Gerbang biru tinggi di depan mataku. Gagah dan kuat menyambut murid-murid melangkah berdatangan. Tersirat sedikit rasa khawatir yang membuat dadaku nyeri. Tapi, ini masih permulaan bukan apa-apa. Mataku berputar memandangi sekitar. Kolam ikan dan pot-pot tanaman hias mengelilinginya. Jendela-jendela besar terbuka. Atap lorong penuh lampu dan kayu. Murid-murid bergurau di sana sini akrab berlarian. Sebagian duduk-duduk mengeluh tentang tugas semalam. Aku mengenggam erat tali tasku, menggigit bibir. Tiba-tiba....
"Ups, maaf. Aku buru-buru." ucap seseorang dengan sopan
"Ah, iya ga apa-apa."
"Lho, sebentar. Aku....baru melihat kamu di sekolah ini. Kamu siapa?" telisiknya
"Ahiya, aku murid pindahan. Aku Luna salam kenal." ku ulurkan tanganku
"Ooh, Luna aku Dani. Salam kenal. Nyari kelas berapa ?" tanyanya lagi
"Emm, kelas 8B. Kamu tau ga dimana ?"
"Eh, aku kelas 8B jugaa. Kita sekelas lho. Ikut aku aja yuk.." ajak Dani
"Wah, kebetulan ya, hehe. Boleh deh." jawabku riang
"Kesini, abis lapangan ini luruus...terus naik tangga. Cari yg pintunya tulisan kelas 8B. Ada di sebelah kiri." jelasnya
"Ayo deh kalo gitu." tukasku
"Yuk, cepet sebentar lagi upacara. Kamu bawa atribut kan ?"
"Bawa kok." ujarku
Pagi itu aku mendapat teman baru. Ramah, tinggi dan riang. Dani kelihatannya bisa diandalkan. Rasa cemas yang tadi kurasa perlahan memudar. Aku harus berterimakasih pada Dani. Kalau bukan karna dia hari ini aku pasti masih merasa canggung dan kebingungan. Dan lagi....dia terlihat lumayan tampan. Menarik.
"Hush apa sih kamu, na. masih pagi juga. Fokus fokus.." ucapku dalam hati
"Kepada ! Pembina upacara, hormaaat grak ! Tegaaak grak !" seketika ujaran pemimpin upacara mengagetkan lamunanku
Aku mengikuti upacara seperti biasa tanpa ada perbedaan yg berarti. Hanya saja, orang yang baru ku kenal kini ada di tengah lapangan. Ya, Dani, dia pemimpin upacara. Dia Ketua OSIS angkatan baru. Dan hari ini tugas pertamanya menjadi pemimpin upacara. Anak tampan nan baik hati itu, idola seisi sekolah. Bisik-bisik anak siswi di belakangku membicarakan dia.
"Hey, liat. Ganteng ya dia. Tegap banget. Cocok jadi Ketua OSIS." bisik gadis pertama
"Ish, sebenernya Ryan lebih pantes lho. Tapi ya boleh juga sih, hihi. Ganteng." jawab teman di sebelahnya.
"Ga salah deh aku pilih Dani. Walaupun kemarin dia nolak aku, tapi paling ga dia jadi Ketua OSIS angkatan kita. Haha." jawab gadis pertama
"Iya ya, seneng deh kalo tiap senin liat dia di lapangan. Jadi ga ngantuk, iya ga sih." kekeh temannya lagi
"Betul, betul." sambut gadis pertama
Ajaib ya. Wajah tampan memang mudah memikat orang. Semua hal akan terasa mudah dan terlihat baik-baik saja bagi si wajah rupawan. Tidak seperti kami pemilik wajah pas-pas yang cenderung diabaikan. Terkadang berusaha sekuat hati untuk percaya diri tapi tetap saja dipandang sebelah mata.