✎ | hurt me, kill me.

562 100 23
                                    

hyunjin sedari tadi tidak ada hentinya meringis kesakitan ketika seungmin memberikan salep di pelipisnya yang memar.

bahkan jarak wajah mereka sekarang hanya terhitung lima senti. kalau kalian tanya apa kabar jantung seungmin saat ini, tentu saja jawaban nya pasti tidak normal.

pemuda manis itu tengah berusaha melawan getar di tubuhnya, dan mengobati luka di wajah hyunjin dengan telaten.

"udah aku bilang, jangan suka nyari masalah sama geng nya guanlin." seungmin melirik hyunjin sekilas, setelah itu ia kembali fokus mengolesi salep di pelipis dan sudut bibir hyunjin yang membiru.

hyunjin mendesis, sebelum akhirnya ia membalas ucapan seungmin.

"mereka buat ulah lagi min,"

"ya tapi akibatnya gini kan? selalu kamu yang berujung babak belur."

hyunjin menghela nafas kasar, kemudian mengerucutkan bibirnya kesal membuat atensi seungmin teralihkan sebentar pada pemuda tampan yang ada di depannya itu.

"ngapain kamu sampe babak belur gini?" tanya seungmin sambil meniup pelan luka memar di pelipis hyunjin.

"dia bully orang,"

"terus, kamu tolong?"

"iya dong, orangnya manis soalnya hehe."

seungmin berhenti mengobati luka hyunjin sebentar.

rasanya dada seungmin seperti di tusuk beribu-ribu anak panah setelah mendengar ucapan dari mulut hyunjin.

"aku belum sempet kenalan sih sama dia, soalnya aku keburu k.o." curhat hyunjin sambil tertawa kencang sebelum ia kembali meringis dan memegang sudut bibirnya.

"ish! jangan banyak ketawa dulu, luka kamu belum sembuh!" omel seungmin.

hyunjin hanya terkekeh geli, kemudian ia kembali bercerita tentang laki-laki manis yang sempat ia tolong dari bullyan guanlin.

senyum cerah tercetak jelas di raut wajah sahabatnya itu. dapat di jelaskan jika hyunjin benar-benar senang saat ini.

seungmin berdehem pelan dan mengiyakan ucapan hyunjin ketika pemuda bermata sipit itu terus mengoceh dan memuji laki-laki yang sempat ia tolong tadi.

sakit? cemburu?

seungmin bakal jawab iya kalo ada yang tanya soal itu.

tapi yang cuma bisa seungmin lakukan hanya ikut tertawa bahagia ketika hyunjin menceritakan laki-laki itu dengan raut wajah senang.

seungmin udah janji pada dirinya sendiri, kalau ia akan menanggung semua resikonya ketika ia memilih untuk terus mencintai sahabatnya itu.

walaupun ia tau, menyukai hyunjin adalah perkara patah hati yang paling menyakitkan.

karena pikir seungmin, level tertinggi dalam mencintai seseorang itu adalah merelakan orang tersayangnya bahagia kan?

meskipun seungmin tau, bukan ia yang menjadi alasan mengapa hyunjin bahagia.

siapapun tolong, beri seungmin penghargaan dengan kategori manusia terkuat di sini.

—𝐢𝐧𝐭𝐢𝐦𝐚𝐭𝐞 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝—


seungmin terduduk lesu di bangku kantin sambil mendengar kan alunan musik dari iPad nya.

memutar lagu kesukaan dari band kebanggaanya.

seungmin benci ini, seungmin benci perasaannya. seungmin benci hyunjin, tapi seungmin lebih benci ketika ia tau, kalau ia tidak akan pernah bisa membenci hyunjin sepenuhnya.

sahabatnya itu selalu berhasil membuat perasaannya terombang-ambing tidak jelas.

seungmin menghela nafas panjang, sebelum akhirnya ia tergelonjak kaget saat merasakan tepukan keras di bahunya.

"k–kak chan?"

dengan buru-buru, seungmin mematikan iPod miliknya.

chan hanya tertawa gemas ketika melihat ekspresi kaget seungmin.

"kakak ngagetin ya?"

seungmin menggeleng kecil, "em.. ngga kok, kak chan ngapain disini?"

kakak tingkatnya itu mendaratkan bokongnya di bangku kantin, duduk di samping seungmin dan menggeserkan badannya hingga tubuh pemuda manis itu menempel sama tubuhnya.

"harusnya kakak yang nanya kenapa kamu disini? ini lagi jam pelajaran min, kok gak masuk kelas?"

"hehe, lagi gak mood belajar." jawab seungmin sambil nyengir hingga kedua matanya menyipit.

"lagi patah hati ya?"

seungmin lagi-lagi menggeleng kecil.

"bolos yuk,"

"hhah?"

"kita main ke timezone."

tanpa basa-basi chan menarik pergelangan tangan seungmin.

mengajak pemuda manis itu keluar sekolah lewat gerbang belakang.

seungmin cuma bisa pasrah, dia juga muak jika di kelas, apalagi sekarang pelajaran ekonomi dan sejarah. kepala seungmin bisa meledak nantinya.

saat sampai di timezone, chan mengajak seungmin bermain banyak disana. mulai dari bermain ring basket, motor-motoran, mengambil boneka di mesin capit boneka, membelikan seungmin eskrim sampai-sampai mereka mengabadikan momen dengan photobox disana.

seungmin terkekeh kecil ketika chan mulai bertingkah bodoh di dalam photobox. seperti berpose lucu atau menggunakan aksesoris aneh yang ada disana.

"kak chan, ayo melet!"

"boleh,"

cekrek!

—𝐢𝐧𝐭𝐢𝐦𝐚𝐭𝐞 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝—

waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. chan mengajak seungmin pulang ketika ia melihat seungmin yang sepertinya sudah kelelahan.

seungmin menurut, ia juga merasa sudah membaik.

"kak, makasih ya!" seungmin tersenyum lebar, memeluk pinggang chan senang.

pria berbadan tegap itu sempat terhuyung sedikit akibat pelukan kencang dari seungmin.

detak jantung chan tiba-tiba berdegup kencang, sebesar ini kah pengaruh seungmin pada hidupnya?

laki-laki itu hanya terkekeh pelan, kemudian membalasnya dengan rangkulan kecil dan mengusap pelan surai rambut seungmin.

mereka terlalu asik menghabiskan waktu berdua, hingga tanpa sadar,






hyunjin (26) missed calls.







lullabycious,

lullabycious,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐢𝐧𝐭𝐢𝐦𝐚𝐭𝐞 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝  ↪hyunminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang