Berdarah?!

246 20 1
                                    

Aku langsung menoleh kebelakang saat itu juga, sedikit terkejut melihat Kuroo-san yang tengah berdiri tak jauh dari tempatku.

Dirinya juga nampak terkejut, dua tingkat lebih tinggi dan hampir mendekati perasaan panik campur takut. Raut wajahnya sungguh tidak terkontrol, kedua mata dan mulutnya sama sama terbuka lebar.

Kenapa dia? Ingin menangkap lalat?

"Apa yang sedang Nii-san lakukan?"

Aku bertanya tak lama kemudian, mencoba menyadarkan dirinya dari lamunan. Dan itu berhasil.

"Itu pertanyaanku! Apa yang kau lakukan disini?!"

Anehnya, Kuroo-san malah balik bertanya dengan intonasi suara yang lumayan tinggi sembari menunjukku seolah tengah menunjuk seorang pelaku pembunuhan.

Apa sih? Dia salah makan ya?

"Aku sedang beli minuman."

"Bukan itu maksudnya, sedang apa kau disekolahku?"

Keningku mengkerut saat itu juga. "Sekolah ini milik Nii-san?"

Ia termenung beberapa saat, menyadari kesalahan dari kosa kata miliknya lalu menghela nafas. Kembari menetralkan emosinya sembari menyisir rambut ke belakang dengan tangan kirinya.

Saat itu juga refleks aku mengalihkan pandangan kesamping.

"Bukan itu maksudnya, bodoh."

Kuroo-san mengumpat.

"!!?" Apa aku tidak salah dengar? Barusan dia mengataiku bodoh kan? Kurang ajar.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" tanya Kuroo-san mengulangi pertanyaanya.

Aku menoleh kembali padanya. "Tentu saja sekolah, memang apa lagi?"

Terlihat raut wajah Kuroo-san kembali terkejut. Tidakkah ia pikir itu terlalu berlebihan?

Memangnya dia tidak sadar saat tadi pagi sarapan bersama, aku memakai seragam yang sama dengannya meski dalam versi perempuan?

"Jadi kita satu sekolah? Kenapa kau tidak kasih tau, sih?"

Kau tidak nanya.

"Tau gitu tadi kita berangkat bersama."

"..."

Menurutmu aku mau gitu berangkat sekolah bersama denganmu? Percaya diri sekali.

Tak mendapat respon jawaban kembali dariku, Kuroo-san menyerah, ia berlalu mendekat atau lebih tepatnya berjalan menuju mesin minuman otomatis lalu membeli salah satu minuman disana.

Entah mengapa, tiba tiba saja aku jadi teringat dengan pesan ibu tadi siang yang mengatakan bahwa kotak makan siangku dibawa oleh Kuroo-san.

Tadinya aku ingin menghampirinya untuk mengambil bekal itu, tapi aku tidak tau dimana kelasnya. Melelahkan rasanya bertanya pada semua anak kelas tiga demi mencari satu orang. Dan lagi, aku tidak punya nomor ponselnya.

"Nii-san,"

"Hm?"

"Ibu bilang kau yang membawakan bekal ku, aku jadi tidak sempat makan istirahat tadi. Jadi berikan bekalnya sekarang,"

Kuroo-san yang tengah meneguk habis minuman kalengnya seketika tersedak. Itu mengejutkanku saat ia terbatuk sembari memukul dadanya keras berkali kali.

Refleks aku melangkah mundur menjauh. Berusaha menjaga jarak agar tidak terkena air liur miliknya yang terus menyembur keluar seperti air gerimis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My step sister [Kuroo x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang