Happy reading!
Vote dan komen kalian menjadi penyemangatku!
Sorry for typo, bad EYD, etc.
Playing now : Rossa-Terlalu cinta
□●□●□●
Hah, kau tau betapa susahnya menahan gejolak panas saat berada di dekat Kita-san? Aku benar-benar mati kutu saat dia melakukan hal-hal tak terduga itu.
Tapi karena peristiwa di samping gym itulah, aku yakin bahwa aku jatuh cinta pada Kita-san. Ya, semudah itu aku jatuh hati pada pemuda lugu itu. Entah sejak kapan, aku selalu memerhatikan detail kecil pada dirinya. Bagaimana dia berjalan, bagaimana raut mukanya, dan lain sebagainya. Kenapa terdengar seperti stalker?
Kembali pada keadaanku. Di sekitarku, orang-orang mulai mengerubungiku. Ada yang berteriak panik, menelpon ambulans, ataupun berusaha menjaga kesadaranku tetap terjaga. Darah bersimbah bagai kubangan air merah di sekitarku.
"Hei, Ojou-san! Kau masih bisa mendengarku, kan? Bertahalah sedikit lagi, ambulans akan datang!" ucap pria yang tadi kuselamatkan. Dia berjongkok di sebelahku. Ingin rasanya aku membalas perkataanya, sayangnya badanku seperti tertimpa batu besar. Bernapaspun rasanya sulit sekali.
Astaga, aku mengingatnya lagi. Saat dimana akulah yang berada di posisi pria yang aku selamatkan tadi. Dengan Kita-san yang berada di pangkuanku.
....
Hari itu adalah hari kelulusan kami para kelas tiga Inarizaki. Tangis haru bahagia dan sedih terdengar di sana-sini. Tak terkecuali diriku, sebentar lagi aku akan berpisah dengan mereka. Teman-temanku, guru-guruku, dan juga ...
Kita Shinsuke.
Bisa aku lihat dari sini, bagaimana si kembar kuning menangis tersedu-sedu sambil memeluk Kita-san, dan kembarannya yang abu-abu juga menangis dengan Aran-san yang menepuk-nepuk pundaknya. Pemandangan yang haru sekaligus lucu menurutku.
Saat masih melihat mereka, tiba-tiba sebuah siku dengan sopannya menyikut perutku. Dan, kalian pasti tau pelakunya, yang tak lain tak bukan adalah sepupu tak tahu maluku, Kirin.
"(Name)-chan! Apakah kau sudah mengatakannya?"
Aku mengernyit bingung sambil menatapnya. "Mengatakan apa?"
Dia gemas sendiri mendengar penuturanku yang seperti tak mengetahui apapun. "Oh ayolah, katakan yang sebenarnya pada Kita-kun bahwa kau menyukainya!"
"Aku takkan melakukannya," ucapku. Lalu balik menatap klub voli di sana, mengabaikan Kirin yang memandangku heran.
"Kurasa, itu yang terbaik." Aku mengendikkan bahuku, lalu pergi ke tepi jalan untuk menyebrang. Pergi ke kafe seberang jalan.
Kejadiannya terlalu cepat untuk kucerna. Saat aku masih menunggu untuk menyebrang, tiba-tiba aku mendengar teriakan dari belakangku. Lalu tubuhku didorong menjauh dari tiang listrik tempatku tadi berdiri.
Aku terduduk di trotoar jalan, mencoba bangkit dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Dan disanalah, aku melihat tubuh Kita-san yang bersimbah darah. Persis pada tempatku tadi berdiri. Dan sebuah mobil yang menabrak tiang listrik disertai kepulan asap di sekitarnya.
Aku bangkit dan berlari menuju Kita-san. Lalu memangku kepalanya di pahaku. Air mata sudah mengiriku yang terus terisak-isak menatapnya.
Tapi, lihatlah dia! Tersenyum lebar ke arahku, bola mata coklatnya yang sayu berusaha terus menatap tepat pada manik mataku.
"Kita-san! Bertahanlah! Ber...tahanlah... sampai ambulans *hiks* datang!" Dia masih terus menatapku sambil mempertahankan senyumnya. Tapi, mau seperti apapun dia menenangkanku, tetap itu takkan berhasil.
"Pa...dahal *hiks* aku belum mengatakan *hiks* bahwa aku... mencintaimu!"
Tangannya berusaha menggapai wajahku, tapi gagal. Dia berusaha mengeluarkan suara, walau terdengar lirih.
"Aku... bersyukur. Bisa... men...jagamu... hingga... akhir," ucapnya.
Ambulans datang tak berselang lama, aku ikut di dalamnya. Tapi sayangnya Kita-san kehilangan banyak darah. Dan, kalian tau seperti apa akhirnya. Ya, persis seperti film drama yang kau atau ibumu tonton pada malam hari.
....
Begitulah akhirnya, dia hanya menyisakan surat yang dititipnya pada Kirin sebelum kejadian itu berlangsung.
Aku selalu membawa surat itu kemanapun aku pergi. Tidak terkecuali saat Aku merasakan hal yang sama seperti yang Kita-san pada hari itu. Tepatnya hari ini.
Hari ini, bertepatan dengan dua tahun Kita-san meninggal. Aku dinyatakan tewas di tempat. Sepertinya aku gagal untuk pergi berdoa ke kuil.
'Semoga Aku bisa bertemu dengannya'
Selamat tinggal
dan hisashiburi.
"Oh, (Name)-chan. Kau sudah melakukannya dengan baik! Selamat datang!"
Akhirnya, Aku bisa mengganti kata 'dia' menjadi 'kamu' sekarang.
Untuk (Surname) (Name), orang yang selalu ingin kulindungi.
Aku tidak tau kapan mulai merasakannya. Tapi yang jelas kau adalah orang yang selalu ingin kulindungi seperti halnya Baa-chan.
Lalu, aku bertanya tentang rasa ini pada Aran dan Akagi. Mereka bilang ini adalah tanda bahwa aku jatuh cinta. Tapi aku mengacuhkannya, aku hanya merasa ini adalah rasa yang sama denganku ke Baa-chan.
Waktu terus berlalu, kau selalu berada di sekitarku. Menyapaku, membantuku, ataupun meminjamkan catatan.
Sampai aku melihatmu terjatuh akibat perbuatan Atsumu, pikiranku kalut. Aku merasa kesal dan sedikit marah. Aku marah karena orang yang ingin aku lindungi terluka.
Maaf, aku tak bisa banyak berkata. Aku hanya ingin bilang, bahwa aku menyukaimu, tidak. Tepatnya aku mencintaimu.
(Surname) (Name), aku mencintaimu tulus dari hatiku yang paling dalam.
Teruslah tersenyum, karena senyummu bagai mantra penghibur.
Selalu bantu orang di sekitarmu, karena itu poin tinggi dirimu.
Tetaplah berjalan, dan aku akan menunggumu di depan.
Maaf aku belum bisa mengatakannya secara langsung padamu. Maka jika kau berkenan, tunggu aku.
Tunggu aku. Karena aku akan segera membawakan cincin emas untukmu, untuk kita.
-Kita Shinsuke
-END-
Tau gak, aku nulis setengah part ini selama 4 jam:)
GILAK AKU BAPER SAMA CERITAKU SENDIRI AAAAAAAAAAA/apsi.Btw aku mau ngucapin makasi ke mochifxku yang udah mau minjamin OC nya ke aku/muachg.
Jadi, adakah di antara kalian yang nangis membacanya?
Aku sih yes hehehehe.
Semoga kalian suka sama ceritanya!So, sampai sini second work ku.
Sampai jumpa di karya berikutnya!Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan jejak!!
(280720)
KAMU SEDANG MEMBACA
• Kilas Balik • 《Kita Shinsuke》
Ficção AdolescenteKita Shinsuke × You Kata Tou-san, kita akan mengingat hal penting dalam kehidupan saat berada di antara kehidupan dan kematian. -(Name) Haikyuu original from Haruichi Furudate