5

69 11 3
                                    


06.30

Seonghwa sudah bangun dari kasurnya, sebegitu bahagianya dia menyambut pagi yang cerah dan tentunya karena tadi malam bersama yoojung

Seonghwa sudah rapi dan sudah siap berangkat sekolah, ia menuruni tangga untuk sarapan bersama orang tuanya dan entah kenapa seonghwa tidak berhenti menyenandungkan lagu sambil senyam-senyum yang membuat orang tuanya kebingungan dengan sikap anak nya pagi ini. Seonghwa duduk dikursi makan nya

"Pagi mah, pah" salam seonghwa dengan senyum khasnya

"Pagi juga anak mamah, ini kok tumben banget senyam-senyum? Sini cerita sama mamah apa yang bikin anak mamah sebahagia ini?" Ujar mamah seonghwa sambil menyodorkan piring berisi roti selai ke seonghwa

Papah seonghwa pun ikut penasaran dengan anak nya "Iya nih biasanya dataaaaaar mulu, masih sehat nak?"

"Ya ampun mah pah, seonghwa baik-baik aja kok, masa iya dikira gak waras"

"Yaaa takutnya kan kenapa-napa gitu, gak kaya biasanya, biasanya suram mulu tiap hari, tapi bagus deh tiap hari kaya gitu kan enak" mamah mengelus pundak nya seonghwa dan duduk dikursi untuk memulai sarapan





"Jungie berangkat yaaa" jungie pamit ke ortu nya, abang dan adeknya? Udah berangkat duluan pastinya, jungie memilih untuk naik bus seperti biasanya

"Gue harus gercep ini mah jangan sampe ketemu seonghwa ini mah" jungie ngendap-ngendap dan pelan-pelan membuka pagar rumahnya dan liat kiri kanan dan pagar rumah seonghwa diseberang

"Ok aman" jungie langsung lari menuju halte bus

Sesampainya dihalte tidak lama bus tiba dan jungie langsung masuk bus tersebut

"Huuuuffffttt akhirnya.... Entah kenapa gue jadi malu njirrr sama seonghwa gegara tadi malam, apa sih... Kenapa jadi gini sih? Kenapa malah gue yang ngehindar? Lah? Harusnya kan biasa biasa aja kan udah baikan udah sahabatan lagi, lah? Kenapa gue jadi ngendap-ngendap segala pake ngehindar segala? Ya ampun kim yoojung"

Jungie memukul-mukul kepalanya, tiba-tiba seseorang memegang tangan jungie yang ia pukulkan ke kepalanya dan sontak membuat jungie kaget, jungie mendongakkan kepalanya karena posisi orang itu masih berdiri

"Ngapain mukul kepala sendiri ga sakit emang?" Orang itu duduk disebelah jungie

"Iiisshh bomin, ngagetin aja" jungie memukul bahu bomin

"Hehehe yamaap, lu juga sih pake mukul mukul kepala segala, gue yang risih liatnya, ada apa emang? Ngomong sendiri kek orang gila"

"Heh, serah gue lah... wleeeee" jungie menjulurkan lidahnya ke bomin dan berpaling menghadap ke jendela bus

Bomin tersenyum melihat tingkah jungie yang menurutnya begitu menggemaskan

Disisi lain, Seonghwa berada didepan rumahnya ia menunggu jungie. Beberapa menit ia menunggu namun jungie belum keluar juga, tidak lama ortu nya jungie berangkat dan melihat seonghwa yang menghampiri

"Eh nak seonghwa, kenapa belum berangkat sekolah sayang?" Bunda menghampiri seonghwa

"Ini mau berangkat bun, tapi nungguin jungie"

"Lah? Jungie nya udah berangkat duluan, kayanya sudah sekitar 15 menit yang lalu deh ya yah" ucap bunda yang dianggukin oleh ayah

Seonghwa kehabisan kata-kata dia merasa bego kenapa juga ga nelpon atau ngechat si jungie dulu, kan jadinya dia nungguin tunggul doang. Seonghwa melihat jam nya dan ternyata ia hampir telat

"Duuuhh ya udah deh bun seonghwa berangkat yah udah mau telat ini bun, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Answer [Park Seonghwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang