Chapter 1: Regret

90 11 1
                                    


Aku dapat merasakan darah mengalir deras dari beberapa bagian tubuhku...

Ah, rasanya sakit sekali

Ugh, apakah ini rasanya menuju kematian?

Dadaku terasa semakin sesak dan aku kesulitan bernafas

Drrrrttttt (Handphone bergetar)

Aku mencoba memfokuskan pandangan dan pendengaranku ditengah semua rasa sakit yang luar biasa ini, dan mencoba menemukan dimana keberadaan benda itu

"Dd.. Dimana?" Ucapku frustasi, ketika tiba-tiba aku merasakan kaki kananku menabrak sesuatu di bawah sana

"Oh, hanphoneku... Ternyata ada di situ" ucapku lega

Namun masalahnya besi rangka mobil ini menjepit sebagian anggota tubuhku, sehingga aku agak kesulitan untuk dapat menggerakkan kaki dan tanganku...

Sekuat tenaga kucoba untuk membalik handphone yang dalam posisi telungkup itu, besi itu menusuk perutku lebih dalam karena hal ini...

Tapi aku tidak perduli.

Karena sepertinya, walaupun aku tetap diam pun... aku memang benar-benar akan mati disini

Dengan susah payah aku menggerakkan kaki kananku, benda itu pun akhirnya terbalik dan menampilkan home screen

Membuatku lega untuk beberapa saat

Terlihat sebuah nama penelfon dan foto seseorang yang sangat familiar buatku

Oh tidak, hari ini hari ulang tahunnya, aku tidak boleh terlambat lagi...

Tapi aku tidak bisa bergerak, besi rangka mobil ini menusuk perutku sehingga aku tidak dapat bergerak sama sekali

Apa yang harus aku lakukan?... Aku hanya akan membuatnya khawatir, jika menjawab telfonnya sekarang

Kalau aku tidak berhasil datang tepat waktu karena kejadian ini, apa ia akan  memaafkanku?

Ah, kenapa berfikir sejauh itu... Sepertinya aku memang akan mati di tempat ini?
Aku tertawa getir

Oh Tuhan, inikah hukuman untuk ku?... Karena lebih memilih bekerja dari pada menemaninya seharian ini?

"Ukhuk..., Jjaeyeon ah..." Aku terbatuk dan merasakan cairan hangat itu meluncur dari mulutku

"Oppa ga mianhae" Ucapku sambil menatap ponsel yang terus berbunyi itu dengan lesu

Sepertinya, inilah akhir kehidupanku. Rasanya darahku sudah hampir keluar semua dari dalam tubuhku ini.

Aku hanya tersenyum alih-alih menangis

Aku menatap gantungan foto aku dan pacarku di dekat dashboard mobilku

Semoga Jjaeyeonku sayang, dapat bertemu dengan pria yang jauh lebih baik dari pada aku.

Aku tersenyum dengan semua rasa sakit itu, sakit dari luka-luka ini dan sakit dari dalam lubuk hatiku

Dan semua menghilang beserta semua penyesalan dan lembaran-lembaran kenangan indah ketika bersamanya yang berkelebatan di mataku dalam kegelapan ini

🍁

Without You

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang