau packing."
"Kiss dulu."
"Eh, sheila dateng tuh!"
"Mana woy anjir?!"
"Tapi boong," detik berikutnya Luna tertawa keras bisa mengerjai Edo. Di detik yang sama pula edo memajukan bibirnya kedepan dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Bercanda Do elah, peluk aja nih ya." bujuk Luna lalu memeluk Edo erat. Lalu setelah berpamitan dan berbasa-basi Luna pun pulang. Sesampainya di rumah Luna mengemas barang-barang dia selama 5 hari di sana.
🍒🍒🍒
Jakarta 12 November 2019
Setelah menaiki taxi dari bandara menuju apartemen sewaannya dan meminta kunci kepada resepsionis, setelah sampai di apartemen sewaannya itu Luna langsung masuk ke dalam dan duduk di ruang tengah mengistirahatkan tubuhnya yang cukup lelah. Namun istirahatnya terganggu, ada tetangga yang mengingatkannya untuk menutup pintu. Tetapi kekesalannya hilang setelah melihat wajah sang tetangga lelaki itu. Dia masih mengingat wajah yang dilihatnya 13 tahun yang lalu, agak berubah namun tak sepenuhnya. Ya, dia yakin itu Alan. "Luna?" tanya Alan memastikan bahwa itu adalah sahabatnya.