8

952 76 17
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Dan sekarang, disinilah Yoongi berada, di dalam mobil dengan Jimin yang duduk tepat disamping nya. Sejak tadi Yoongi ingin marah saja karena dialah yang sebenarnya dilecehkan oleh lelaki tua itu tapi niatnya diurungkan setelah melihat rahang Jimin masih saja mengeras dengan tangan yang terkepal erat.



 Yoongi masih berpikir, mengapa Jimin masih diam dalam keadaan marah. Tidak bermaksud memperhatikan keadaan Jimin saat ini hanya saja Yoongi masih sedikit bingung karena saat di berada di Cafe, Jimin mengaku bahwa Yoongi adalah miliknya.  Heii...Yoongi itu bebas, tidak dimiliki oleh siapapun kecuali jika ada seseorang yang memang mau menerima dia apa adanya (Kalau boleh JIMIN saja yaa). 




Masih hening karena tidak ada satupun dari mereka yang berniat memulai pembicaraan. Baik Jimin maupun Yoongi masih berada dalam pikiran mereka masing masing. 

"Tuan" panggil Yoongi seraya memegang lengan jas Jimin.

"Tuan, Sebaiknya aku kembali ke Cafe karena sepertinya pria tua itu sudah pergi. Terima ka-" Ucapan Yoongi tertahan karena Jimin tiba-tiba saja memegang erat pundaknya.

"Dimana saja dia menyentuhmu tadi?" tanya Jimin datar 

"Maaf, Tapi apa maks-" tentu saja Yoongi bingung dengan sikap Jimin yang satu ini. Belum sempat Yoongi melanjutkan perkataannya, bibir tebal Jimin sudah lebih dulu membungkam mulutnya. 








Cup








Yoongi diam, tidak tahu harus berbuat apa. Pikirannya melayang jauh entah kemana. Berbeda dengan Jimin yang sangat menikmati cumbuannya pada bibir manis milik Yoongi. Tangan Jimin perlahan bergerak naik menuju leher jenjang Yoongi, menarik tengkuk Yoongi guna memperdalam ciuman nya. Lumatan-lumatan diberikan Jimin, bergantian membelai bibir atas dan bawah Yoongi. Membersihkan segala ingantannya tentang pria yang menyentuh tubuh milik Manis-nya. 

Yoongi mulai menikmati ciuman yang diberikan oleh Jimin. Perlahan tangan Yoongi mulai bergerak menuju lengan Jimin. Memegang erat lengan Jimin hingga pakaian yang dipakai olehnya menjadi sedikit kusut.

Jimin tidak memberi waktu jeda untuk Yoongi memenuhi paru-parunya dengan udara, hingga Jimin merasakan remasan kuat pada lengannya yang menandakan bahwa manis-nya telah kehabisan nafas. Dengan berat hati akhirnya Jimin melepaskan cumbuannya. 

"Hahh...Hahh" Yonggi berusaha menghirup udara sebanyak mungkin untuk memenuhi paru-parunya. Tidak berniat menatap Jimin karna ia sadar pasti saat ini wajahnya sangat merah sampai ke telinga. Masih terngiang di kepalanya bagaimana ia membalas lumatan demi lumatan yang Jimin berikan.  

Hening beberapa saat setelah nafas keduanya mulai teratur. Dengan perlahan tangan Jimin tergerak menangkup dagu Yoongi, menatap dalam mata manisnya. Seolah memberitahukan bahwa Yoongi adalah pusat dunianya. Mengelus pipi merah Yoongi perlahan lahan, mengecup pelan pipi gembil itu seraya berbisik manis di depan bibir mungil Yoongi yang sedikit terbuka.

"Manis-" panggil Jimin, menggantung kata-katanya. Bulu kuduk Yoongi meremang ketika suara berat Jimin menyapa indra pendengarannya. Menikmati terpaan hangat milik sang dominan. 


"Kau adalah milikku, siapapun tidak boleh menyentuhmu selain aku. Seujung kuku pun tidak boleh, karna mulai saat ini kau adalah Duniaku, kau adalah semesta ku. " bisik Jimin kemudian meraba leher mulus nan putih milik Yoongi setelahnya menarik kembali tengkuk Yoongi guna memperdalam cumbuannya.  

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.




Annyeong gaeseuuuuu huhuhuhu akuuu kembalii...........

Nih aku up..

Tunggu kelanjutannya yaa..

Maaf kalau aku up nya lama sekaleeeeee yawww, maklum saja karna sedang mumet pluss otakku sedang tidak mendukung untuk melakukan apa pun...


SO, WAIT FOR ME



Maafkan jika ada typo atau salah kata yaa

and jangan lupa buat vote + comment nya...


i love you guys....

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang