Chapter 3: Deep Down

3 0 0
                                    

AUTHOR'S POV
Shawn sangat mengenal Anna. Ia dapat dengan mudah merubah suasana hati gadis itu. Ia pun tahu bahwa kelemahan terbesar Anna adalah saat gadis itu digelitiki di perutnya.
"Oke. Oke aku ikut ke pesta itu." Anna akhirnya menyerah.
Seraya tawa mereka berangsur-angsur berhenti, Anna menyadari bahwa posisi mereka sekarang. Tubuh Shawn yang sekarang tepat berada di atasnya, sedangkan dirinya tepat berada di bawahnya. Kedua mata mereka bertemu. Anna memandang mata coklat tua lelaki itu yang saat ini menatap dalam ke matanya. Namun, gadis itu tidak dapat membaca emosi yang tersirat dari tatapan itu.
"Oke, berarti kamu jadi dateng ke pesta," bisik Shawn saat mendapati Anna melihat ke arah bibir miliknya seraya wanita itu menggigit bibir bawahnya. '
Anna berusaha untuk bertindak senatural mungkin. Matanya kembali memandang ke arah mata milik Shawn. Atmosfir di antara kedua nya pun berubah. Anna merasa seperti seluruh oksigen yang ada di ruangan ini habis tak tersisa untuknya bernapas. Sesak rasanya. Begitu juga dengan waktu yang terasa berjalan jauh lebih lambat.
Pintu kamar terbuka dan Shawn segera menjauh duduk di pinggir kasur sembari membersihkan tenggorokkan nya dan memainkan rambut hitamnya. Anna terduduk di lantai dengan muka yang kaku.
"Apakah aku mengganggu kalian?" tanya Jessica dengan senyuman penuh kecurigaan sambil memandang ke arah Anna dan Shawn secara bergantian.
"Engga kok. Engga." Anna menjawab pertanyaan dari Jessica terlalu cepat yang tentu nya membuat kecurigaan dari Jesssica seolah-olah benar adanya. Ditambah dengan muka Anna yang terlihat kaku dan merah. "Ada apa Jess?" Anna segera mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Tadi mamamu telepon," jelas Jessica dengan sedikit terkekeh.
"Apa katanya?" tanya Anna berusaha untuk tetep terlihat tenang walaupun sebetulnya jantungnya masih berdebar dengan kencang.
"Dia menyuruhmu untuk cepat pulang. Katanya ada sesuatu yang penting," jawab Jessica.
"Oke. Thank you Jess."
Anna pun dengan cepat mengemasi barang-barangnya yang berada di atas kasur Shawn. Jessica memandangi Anna dengan penuh tanda tanya.
"Sampai ketemu besok di sekolah," ujar Anna pada Jessica dan Shawn seraya bangkit dari kasur itu.
"Biar ku antar." Shawn menawarkan sambil menahan tangan Anna. Namun, dengan cepat melepaskan tangan Shawn dan menggelengkan kepalanya. Menolak tawaran itu. Rumah Anna hanya terletak beberapa blok saja dari kediaman Shawn.
"Jangan lupa belajar. Besok hari terakhir ujian!" teriak Anna sambil keluar dari kamar sahabatnya itu dengan tergesa-gesa.
Di ruangan itu pun menyisakan Shawn dengan Jessica. Sepupu Shawn itu menawan ke arahnya dengan tatapan penuh tanya. "Tadi itu si Anna kenapa?"
"Gak tau tuh. Kenapa juga dia terlihat tergesa-gesa seperti itu." Shawn melemparkan tubuhnya ke kasur sambil memainkan handphone-nya.
"Bukan itu." Nada Jessica terdengar sedikit geram.
"Lalu?" Shawn balik bertanya sambil terus men-scroll instagram miliknya.
"Maksudku adalah tindakan saling menggoda yang kalian berdua berikan satu sama lain sejak menginjakkan kaki ke dalam rumah dan sampai ke ruangan ini," ujar Jessica sambil menaik-turunkan alisnya berusaha untuk meledek Shawn.
"Kita Cuma ngobrol-ngobrol biasa kok. Kamu nya aja itu sih." Shawn menjawab dengan ekspresi yang datar.
"Ah masa???" Jessica sekali lagi meledek sepupunya itu sambil ikut merebahkan dirinya ke atas kasur.
"Iyaaaaaa." Shawn menjawab dengan nada panjang mengikuti permainan yang dimainkan oleh sepupunya itu.
"Tapi seriusan deh, Kalian cocok kalau pacaran," ujar Jessica sambil merebut handphone milik Shawn dan segera menjauhi Shawn agar lelaki itu tidak dapat merebut balik.
"Jes, balikin!" Shawn mengomel meminta handphone-nya dikembalikan sambil berjalan mendekati Jessica.
Jessica pun segera berjalan keluar dari kamar Shawn menuju ruang kelaurga. Shawn pun mengejar sepupunya itu.
"Jes!" Shawn berbicara dengan nada tinggi dan menatap kesal sepupunya itu.
"Ngaku dulu," ujar Jessica seperti seorang anak kecil.
Shawn memicingkan matanya, menatap tajam ke arah sepupunya itu berusaha untuk menutupi kebenarannya bahwa dia memang memiliki perasaan untuk Anna. Tapi menurutnya Anna tidak akan mau menerimanya mengingat catatan dan cap yang dimilikinya sebagai seorang player.
"Terserah kamu," ucap Shawn kesal kemudian berjalan meninggalkan Jessica tanpa menjawab pertanyaan itu.
Jessica pun memutar bola matanya.
"Dasar pengecut!" maki Jessica yang kemudian terdengar menaruh handphone milik Shawn di atas meja.
Shawn pun dengan cepat berlari ke meja itu dan berhasil mengambil kembali handphone miliknya. Ia kemudian meledek Jessica yang terlihat kesal karena baru saja dikelabui olehnya. Gadis itu melayangkan bantal sofa yang berada di dekatnya ke arah Shawn. Tentu saja bukannya mendarat di wajah lelaki itu melainkan di lantai dengan sempurna. Lelaki berambut hitam itu pun kemudian meninggalkan sepupunya yang cemburut karena ulahnya.

-English Corner-
Player => dalam konteks yang author pake ini. Player berarti seorang lelaki yang suka memainkan hati dan tidur dengan banyak wanita hanya untuk kesengan nya semata.
Deep down = Suatu pemikiran atau perasaan yang tersimpan jauh dan tidak diketahui oleh orang lain, tak pernah diucapkan.

Keep Under Wraps Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang