Chapter 4: Leave Me Hanging

2 0 0
                                    

AUTHOR'S POV
Sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah Anna. Ia belum pernah melihat mobil itu sebelumnya. Saat masuk ke dalam rumah, Harry sudah menunggu Anna di ruang tamu. Tak seperti biasanya, lelaki paruh baya itu terlihat berbeda. Ia pun menyambut Anna dengan senyumannya.
"Hey, Kiddo!" Lelaki paruh baya itu berjalan menghampiri Anna dan kemudian memeluknya.
"Hey, Dad!" Anna balik memeluk ayah tiri-nya itu. "Mama kemana?"
Anna melihat ke ayah tirinya. Harry pun hanya tersenyum. Lelaki paruh baya itu mengambil alih tas yang digendong oleh Anna.
"Mama ada di ruang keluarga. Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." Harry menggucapkan semua nya itu sambil tersenyum. Anna pun menatap bingung.
"Bertemu denganku?" Anna menunjuk ke wajahnya saat bertanya. Kepala Harry naik turun.
"Siapa?" tanya Anna lagi penasaran.
Harry tak menjawab pertanyaan anak tirinya itu. Ia hanya mengisyaratkan anaknya untuk segera masuk ke dalam ruang keluarga itu. Walaupun bingung, Anna tetap berjalan menuju ruang keluarga. Pintunya nampak tertutup. Gadis bermata hazel itu pun mengetuk pintu itu kemudian membukanya.
Mematung, seketika setelah dirinya membuka pintu itu. Mata Anna membulat sempurna, tidak berkedip.  Sementara pikirannya masih mencoba untuk memproses sosok yang dilihatnya saat ini. Tak disangkanya bahwa lelaki yang dilihatnya di majalah bisnis saat ini tepat berdiri di depannya.
Andrew Kingsley. Seorang lelaki yang berusia lebih tua beberapa tahun dari mamanya itu merupakan seorang miliarder ternama. Nama keluarga yang terpampang di belakang nama pertama lelaki itu menjelaskan semua harta kekayaan yang dimilikinya. Begitulah yang diketahui semua orang. Namun banyak yang tidak mengetahui siapa lelaki itu sebenarnya.
"Papa...."
Anna memanggil lelaki yang berada di depannya dengan sebutan itu. Suaranya terdengar pelan dan gemetar. Hampir-hampir tidak dapat terdengar. Sementara tubuhnya masih berdiri memaku di tempat yang sama.
Lelaki paruh baya itu melangkah mendekati tempat buah cintanya dengan Hayley berpijak. Mata keduanya bertemu. Ini kali pertama sejak tiga belas tahun yang lalu, Anna melihat papanya sedekat ini. Tentu saja banyak yang berubah dari lelaki itu. Keriput di wajahnya sudah terlihat. Walau begitu, lelaki itu masih sama gagahnya seperti dalam ingatan Anna.
Mata Andrew berkaca-kaca. Tak menyangka bahwa putrinya kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis jelita. Bagaikan pinang dibelah dua, Andrew melihat kembali sosok Hayley masa SMA, pujaan hatinya di masa SMA, pada sosok Anna.
Kedua tangan lelaki paruh baya itu menarik tubuh Anna ke dalam dekapannya. Hatinya berdesir perih. Rasa sesal menyesak di dadanya. Seolah karma datang dengan begitu cepat menghukumnya. Hanya dengan satu hal kecil. Mendekap kembali putrinya. Perlahan dilepasnya dekapan itu, mata sayu lelaki paruh baya itu memandangi anak gadisnya yang nampak enggan untuk kembali beradu pandang.
Anna melihat ke arah ibunya yang saat ini juga nampak bergelimang air mata. Pandangannya kemudian jatuh pada jendela di ruangan itu yang terbuka gorden nya. Dari balik jendela terlihat seorang anak perempuan yang sedang bermain dengan ayahnya.
"Apakah Papa ingat dulu ketika papa sering secara diam-diam memberikanku permen tanpa sepengetahuan mama?" Anna membalikkan badannya, menatap kedua mata ayahnya tanpa ragu. Walaupun saat ini hatinya terus menerus merasakan sembilu yang berkecamuk seakan disiksa perlahan.
Sebuah senyuman tersimpul di wajah Andrew. "Ya, tentu saja, Ann."
"Mama selalu membatasiku saat memakan permen. Jika aku masih merengek untuk meminta lebih. Maka kau akan secara diam-diam pergi ke kamarku saat mama sedang mengerjakan pekerjaan rumah dan memberikan permen kesukaanku." Air mata pun menetes seraya Anna mengingat kembali kenangan masa kecilnya. Ia menyeka air mata itu. Kembali melihat ke arah anak perempuan yang sedang bermain dengan ayahnya.
"Setiap kali aku terbangun karena mimpi buruk. Maka papa akan jadi yang pertama, masuk ke dalam kamarku dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Bahwa monster di dalam mimpi itu tidak dapat mengganggu Sang Putri Raja di dalam mimpinya karena sang pahlawan telah datang.
Namun, suatu malam aku terbangun. Bukan karena mimpi buruk namun karena gemuruh nada tinggi dari kedua suara yang terasa tak asing bagiku. Kalian berdua saling berdebat satu sama lain. Aku melihat semuanya dari celah pintu yang sengaja ku buka sedikit. Kalian berdua menangis, begitu pula aku pada saat itu di balik pintu. Tak lama aku melihat papa mengambil tas, melangkah keluar dari rumah. Ku kira kau akan kembali, Tapi nyatanya tidak. Kau pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal."
Anna pun berhenti, membalikkan badannya. Ia memandang ayahnya sekali lagi dalam diam. Senyap pun memenuhi ruangan itu hingga satu pertanyaan yang terlontar sekejap menjadi pematik dari gemuruh sembilu yang berkecamuk di dalam hati Anna.
"Kenapa kau meninggalkan ku, Papa?"


-English Corner-
Leave me hanging=membiarkan seseorang bertanya-tanya tentang hal yang terjadi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Keep Under Wraps Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang