01.

31 4 2
                                    

🔺SHORT STORY🔺

🌙KEMBALI🌙

🌱🌱🌱


-ZEAN-

Aku sudah menyukai dia, sedari aku berumur sebelas tahun. Aku tebak, kalian pasti tak menyangka jika aku menyukai laki-laki saat diriku menginjak usia sebelas tahun.

Tetapi sekarang, usiaku sudah empat belas tahun. Dan lelaki yang kusukai, berumur sembilan belas tahun atau sekarang dia sudah kuliah semester satu. Akupun tak menyangka, anak SMP menyukai laki-laki yang lima tahun lebih tua darinya? Itu sangat mengejutkan bagiku.

Apakah kalian penasaran, dengan ceritaku dan dia? Baiklah, akan kuceritakan.

-ZEAN-

04.00PM

"Zean, mau ikut ke puncak gak? Soalnya Chio sama kak Jaerin juga mau ke puncak." tanya Chica pada Zean yang sedang duduk sembari berkaca.

"Kapan? Sekarang? Tungguin Zean dong, Ca." Zean segera mengambil Liptint lalu memakainya.

Zean tersenyum, "Ayo Ca, naik mobil kan?" tanya Zean lagi.

"Zean mah banyak tanya, cepetan ih mobilnya kan ada dirumah tante Leeya. Nanti kalo kita ditinggalin gimana? Ayo Ze!" Zean hanya diam saat Chica menarik paksa dirinya.

Saat sampai di ruang tamu, Zean dan Chica sangat terkejut. Ia melihat ada keluarga jauhnya juga datang ke rumah nenek mereka.

Tapi bukan terkejut karna melihat tante dan om-nya, melainkan satu orang lelaki yang Zean tak tahu siapa namanya.

Diam-diam Zean kembali menuju kamar tidurnya, ada dua alasan mengapa Zean tidak ingin bertemu keluarga jauhnya.

Yang pertama karna Zean malu dengan penampilan dirinya sendiri, dan yang kedua karna ada lelaki yang Zean tak ketahui identitasnya.

Takut? Tentu tidak, tetapi lelaki yang Zean lihat itu sangat tampan sampai-sampai Zean tidak mau lelaki itu melihat dirinya.

Namun saat sudah sampai didepan pintu kamarnya, seseorang menarik tangan kiri Zean.

"Ayo Ze, di depan ada Om sama Tante tuh." Zean yang mendengar ajakan Chica hanya menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

Chica tak peduli, dengan tenaga sekuat banteng Chica menarik Zean menuju ruang tamu kembali.

Dan pada akhirnya, Zean harus menanggung malu yang sangat amat tinggi.

Lalu sekarang? Zean dan Chica menjadi pusat perhatian di ruang tamu, bahkan sampai wajah Chica dengan Zean merah padam.

Lalu Zean tersenyum, "Tante, gimana kabarnya?" Winda membalas senyuman Zean dan menghampirinya.

Winda memeluk Zean, "Baik atuh neng, Sasya gimana kemarin di Seoul? Enak kan tinggal di Seoul?" Tanya Winda kembali.

Namun tak ada tanggapan dari Zean, Winda melihat Zean sedang fokus melihat sesuatu. Bukan sesuatu, namun seseorang.

Winda tersenyum kembali, "Itu namanya Winwin, anak pertama Tante." Pernyataan itu membuat Zean tersadar.

"Eh, itu anak Tante? Kok yang sering aku liat itu kak Shinji, ya bukan Winwin? Eh maksudnya kak Winwin, bukan bukan maksudnya bang Winwin, atau ko Winwin? Umm, ata--" Ucapan Zean terpotong oleh ucapan Winda.

Kembali ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang