Manusia itu terlampau egois.
Mereka menikmati kebahagiaan namun takut terjerumus kesedihan. Mereka selalu mengelak tiap musibah datang menyapa, seolah tawa tak pernah menghiasi hidupnya. Seolah hanya ada senja dan kegelapan, padahal yang perlu mereka lakukan adalah menunggu semesta bekerja pada waktunya hingga fajar keluar dari tempat persinggahannya.
Umumnya setiap manusia sama seperti anak kecil, selalu ingin keinginannya terus dituruti hingga ada beberapa yang lupa diri.
Andai semua manusia mau mengerti bahwasanya tiap kebahagiaan hanya pengantar kesedihan baru, mereka pasti takkan terlalu menikmati kebahagiaan kecil secara menggebu-gebu.
Terlalu munafik rasanya menulis semua kata kata ini. Karena aku pun begitu, sama seperti manusia lain yang terlampau egois.
Cerita ini ku ketik, untuk setiap jiwa yang merasa dirinya sakit. Juga untuk setiap manusia yang berfikir rendah soal ia yang merasa mentalnya sakit.
Kepadamu pengembara tanpa tujuan, kisah ini khusus untuk mengenang hari hari bersama mu.
- caca
Stay safe,
stay healthy all.- Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Frater
Teen Fiction"Manusia tidak pernah takut bersedih, mereka hanya takut menerima kenyataan._ Tapi justru, rasa takut itu yang malah menyakiti mereka sendiri. 1.8.20 (on going)