Hanlim Arts School...
"Roje-ssi jangan lari kau!! yak!"
Teriak Lisa dengan segala amarah karena Rose, sahabatnya, menjahili dia dengan berkata ada guru tua yang diam-diam menaruh perasaan pada Lisa.Brakk
"wle wle, kau tak bisa mendapatkan akuuu wlee.." Rose terus menjahili Lisa sampai keduanya lelah. Dengan napas yang tersenggal mereka berdua berjongkok di lorong kelas. "Demi apapun aku sangat lelah. kajja. berhentilah. aku lapar dan ingin pulang" Lisa berjalan kearah Rose dan menarik tangannya untuk pulang.
Tetapi tidak semudah itu Rose, mereka berdua berakhir dengan saling menggelitik satu sama lain sehingga para murid yang baru saja keluar kelas menaruh antensi kepada Lisa yang bersuara nyaring dan Rose yang terus berlari menghindari Lisa..
."Lisa-yaa, kau sudah mengambil formulir yang harus diisi itu belum?"
Rose bertanya sambil mengunyah makanan. Yaa, sekarang mereka sedang berada di cafe untuk mengisi perut mereka dan beristirahat sejenak karena mereka melewatkan makan siang tadi di sekolah. "Eoh? Formulir apa?" Lisa memiringkan kepalanya dengan raut wajah yang dapat ditebak ia tidak tahu apa yang Rose bicarakan.
"Ituu formulir untuk ikut festival tari, kau tidak mau ikut? kan dari pertama kita berdua sudah menyiapkan kostum. Dasar" Lisa harusnya bersyukur mempunyai sahabat seperti Rose yang selalu mengingatkan dia tentang apapun. Mengingat dia adalah seseorang yang sering melupakan kepentingan pribadinya.
"Haaa aa iya aku baru ingat! sebentar aku isi formulirnya dirumah" Lisa membuka mulut dengan tatapan terkejut kepada Rose. Menunjukkan makanan yang ada didalam mulutnya.
"Yak! menjijikan sekali" Rose membekap mulut Lisa karena orang yang ada di cafe sangat banyak. Bagaimanapun juga Rose harus menjaga wajah cantik Lisa didepan banyak orang. Juga imagenya.
Begitulah mereka berdua, mereka saling mengingatkan dan menjaga karena mereka sudah menjadi sahabat selama kurang lebih 12 tahun.Di perjalanan pulang, Rose dan Lisa memilih untuk berjalan kaki karena kawasan rumah mereka tidak jauh dari cafe tadi. Kebetulan juga, orangtua mereka sedang sibuk hari ini.
Rose sesekali mengingatkan Lisa tentang formulir itu agar ia tidak lupa mengisinya. Batas waktu pengumpulan formulir itu adalah lusa.Chipmunk🐿️
Eoddiya?Rumah, chaengi. Wae?
Ingat isi formulirnya.
Sertakan juga dengan
nomer kartu pelajarmuHmmm sudah 1000x
kau mengatakan ini
...."Oke selesai~"
Lisa sudah mengisi formulirnya dan sekarang tahap terakhir memasukkan nomer kartu pelajarnya. Ia harus mengambil dompet didalam kamar. Tadi dia menyimpannya didalam tas."Eoh? dimana? tadi ada dilaci depan kok"
melihat anaknya yang sibuk mencari sesuatu, ibu Lisa menghampiri dan bertanya kepada Lisa. "Sedang cari apa kamu?", Lisa mendongak keatas dan melihat ibunya "Eomma lihat dompetku tidak?" . Ibu Lisa tidak percaya dengan anaknya yang aneh ini, jelas-jelas dompetnya dibawah ke sekolah kenapa harus ditanya ke dirinya?
"Entahlah, coba tanya ke Rose. Tadi kalian berdua pulang bersama kan? jangan sampai kamu lupa menaruhnya dan Rose yang menyimpannya lalu lupa dikembalikan kepada kamu"
Lisa mengangguk tanda setuju dan langsung mengambil hp-nya untuk menelepon sahabatnya, Rose."Chaeng, apa kau melihat dompetku?"
"Anniya, kau pasti lupa disuatu tempat. Dimana terakhir kau menyimpannya?"
"Di laci depan tas ku. Aku sendiri yang menaruhnya setelah les"
"Haiss kebiasaaan, coba lihat dulu. Jangan bilang kartu pelajarmu didalam dompet!?"
Suara Rose tertahan, begitu juga Lisa
"Hehe iya hehe"
Lisa tahu jika ia mengakui hal tersebut akan selalu diomeli Rose karena ini bukan kejadian yang baru terjadi sekali.
"Yak sekiyaa, bagaimana bisa.."
tutt tutt tutt
Lisa memutuskan sambungan teleponnya dengan Rose karena ia tahu kata-kata selanjutnya adalah omelan dan ceramah. Seperti ibu-ibu saja. Lisa sampai beranggapan kalau ibu keduanya di dunia adalah Park Roseanne, sahabatnya sendiri.
Lisa masih terus melanjutkan pencarian kartu pelajarnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Dance [Taelice]
FanfictionI like the feeling of being with you I like the feeling of dancing with you I really wanna dance with you - ... semuanya hanya karena tidak sengaja, akhirnya mata kita bertemu disini