Hening..
Itu yang kurasakan sekarang ketika aku turun menuju meja makan. Suara tawa yang kudengar seolah hilang dan tak pernah terjadi ketika aku melangkahkan kakiku menuju mereka.
Hah... Selalu saja seperti ini. Aku seolah menjadi pengganggu kebahagiaan mereka. Sakit. Hatiku sakit seolah ditusuk oleh ribuan pisau. Apakah seburuk itukah diriku hingga mereka tidak ingin menyambutku dengan senyuman?
Aku kemudian duduk dan mulai menikmati makananku. Aku tidak peduli akan tatapan dingin yang mereka arahkan kepadaku. Persetan. Aku tidak peduli lagi. Aku hanya butuh makan untuk bertahan hidup dari semua ini.
"Lihatlah cara makannya, Mama," kata Lee Chaeryeong, anak bungsu keluarga ini sekaligus adekku(?) dengan senyuman remehnya.
Aku berhenti sejenak, melihatnya sekilas dan kemudian melanjutkan makanku tanpa memikirkan ketidaksopanannya padaku.
Ibuku tersenyum sinis. Mungkin dia terpancing oleh kata-kata adekku. "Perhatikan cara makanmu Lee Chaeyeon. Dasar tidak punya etika. Taunya hanya membuat malu keluarga." Ibuku menghinaku tanpa ragu.
Hei! Apa salahku? Aku rasanya ingin berkata demikian. Namun lidahku terasa kelu bahkan untuk mengatakan satu huruf. Diam adalah langkah terbaik dalam situasi sekarang. Bisa-bisa aku tidak jadi masuk sekolah hanya karena ibu tidak siap-siap mencaciku. Kurasa menghinaku sudah menjadi hobinya.
Adekku menatapku dengan senyum mengejek seolah memprovokasiku. Hei, ayolah. Aku bukan anak kecil yang mudah di provokasi oleh bocah sepertinya.
Jangan berpikir jika ayah dan abangku akan membelaku. Mustahil. Sekali lagi aku katakan kalau itu adalah hal yang mustahil. Lihatlah! Mereka seolah menikmati pemandangan yang tersaji di depan mata mereka.
Abangku, Lee Taeyong. Aku tidak tau apa yang ada dipikirannya. Dia selalu saja membuatku bingung dengan semua sikapnya. Tidak ada ekspresi lain yang bisa aku gambarkan pada wajahnya. Datar dan hanya itu.
Bagaimana dengan ayahku? Entahlah... Bagiku dia sama dengan yang lainnya. Selagi ia masih memberi fasilitas aku tidak akan mencoba untuk mengusiknya.
Akhirnya tiba. Ya, semua orang selesai makan dan penderitaanku berakhir sementara.
Jangan berpikir kalau aku adalah anak yang jika dihina akan kehilangan nafsu makan dan berlari ke kamar mengurung diri kemudian menangis tersedu-sedu.
Aku tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku cukup tau diri untuk segera mengumpulkan peralatan makan dan mencucinya. Tentu saja karena aku ingin terlihat berguna sehingga mereka tidak mengusirku. Sekali lagi aku bilang.. aku melakukannya untuk bertahan hidup:)
Sepertinya aku belum mengenalkan diriku. Namaku Lee Chaeyeon. Tidak ada yang istimewa dalam diriku yang bisa membuat kalian tertarik. Aku hanyalah gadis tercela di keluargaku. Gadis yang dianggap pembawa kesialan dan gadis yang selalu terabaikkan.
Ah.. Aku memiliki satu rahasia. Aku adalah pengidap Ombrophobia. Aku memiliki ketakutan terhadap hujan. Aneh bukan? Hanya aku dan kalian yang mengetahuinya. Aku tidak ingin keluargaku tau akan hal ini. Bukannya aku akan semakin terlihat menyusahkan? Aku tau itu...
Bisakah kalian menjaga rahasia? Aku percaya kepada kalian.
Tentang keluargaku? Keluargaku cukup kaya. Ayahku menjabat sebagai manager di sebuah perusahaan tambang terbesar dikotaku, sedangkan ibuku memiliki butik yang cukup terkenal untuk kalangan orang atas.
Abangku adalah seorang mahasiswa jenius di Universitas ternama di Jakarta. Ia juga sering ditawari untuk menjadi model karena wajah tampannya. Dia sempurna namun tidak dengan sifatnya yang dingin.
Lee Chaeryeong, anak bungsu sekaligus anak emas Keluarga Lee. Sifatnya yang manja dan keras kepala mampu membuatku tak berkutik dihadapannya. Aku tidak takut kepadanya. Tapi, aku takut terhadap orang-orang dibelakangngnya.
Ia lemah fisik. Sehingga ibu selalu menomor satukannya dalam apapun. Bahkan ibu tidak membiarkannya keluar jika tidak ada yang menemaninya. Berbeda denganku yang bahkan jika tidak pulang tidak di tanya kemana dan dari mana.
Jika kalian berpikir keluargaku tidak ada yang menyayangiku, kalian salah. Masih ada dia. Dia malaikat penyelamat hidupku. Satu-satunya alasan untukku tetap bertahan.
⊰᯽⊱┈── ombrophobia ──┈⊰᯽⊱
☘︎☘︎☘︎
Hai gaes welkam bek tu mai stori
Akhirnya aku up juga:v
Ada yang nungguin kah? Oh gak ad ya:')Btw aku cuma mau ingatin untuk para readersku yang sangat ku cintai avv. Tokoh-tokoh yang aku ceritakan disini tidak ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Ini hanya cerita fiktif dan aku buat cerita ini bukan untuk menyebarkan kebencian. Jadi gaes, bijaklah dalam mengolah informasi.
Untuk mbak yang ku zeyenk Eliza_Hwang makasih loh udah ngasih saran. Jadi cayank avv. Emak juga makasih udah milihin charanya Ayurra17 cayank klean banyak2 pokoknya.
Itu aja yang mau aku sampaikan. I lop yu tiga rebu:3
Sekian terima Hwall:')
27 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Ombrophobia༄ᶜʰᵃᵉʸᵉᵒⁿ
Fanfictionombrophobia ━─━─━─━─━─━─━ Hujan bagi sebagian orang mungkin adalah hal yang menenangkan. Namun tidak untukku, Hujan menjadi ketakutan terbesar dalam hidupku. Dimana semua luka mulai melebar diiringin deraian air...