Eighteen.

4K 234 6
                                    

Ah, tegukan terakhir pada minuman cranberry mulai menghilangkan rasionalitas ku. Membuatku melayang , mendobrak dinding tebal bernama harga diri. Yah, kalian benar. Aku begitu melayang hingga tidak punya rasa malu. Gadis yang hanya mengenakan topeng dan bersikap sok kuat sudah menghilang digantikan gadis yang benar-benar kuat, meski mabuk.

"James, kapan kita menari?" Aku menyodorkan tubuhku ke depan James. Menatap lurus ke matanya dan berakhir menarik pria cassanova itu ke lantai dansa.

"Aku senang kau berubah agresif."

James tersenyum lebar. Aku suka caranya yang berjalan seperti predator. Gayanya yang menawan memang pantas membuat wanita ingin berkencan dengannya.

Irama musik yang menghentak mulai menggerakkan tubuhku secara alami. Membuatku mengayun pinggul dan merentangkan tangan seolah aku sedang meresapi musik ini.

"Oh sial...kau begitu seksi. "

Perkataan James seolah menyulut sesuatu dalam diriku. Di penuhi oleh perasaan baik karena alkohol membuatku menanggapi James dengan cara menggoda.

Tanganku menempel di dadanya. Mengusap otot keras di balik kaos kasual itu. Membayangkan bagaimana otot itu berkontraksi seperti sekarang ketika meniduri gadis.

"Kaulah pria yang seksi itu, James. Aku bahkan bisa merasakannya di tanganku."

"Mengapa kau tidak merasakannya sendiri, Anne. Tidakkah kau menginginkan ku. Karena jujur saja... aku sekarang begitu menginginkan mu."

Aku melepas tanganku. Tersenyum nakal, membelakangi nya dan meliukkan pinggulku untuk menempel di tubuhnya. "Bukan itu kesepakatan kita."

"Tsk, baru pertama kali aku merasa ingin memiliki seseorang sebesar ini."

"Yah, Willy dan Clark juga berkata demikian pada awalnya. Tapi mereka menyerah pada akhirnya. Jadi, kata-katamu tidak akan membuatmu mendapatkan seks."

"Aku akan mendapatkan mu, Anne. Dengan segala cara," bisik James.

"Kau boleh mencoba tapi aku bukan gadis yang melakukan hubungan seksual hanya karena ingin orgasme. Aku terlalu takut menjadi sampah saat kalian... para pria berhasil menembus Miss v ku."

James bergerak lincah dalam otot-ototnya yang kuat. Pria ini memang nampak semakin memukau ketika dalam mode berbahaya. Hal yang cocok dan berhasil menarik wanita yang ingin mendapatkan kesenangan satu malam rela mengantri. Namun ia tidak akan berhasil merayuku hanya dengan penampilan dan perkataan ' aku ingin meniduri mu.'

"Jika demikian maka bersiaplah menyambut semua rayuanku, Anne. Ini adalah permulaan nya."

James menempelkan bibirnya pada ku. Membelai lidahku dengan lembut sambil memelukku dengan erat. Dia tidak kesulitan menyelaraskan gerakannya ketika menari sambil mencium ku. Musik bahkan menjadi stimulator ciuman James menjadi panas.

"Ng..."

"Kau sungguh manis."

Wajahku memerah. Aku sering berciuman dengan Clark dan Willy tapi aku tidak pernah merasa hingga pusing seperti ini. Ini pasti karena keahliannya yang legendaris dalam menaklukkan wanita. Yah pasti karena itu. Jika saja Clark dan Willy juga mempunyai pengalaman sebanyak James pasti ciuman mereka berhasil membuat ku melayang seperti yang dilakukan James. Dia menciumku lagi dan lagi. Tangannya berhasil menyentuh bagian yang bahkan tidak pernah aku pikirkan dan ternyata mampu merangsang ku. James terus melakukannya sampai aku menyerah dan berkata iya. Sayangnya itu tidak cukup untuk membuat ku mengatakan 'ya'.

Bayangan dua pria di apartemen ku yang menatap kecewa cukup ampuh membuat ku tetap terjaga. Ck, mengapa aku tidak bisa menghilangkan mereka dari benak ku. Ini sungguh menyebalkan.

"Aku mau pulang. "

"Tentu saja."

Normal POV.

Kepulangan Anne di apartemen nya seperti sebuah keajaiban. Anne bahkan tidak ingat apa yang terjadi saat bangun tidur. Yang Amne tau, dirinya hanya di sambut raut cemberut dua pria yang menumpang di apartemennya ketika menuju dapur untuk minum sesuatu. Serius, kepalanya berdenyut-denyut karena pusing.

"Pagi...ugh, " keluh Anne. Dia masih memegang kepalanya sambil duduk di sofa.

"Wah, wah. Lihat ini. Putri Halle sekarang sudah menjadi bahan pembicaraan seluruh Manhattan dalam satu malam," cibir Clark.

Alis Anne menukik, wajahnya terlihat masam. "Apa maksudmu?''

"Lihat itu, sebuah kiriman dari pangeran mu. Dan tabloid di sana. " Clark menunjukkan sebuah tumpukan koran dan majalah di meja. "Semua berisi fotomu keluar dari club sambil berpelukan. Huh sungguh romantis."

Anne tidak ingin berdebat dengan Clark. Dia hanya melihat bunga mawar cantik dan tampak mahal. Ada kartu nama yang tertera di sana .

Aku sudah memulai.

"Yah ini memang luar biasa."

Anne yang sudah sadar dan tidak dihantui rasa pusing melirik Willy yang diam tanpa bersuara.

"Kuharap sikap sinis mu bukan karena kamu cemburu, Clark?''

"Apa!? '' pekik Clark.

Anne tersenyum geli. "Ingat, kaulah yang memutuskan kanku hanya seorang teman. Jadi, jangan menyesali nya."

Anne mengambil bunga itu dan membawanya ke kamar. Dan dia tau jika Clark dan Willy sangat marah pada sikap acuh tak acuh Anne.

TBC.

Lanjutannya di d.reame ya. Bs kok bc ga pake koin n kyk wp ada iklannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In Love With (Not) A Gay. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang