Mark lee bekerja tanpa henti dan tak mengenal waktu, ia menyibukkan dirinya setelah persidangan. Ia bahkan tak menghiraukan nasihat orang tua maupun calon istri barunya, mina.
Ia mendengar ketukan pintu dari luar ruangannya,
"Masuklah" ujar mark datar. Disana ada Jisung sahabat karibnya sejak sekolah menengah pertama. Namun mark yang pada dasarnya sedang dalam mood yang tak baik ia tak menghiraukan kedatangan jisung.
"Bagaimana perasaanmu menjadi duda?" Tembak jisung tepat sasaran.
"Kudengar dari ibumu, kau akan menikah dalam 6 bulan kedepan." Lanjut jisung, mark mengalihkan tatapannya dari kertas dokumen di mejanya ke jisung.
"Pergilah. Aku malas bertemu denganmu" jisung tersenyum miring.
"Kalau bukan karena ibuku, aku pun tak sudi melihatmu. Ini hadiahku untuk pernikahan keduamu, keluargaku tak akan datang ke pesta pernikahanmu jadi ku berikan hadiahnya di awal. Semoga bahagia, meskipun di hati kecil aku ingin penyesalan lah yang ada di setiap langkahmu yang menyia nyiakan orang seperti Haechan ssi" jelas jisung dengan pandangan datar dan dingin.
Mark diam diam mengamini doa jisung, ia merasa tak akan bisa bahagia meskipun bersama wanita yang sempat mampu menggeser haechan di pikirannya. Ia menyukai adrenalin itu. Menyukai bagaimana seseorang memujanya meskipun ia sudah menikah, waktu itu juga ia suka sekali bagaimana ia menjalin hubungan di belakang haechan bersama mina.
Mark tau jika haechan begitu mencintainya begitupun juga ia, pada saat itu mark merasa rasa cintanya sudah memudar untuk lelaki manisnya dan cinta tumbuh untuk mina di hatinya. Ia tahu cepat atau lambat perselingkuhannya akan mencuat dan diketahui haechan.
Saat itu mark terkejut melihat haechan memegang ponselnya, jujur saja mark tak menyangka perselingkuhannya cepat terbongkar oleh istrinya. Mark yang merasa haechan akan memaki ia dan mina sudah bersiap dengan jawaban yang membela perempuannya.
Haechan mendekat kearahnya, dan memberikan ponsel milik mark.
"Hyung, biar aku yang mengurus gugatan. Bawa perempuan itu dan orang tuamu kesini, biar aku yang menghubungi orang tuaku. Kembalikan aku selayaknya dulu kau memintaku menjadi istrimu" ujar haechan dengan nada yang begitu sendu bagi mark.
Mark yang mendengar itu terkejut luar biasa, ia tak menyangka haechan akan secepat itu menyerah padanya. Ia juga tak menyangka respon tenang yang haechan berikan jika di bandingkan dengan semua sikap haechan yang berisik dan pemarah padanya disetiap hal kecil.
Mark pikir haechan akan menangis dan memaki mina, atau memintanya untuk tak menceraikannya. Itulah yang ia harapkan sebagai respon dari perselingkuhannya.
Jika saja saat itu haechan tak mengatakan akan menggugatnya mungkin mark akan tetap melanjutkan hubungannya dengan mina dan merasakan euphoria diperebutkan dengan nyaman, tapi pikirannya tak sejalan dengan kenyataan gugatan haechan menghancurkan kehidupannya.
Sejak awal, haechan tak akan bisa terganti oleh siapapun. Sekarang Mina hanyalah kobaran api yang ingin mark padamkan, posisi mina tak lebih hanya sekedar mainan mark untuk membuat haechan cemburu.
Pertemuan keluarga dilakukan, bahkan orang tuanya yang tak sepenuhnya tak terlalu menyukai haechan tak bisa berkata apapun pada setiap kalimat yang haechan katakan.
"Aku tak ingin mengatakan apapun" ucap haechan.
Pertemuan keluarga mereka terjadi seminggu setelahnya, selama seminggu mark hanya memperhatikan sikap haechan padanya. Pria cantik itu pindah dari kamar utama, hanya itu saja sikap yang haechan tujukan. Selebihnya haechan tetap bersikap layaknya istri, menyiapkan keperluannya sebelum dan setelah bekerja dan selalu memasak makanan kesukaannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/226138227-288-k66616.jpg)