01

9 3 0
                                    

" hai Binta! " sapa salah seorang perempuan

merasa terpanggil perempuan yang disapa itupun menoleh kesamping tepat disampingnya ada perempuan lain yakni sahabatnya

" tumben udah dateng biasanya dateng tiga menit sebelum bel " ucap perempuan itu siapa lagi kalau bukan Binta Meinda Putri anak teladan kepercayaan guru meskipun ia tidak terlalu pintar tapi ia adalah anak patuh yang selalu taat aturan sekolah

" ya lo udah baca chat gua semalem kan? " tanya sahabatnya yang bernama Zeera Agnesia

" emang lo chat gue? ngga ada pesan masuk " ucap Binta bermaksud ingin menjahili sahabatnya dengan pura pura tidak membaca pesan yang ia kirim semalam kalau tidak salah isinya ingin menyontek karna ia tidak paham dan malas mengerjakan tugas rumah

" ck gue kan mau nyontek pr lo ta " eluh sang sahabat

" emang ada pr? " tanya Binta dengan muka sok tidak tahu apa apa

" jangan bercanda ta jangan pura pura lupa juga " ucap Zee yang panik

Binta pun hanya mengabaikan ucapan sang sahabat sampai ketika mereka sudah berada di luar kelas dan karna merasa diabaikan oleh Binta Zee pun segera melengos masuk kedalam kelas dengan tampang yang sangat bete dan sedikit menghentakan kakinya

" pagi semua " sapa Binta ketika sudah masuk kedalam kelas dan dijawab serempak oleh teman temanya yang sudah datang lebih dulu

Binta segera menyusul sang sahabat lalu mendudukan dirinya disamping sang sahabat dan segera mencari buku pr lalu ia berikan pada sang sahabat yang masih setia memalingkan mukanya agar tidak melihat Binta ya ngambek ceritanya wkwk

" mau nyontek ngga? " tanya Binta sambil menaruh bukunya diatas meja sang sahabat

" hehe makasih ta lo terbaik deh " ucap Zee dengan tampang sumringah setelah mendapatkan contekan

" gue mau ke kantin mau nitip? " tanya Binta lalu dijawab anggukan semangat Zeera " mau nitip apa? "

" roti sama teh pucuk aja ta gue udah sarapan tadi dirumah " ucap sang sahabat yang sedang fokus menyalin jawaban

" oke gantiin duit gua dua kali lipat ya zee " ucap Binta lalu disusul kekehan ringannya dan segera pergi ke kantin

sepanjang perjalanan menuju kantin sekolah tidak jarang murid yang menyapa Binta atau bahkan menatap Binta dengan tatapan tidak suka pastinya ada karna selain murid kepercayaan guru Binta juga mempunyai paras yang lumayan cantik dia mempunyai mata yang bulat , hidung mancung , rambut pendek rapih sepundak , bibir kecil namun berisi , kulit sawo matang , pipi tirus namun masih sedikit tembam , dan tubuh yang ideal.

makanya tidak jarang para siswi iri dengan Binta bahkan sampai membencinya , namun Binta tidak pernah peduli tentang tanggapan orang lain terhadapnya ia justru santai dan tidak mempermasalahkan apapun

sampainya dikantin Binta segera membeli pesanan Zeera dan untuknya sendiri yaitu 3 roti dan 2 teh botol teh pucuk. saat Zeera ingin membayar ia bertemu dengan pria yang pernah membuat ia kacau total.

berusaha tidak ingin peduli akan kehadiran pria itu ia segera membayar dan pergi dari kantin dengan terburu buru hanya untuk menghindari pria itu yang saat ini sedang mengikutinya.

" binta! " panggil pria itu lalu setelah dirasa Binta sudah terdiam dan tidak menghindarinya ia segera berlari mendekat dan meraih tangan Binta

" lo mau apa? " tanya Binta lalu menepis tangan pria tersebut dengan kasar " udah puas lo bikin gue sakit hati hm? udah puas lo selingkuh dibelakang gue? puas aldo puas?! " geram binta

" ta aku bisa jelasin semuanya please dengerin aku dulu ta " mohon pria tersebut yang tak lain adalah kekasihnya Aldo Pratama

" ngga perlu dijelasin lagi do , kita selesai " ucap binta lalu segera berjalan penuh yakin menuju kelasnya meninggalkan Aldo yang masih mematung tidak percaya

" udah putus lo dari temen gue? haha emang aldo tuh ngga cocok sama pengkhianat kayak lo Binta " ia mengenali suara itu suara berat yang dipenuhi kebencian maka Binta terdiam membeku disana sambil menatap pria itu dengan tatapan yang tidak dapat dijelaskan

ia rindu padanya tapi ia juga benci padanya.

" habis ini siapa lagi temen gue yang bakal lo deketin? " tanya pria itu yang saat ini sedang menyenderkan badanya di dekat gudang sekolah sambil memperhatikan Binta dengan tatapan kebencian " dasar murahan " lanjut pria itu lalu segera saja dapat tamparan keras dipipi kirinya siapa lagi kalau bukan Binta pelakunya

" brengsek gue bukan cewe murahan Kenza! " suara Binta sudah meninggi dan untungnya koridor itu cukup sepi lalu dengan segera ia pergi meninggalkan Kenza Aldieno disana berlari kencang sambil menangis tanpa memikirn orang orang sekitar yang melihatnya

kata kata Kenza barusan terlampau menyakitkan ia bukan perempuan murahan.

" lagi lagi lo buat gue benci sama lo za brengsek kenapa harus sesakit ini " monolognya membatin sambil terus menangis sial ia membenci Kenza mantan sahabatnya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang