Prolog

4 1 0
                                    

"Siapa kamu yang kini mengganggu pikiran dan juga jiwa"

"Pagi Kanaya" sahut seseorang dari dalam kelas

"Pagi juga Nayfams" sahut Kanaya tapi panggil saja Naya singkatnya.

Mata Naya terhenti saat melihat kertas di atas mejanya, surat. Itulah benda yang kini tengah ada di meja seorang Naya.

Tangan Naya mengambil benda itu melihat dari siapa pengirim itu tapi nyatanya nihil.

"Rana ini dari siapa ?" Sahut Naya bingung

"Gatau dari pas gw datang itu udah ada aja" sahut Rana.

Kanaya Wulandari biasa di panggil Naya. Perempuan cantik, imut dan juga manis. Naya juga mengikuti eskratulikuler PMR di sekolahnya karena pada dasarnya Naya suka menolong orang yang sedang sakit.

Rana atau lengkapnya Kirana jasmin sahabat sejak Naya masih kecil, Rana dan Naya sama seperti ibarat baju dan celana, piring dan gelas. Tak lengkap jika salah satunya tidak ada.

Kening Naya berkerut membuka amplop surat, membaca setiap kata yang di tulis dengan rapih oleh penulisnya.

Untuk kamu
Perempuan manis
Yang baru saja membuatku terpaku habis
Bagaimana bisa aku jatuh untuk kesekian kalinya saat melihat kamu, lagi dan lagi ?

Ask.

Aneh. Itulah yang Naya katakan sekarang di dalam hatinya sekarang kenapa orang itu bisa berkata jatuh cinta setiap kali melihat dirinya.

"Jidat lu sekarang ada polisi tidurnya tuh berjejer" sahut Rana pada Naya dengan kerutan di jidatnya

"Paan sih lu gw lagi mikir tau" sahut Naya

"Berpikir keras Nay mending turun yuk bentar lagi ceramah di mulai" sahut Rana

"Ceramah ?" Sahut Naya bingung

"Upacara Naya sayang" sahut Rana langsung memasukan Novel berjudul Alendra ke dalam tasnya lalu menarik tangan Naya menuju lapangan upacara.

*

Semua siswa sudah bersiap dengan barisan yang terbilang cukup rapih dan lebih lagi terik matahari mulai naik secara perlahan.

Setelah satu jam lamanya upacara akhirnya selesai juga tapi sekarang malah mereka harus mendengarkan semua pengumuman dari ketua osis itu.

"Ya ampun nih ketos gak bosen apa tiap upacara maju mulu" sahut Naya malas dengan desis nafas yang menunjukkan bahwa dirinya tidak suka akan hal ini.

"Seger liat ketos kedepan"

"Gantengnya gak luntur luntur"

"Calon cowo gw tuh"

"Halu aja terus sasa"

Itulah cibiran orang orang di samping Naya padahal jelas jelas laki laki di depan tidak ada apa apanya. Hanya karena fisik dia yang terbilang tampan semua memujanya.

"Pagi"

"Pagi sayang"

"Pagi bubuku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang