Semenjak kejadian tempo hari di kedai kopi itu, Jane menjadi sedikit canggung padaku.
Kali ini aku menyalahkan Nicole, mengapa ia menggabungkan Liam dan Harry di satu tebakan.
Aku yakin, pasti itulah yang menyebabkan Jane canggung padaku, apalagi ditambah aku yang tidak menjawabnya, aku hanya pamit pulang setelah Nicole berkata seperti itu, dengan alasan mom sudah mengirimi pesan padaku.
Aku takut jika Jane menganggap aku sukanya pada Liam, padahal crush ku itu Harry Styles.
Asal kalian tau, Liam James Payne. Dia teman sekelas kami sekaligus mantan kekasih Jane.
Aku hanya bisa berharap semoga Jane berpikir kalau bukan Liam orangnya, karena aku tau dia masih mengharapkan mantannya, terlihat dari caranya memandang Liam, masih tersimpan rasa sayangnya untuk pria itu.
***
Aku memilih untuk duduk di bangku taman sembari mendengarkan musik lewat headphone ku.
Beruntung taman ini cukup sepi, aku rasa orang-orang masih tertidur pulas di hari minggu ini. Tidak seperti ku yang sudah duduk di taman pada pukul 7 pagi.
Tapi tak apa lah, mungkin dengan seperti ini bisa membuat pikiran ku teralihkan, ya aku sangat butuh waktu untuk sendiri seperti ini.
Besok aku masuk sekolah, dan besok kegiatan belajar mengajar akan dimulai. Perlu kalian ketahui, kami akan langsung belajar efektif, mengingat ujian semakin dekat sedangkan materi yang harus diterangkan masih banyak, begitulah yang dikatakan guruku. Ugh, mulai besok aku akan kembali berkutat dengan buku dan tugas-tugas.
'Dan jangan lupa, Mich. Besok kau akan bertemu dengannya' batin ku
Astaga! benar, itu berarti aku harus menyiapkan mental ku untuk kembali melihatnya lagi, dan aku pun harus siap jika ternyata her yang dimaksudnya memang Taylor Swift.
Tiba-tiba, datanglah seseorang yang langsung duduk disampingku. Setelah ku lihat ternyata dia Liam dengan membawa dua cup kopi hangat di tangannya.
"Hey, Michelle" sapanya
"Hey, Liam" balasku sambil tersenyum padanya
"Ini untukmu" ucapnya lalu memberikan satu cup kopi kepada ku
"Thank you."
"You're welcome, Mich. Kau sedang apa disini?" tanya nya
"Hanya beristirahat setelah jogging tadi, Li. Bagaimana denganmu? Sedang apa disini?" tutur ku
"Aku baru pulang dari minimarket di seberang taman ini, ibu ku menitip sesuatu. Lalu aku melihatmu disini, jadi aku membeli 2 cup kopi dan menghampiri mu" jelas nya
"Hmm begitu. Oh ya Li, can i ask you something?" tanya ku
"Sure. Mau bertanya apa, Mich?"
"Apakah kau masih mencintai Jane?" tanya ku
"M-maksudmu, Mich? Memangnya kenapa kau bertanya begitu?" balas nya
"Hanya bertanya, Li. Salah ya?"
"Tidak sih, baiklah tapi ini rahasia ya, jangan beritahu Jane atau pun Nicole. Okay?" ucap nya
"Okay." balas ku
"Sebenarnya...aku masih menyayangi nya"
"Wah bagu-" jawabku yang langsung di sela oleh Liam
"Belum selesai, Mich. Maksudku aku masih menyayanginya tapi tidak seutuhnya, karena sebagian hatiku sudah untuk gadis lain. Tapi kalau gadis itu tidak suka padaku, aku akan kembali pada Jane. Jika gadis itu menyukaiku juga, maka aku akan bersamanya dan melupakan Jane" terang nya
"Apa?! Tega sekali kau, Li. Bagaimana perasaan Jane jika mengetahui hal ini? Sama saja kau menjadikannya cadangan kan?" balas ku tak terima dengan pernyataannya
"Aku tahu, Mich. Tapi itulah yang ku rasakan sekarang. Rasa sayang ku sudah terbagi, meski memang rasa itu masih lebih besar untuknya" ucap nya pelan
"Aku mohon Liam, bagaimana pun perasaanmu sekarang terhadapnya, jangan sekali pun kau sakiti hati Jane" tutur ku
"Pasti itu, Mich. Tapi ku rasa dia tak akan sakit hati kok. Dia sepertinya sudah tidak menyimpan rasa apa pun pada ku" balas nya dengan enteng
'Dasar tidak peka. Tak bisakah kau lihat pancaran mata nya ketika melihatmu, Li? masih tersirat rasa sayang di tatapannya itu' batin ku yang merasa sedikit kesal pada Liam
Tapi aku tidak merespon ucapan Liam, karena aku tidak mau dia tau kalau Jane masih berharap padanya
"Kenapa diam? Jangan marah dong. Kau jelek kalau seperti itu" ucap nya sambil mencolek dagu ku
"Apa sih, Li. Aku tidak marah, kok" balas ku sambil tertawa kecil
"Nah gitu dong tertawa, ini baru namanya Michelle Simpson yang cantik" ucap nya lalu ikut tertawa bersamaku
***
-Author's POV-
Jauh dari tempat Liam dan Michelle duduk, ada seseorang yang memperhatikan mereka.
Tidak--Dia tidak mendengar percakapan mereka, tapi cukup sakit untuk nya melihat dua orang itu akrab, tertawa bersama, bahkan Liam sempat mencolek dagu gadis tersebut.
Hingga akhirnya batin nya bersuara 'Coba lah untuk melupakannya. Relakan dia untuk sahabatmu, lagi pula kau bukannya sudah memiliki crush baru?'
Seseorang yang memperhatikan mereka itu pun pergi, dia bertekad untuk melupakan Liam dan meyakinkan dirinya bahwa dia sudah memiliki crush baru yang semoga menyukainya juga
HAIII SETELAH BERAPA BULAN GA UPDATE!!1! semoga kalian masih pengen baca nih ff:((( oke gue gamau banyak ngebacot yha
.
.
.
.
yang penting
.
.
PLEASE GIVE ME VOMMENTS<3333 ily guys. xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About You // h.s
FanfictionNamanya Michelle Lovina Simpson, bersekolah di London International High School. Gadis cantik ini ternyata telah memendam perasaannya selama satu tahun pada kakak kelasnya, Harry Styles. Tidak ada satupun yang tahu tentang ini, sekalipun kedua sahab...