1

38 6 0
                                    

"Oi. Min. Minho!" Laki-laki yang berambut putih itu panggil. 

"Hah?" Minho tanya.

"Hah hoh hah hoh. Ngelamun mulu sih lo."

"Ya maap."

Sekarang waktunya jam makan siang. Minho duduk bersama 3 sahabatnya; Felix, Changbin dan Seungmin. 

"Seungmin juga ngelamun ae." Kata Changbin sambil memuluk pundak Seungmin. "Bangchan mulu pikiran lo."

"Iyalah. Baru aja gue putus ama nak Ayen." Ujar Seungmin dengan nada kesal. "Sekarang gue harus menangin crush baru gue..."

Felix menghelus pundak Seungmin dan bersenderan disitu, "Cup cup cup... Sabar ya Min..."

"Minho kapan nih nyari pacar?" Felix tanya.

Minho yang sedang memandang pemandangan luar jendela dengan cepat langsung memindahkan pandangannya dan menatap Felix. "Hah?" Ia jawab.

"Uhuhuhuu... Minho lagi mikirin cewe nihh kayaknyaa..." Ganggu Changbin.

"Gue homo bangsat." Ujar Minho.

"Oiya lupa. Mikirin cowo yaaa??" Tanya Changbin.

"Gue lagi gak pengen mikirin soal pacaran... gue mikirin kuliah dulu baru pacaran..." Minho jawab. 3 pria yang ada di meja itu melihat Minho dengan muka bingung.

"Lah. Kok gitu? Justru enaknya pacaran tu pas masih sekolah, biar kuliahnya enak..." Saran Felix.

"Gak tau sih. Gue sebenernya males nyari pacar." Sambung Minho. "Lo juga jomblo kan, Lix?"

"Iya. Tapi kan lagi pedekate." 

"Ama siapa? Kok gue gak pernah tau?" Changbin tanya sambil makan makanannya.

Minho pura-pura batuk, sambil bulak-balik liatin Felix dan Changbin. Felix langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Minho, dia langsung jewer telinga Minho sekencang-kencangnya.

"Eh, eh, eh maap Lix maap. Plis plis plis." Minho mohon sambil memukul tangan Felix yang masih memegang telinganya. Seungmin dan Changbin hanya tertawa. "Lo sensi amat sih Lix, gue lagi pilek juga-"

Felix ngencengin jewerannya, menyebabkan Minho teriak tebih kencang lagi. "Bitch don't expose me."

.

.

.

.

Lee Minho emang waktu itu sering mendapatkan pertanyaan satu itu; "Lo kapan pacaran?"

Ia coba memberikan alasan yang masuk akal, seperti; "Mau fokus sekolah dulu, pacaran ntar kuliah aja." Tapi malah dikasih saran untuk pacaran pas masih jaman sekolah biar kuliahnya gak repot. Sebetulnya alasan sebenarnya agak miris. Dia takut gak bisa jagain pacarnya dengan benar.

Ia setelah 15 tahun menjadi cowok lurus, ia memutuskan untuk menjadi homo. Karena? Alasannya simpel dan agak absurd; pengen nyoba aja. Abisnya 15 tahun jadi lurus, semua cewek yang dia pernah pacarin gak ada yang cocok, siapa tau jodoh dia emang seorang jantan. Dia sekarang sudah 16 tahun, berarti sudah setahun dia homo. 

Tapi emang sih, dia waktu itu pernah pacaran sama jantan dan emang tahan lama tu hubungan mereka. Sama Chan pacarannya sampe setahun, sama cewek-cewek sebelumnya? Kadang-kadang ada yang 2 minggu, 2 hari, sebulan, ya waktu durasi mereka pacaran pokoknya segitu-gitu doang. Yaudah, akhirnya dia lanjut belok aja. Temen-temennya juga belok semua soalnya; Felix dan Seungmin adek kelasnya, Changbin teman sekelasnya, dll :)

.

.

.

.

"Min, pulang bareng kuy! Ntar sebelom pulang kita mampir dulu kerumah guee!" Seru Felix.

"Maap lix. Barusan guru gue ngasih tugas banyak banget, deadline nya juga pendek, minggu depan aja gimana?" Minho sahut.

Kepala Changbin tiba-tiba gak tau dari mana muncul dipundak Felix.

"Yaudah, sama gue aja gimana?" Changbin tanya.

Felix mencoba untuk nahan senyum. "B-boleh kak."

"Gak usah manggil kak, biasanya juga ngobrol ama Minho gak manggil kak." Ujar Changbin.

"Yaudah, gue cabut ya." Minho tanya. Changbin dan Felix isyaratkan Minho boleh pulang duluan. "Have fun on your date ya, Changlixx!" Teriak Minho sambil jalan mundur menjauhi mereka.

Changbin hanya diam, melihat Felix yang kemaluan dengan ship name nya.

.

.

.

.

Minho jalan dengan tenang menuju apartemennya yang gak terlalu jauh dari sekolah. Ditengah-tengah jalan, ia mendengar suara aneh yang dia gak tau dari mana.

Dia berhenti sebentar dan mendengar suara itu.

Crrt! Crrt!

Mirip cuara burung berkicau tapi sedikit berbeda, suaranya juga kecil, seperti kehabisan tenaga. Minho mengalihkan pandangannya ke semak-semak yang ada disebelah kakinya. Ia membungkukkan badan dan mencari hewan apa yang menghasilkan suara itu.

"Eh, kasian bangett..." Monolognya.

Ia melihat seekor tupai yang kakinya nyangkut di cabang kecil yang ada di semak itu. Tupai itu terlihat seperti sudah berusaha keluar tapi sudah lemes.

"Aku bantuin ya, tapi agak sakit gapapa ya?" 

Wah, tidak menyangka Minho berbicara dengan tupai! 

Minho dengan pelan-pelan menyabut cabang kecil yang menyangkut di kaki tupai itu. Saat sudah lepas, tupai itu dengan cepat naik ke tangan Minho dan duduk disitu.

"Mau ikut pulang sama aku?"

Tupai itu dari tangan naik kepundak manusia itu dan duduk. Minho tertawa.

"Ada banyak kucing... gimana gue mo rawat dia?" Minho tanya kepada diri sendiri. "Kamu tidur dikamarku ya? Gak boleh keruang tamu."

Tupai itu memiringkan kepala.

Minho lanjut jalan. "Nanti aku bawa kamu ke dokter hewan besok, sekarang aku sembuhin lukanya sebisanya aku aja."

"Kira-kira nama yang lucu buat tupai apa ya?" Minho tanya sambil memandangi langit sore.

"Hannie!"

Crrt! Crrt!

Minho tertawa, "Hannie it is then."

To be continued



sumpah ni cerita gak jelas ToT

ini fanfic i.indo pertamaku, jadi maaf ya kalo ada kesalahan
aku sekarang lagi agak sibuk soalnya tugas dari sekolah banyak :')

janlup vomment ya! itu yang semangatin aku untuk lanjut ngetik!
okay byeeee <3




𝐌𝐢𝐧𝐞 ;; 민성Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang