Pertemuan Pertama

6 0 0
                                    

" Hei, kamu mau kemana? Jangan sembunyi. Jawab dulu pertanyaanku..."

Aku terus berlari menghindar. Jantungku berdegup sangat kencang. Napasku sengal. Sepertinya oksigen iri dengan apa yang baru saja terjadi. Mataku panas, sirat panik jelas tergambar di sudutnya. Kakiku sudah lemas. Dadaku terus memompa mencari udara yang bisa ku hirup, hidungku lelah.

"Tidak, tolong jangan berhenti sekarang. Harus menjauh, jangan disini." keluhku

"Tunggu.." suaranya menjauh

Suara menggema itu perlahan menghilang. Kakiku melambat, mataku mengendur. Napasku sedikit demi sedikit kembali beraturan. Tanganku sekuat tenaga meraih sembarang benda, tiang di sudut lorong. Aku bersandar meregangkan otot kaki dan dada. Mataku masih awas, meski hanya sunyi yg terdengar. Perlahan aku kembali melangkah kembali ke tempatku. Tas sekolahku tertinggal di kelas sebelumnya. Aku harus kembali.

"Sepertinya aman, tak ada orang." bisikku

Kaki gontaiku melangkah ke dalam ruang senyap dan gelap. Susunan meja dan kursi rapi tertata. Jendela masih tertutup. Entah kenapa aku ada di sini sendirian. Tak ada teman atau guru. Tapi saat itu aku seperti tak peduli, aku hanya ingin mengambil tasku dan secepatnya pulang tanpa ketahuan siapapun.

Keluhan itu membuatku tak sadar, ternyata aku sudah berjalan menjauh dari kursi-kursi itu dan menggendong sebuah tas ransel ungu. Kepalaku sedikit pening. Aku mengernyitkan dahi dan berbelok keluar kelas. Sayup-sayup terdengar langkah mendekat, tapi aku berusaha acuh. Aku ingin cepat-cepat sampai rumah dan tidur. Ini sudah malam, badanku sangat lelah. Lalu ada tangan menyentuh lenganku....hangat.

"Kamu mau kemana? Pertanyaanku belum kamu jawab." protes suara di belakangku

"Hah...." aku menoleh ketakutan

"Aku rindu kamu, na." bisiknya sambil memeluk

"Humph....." aku terkejut menutup mulut

Tidak. Seseorang tolong aku. Badanku membeku, dingin. Semua benar-benar terasa nyata. Aku berusaha menggelengkan kepala, menyadarkan diri. Mataku berkedip. Alis terangkat, perlahan aku tersadar. Situasinya mendadak berubah. Sekarang aku memandang plafon kamar. Kebingungan..

"Mimpi ? Barusan itu aku bermimpi ?" aku keheranan

Rasanya lebih dari nyata. Bahkan napasku masih terengah-engah. Dahiku penuh keringat. Terdengar suara pintu diketuk.

" Luna, bangun. Siap-siap sekarang. Sekolahmu jauh lho...sekarang jam 6, ayo cepet bangun." suara ibu di balik pintu

"I...iya. Luna udah bangun kok bu. Lagi beresin kamar nih." sahutku pura-pura

"Seragamnya di pintu lemari yaa. Ibu sudah gosokkan, jangan pakai yang lama sudah lusuh."

"Siap bu, makasih."

Hari ini hari pertamaku di sekolah baru. Tahun keduaku di bangku SMP, rasanya berdebar-debar. Bisa dibilang aku murid pindahan. Karna ayah dipindahtugaskan jadi aku dan ibu ikut ayah ke kota baru ini. Meskipun akan sulit beradaptasi entah kenapa hari ini energiku penuh sampai ke kepala. Mataku berbinar, kakiku tak bisa diam. Jantungku terus berdegup kencang sampai-sampai tanganku basah penuh keringat. Aku bersemangat, mimpi semalam sungguh manis.

Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang