Setelah jalan kaki yang cukup panjang tanpa berbicara satu sama lain. Lisa dan Taehyung tiba di Seven Eleven. Toserba dimana kita bisa membeli makanan dan makan langsung tanpa harus dibawa pulang.
"Kau mau makan apa?" Lisa bertanya sambil tersenyum kepada Taehyung.
Masih saja aneh, ini adalah pertama kali Taehyung diajak jalan dengan orang yang bahkan hanya dilihat dia sekilas di kelas tadi siang.
Wahhh benar-benar tidak menyangka akan ada orang seperti ini.kring.. kring..
Lisa teralihkan dengan dering telepon barusan. "Aah sebentar.." Taehyung langsung berlalu dan menerima telepon tadi.
Lisa hanya menyaksikan dan menunggu laki-laki itu menyelesaikan kegiatan meneleponnya. Mungkin itu dari orang yang penting, karena Taehyung sangat sopan menanggapi orang yang berbicara diseberang telepon."Umm maaf ya, aku harus pergi sekarang. Ada urusan mendadak"
begitulah kira-kira yang disampaikan oleh Taehyung setelah selesai berbicara dengan orang didalam telepon tadi.
"Eoh? bagaimana kalau makan dulu?.." Lisa mencoba untuk menahan kepergian Taehyung tetapi laki-laki itu langsung membungkuk "Terimakasih atas ajakanmu, lain kali saja ya. Permisi" Taehyung harus melakukan itu, meskipun ia sedikit tidak nyaman dengan situasi saat ini juga Lisa yang sangat agresif, Ia harus tetap meminta maaf karena telah menolak ajakan orang. Dapat ia akui Lisa adalah perempuan yang sangat baik dan rendah hati juga cepat bergaul. Mungkin inilah alasan ia cepat dekat dengan Taehyung sendiri.
"Ahhh ne ne, gwenchana" Lisa membalas bungkukan dari Taehyung dengan hati yang sedikit kesal - tidak, tidak. Cukup kesal. Bagaimanapun juga ia telah mengorbankan harga dirinya untuk melakukan hal-hal tadi.
Bukan begitu caranya ia dengan laki-laki sebelum Taehyung. Tapi demi apapun ini akan sangat memalukan jika diketahui orang lain. Apalagi diketahui oleh anak perempuan disekolah yang mengidolakan Taehyung mati-matian.Lisa lalu tidak jadi makan karena suasana hatinya yang sangat buruk saat ini. Kejadian tadi masih membekas dipikiran Lisa dan menurutnya itu sangat memalukan diri sendiri.
"Yeoboseo, roje-yaa"
"Nee, wae?"
"Sedang apa kau?"
"Baru bangun tidur. Kenapa?"
"Hiks hiks"
"Ya Lisa kenapa kau? apakah kau menangis?"
"Huaa roje-yaaaaaa"
"Yak! Eoddiya?"
....Rose berakhir di kamar Lisa. Ia sedang memeluk Lisa dan telah mendengar semua cerita kesialan Lisa hari ini. "Aku tahu kau tidak tahu malu, tapi jangan begitu. Kan sudah ku bilang" ceramah Rose panjang lebar meskipun tetap mengejek sahabatnya. "Hmmm hiks hiks" Lisa masih tidak percaya dengan kelakuan ia hari ini. Menurutnya itu sangat memalukan dan diluar batas tata cara melakukan pdkt. [⟵(๑¯◡¯๑) ]
"Aku tidak mau ke sekolah besok. titik" Lisa tetap beralasan agar tidak bertemu dengan Taehyung. Pasalnya lihat saja kelakuannya tadi. Rose bilang "Tidak. Tahu. Malu".
"Roje-yaa kalau aku pergi dan bertemu dia besok, bagaimana reaksinya saat menatapku? Bagaimana sifatnya dari kesimpulan cerita yang kuberitahu tadi?"
Lisa masih bertanya. Tetap saja ia mempunyai harapan untuk dapat melihat Kim Taehyung.
Tidak dapat dipungkiri kalau sebenarnya ini bukan kesalahan Taehyung.
"Buat saja seolah-olah kau belum mengenalnya. Aku yakin dia orang yang dingin. Dia saja hanya menjawabmu "iya" tanpa berhenti. Dia baik kok, dia akan cepat melupakan kejadian yang kau anggap kesalahan tadi" ucap Rose panjang lebar. Ia sering sekali diminta Lisa melakukan kesimpulan tentang hidup semua orang. Ia juga cepat membaca sifat dan karakter orang dari mendengar/membaca cerita soalnya dia juga yang membawa Lisa menganalisis zodiak atau shio lahir.
Benar-benar persahabatan yang sangat menguntungkan bagi Lisa.
Dia mengangguk saja mendengar kesimpulan Rose yang panjang. Matanya masih sembab karena menangis sudah 30 menit lamanya. "Lisa-yaa lihat matamu sangat bengkak. Berhenti menangis haisss" omel Rose karena Lisa masih saja belum lepas dari sesenggukan karena perbuatannya tadi. "Akan ku belikan Roti keju kalau kau diam sekarang.." Lisa melirik dan beralih pandang pelan ke arah Rose kemudian mempoutkan bibirnya dan ia memang mau dibelikann roti. Selain roti keju adalah kesukaannya, Ia juga belum makan dari tadi....
"Rose, aku akan berhenti. Aku tidak mau menganggu Kim Taehyung lagi" Lisa masih mengunyah Roti dan mengucapkan janjinya yang nantinya mungkin saja akan dilanggar ia sendiri.
Rose sudah tahu itu.
"Hmm dari kau saja, tapi kan ini baru permulaan. Tidak apa-apa jika harus seperti tadi", tetapi Lisa tetap bersikeras mengucapkan kalimat penolakan akan melakukan pdkt dengan Kim Taehyung.
"Sudahlah, kurasa semakin lama akan semakin dekat" ucap Lisa yang akhirnya sedikit goyah dengan ucapan Rose yang menyemangati dia harus pantang menyerah. "Ha? apa kau bilang? kau kira Kim Taehyung seperti Hoseok ya? Kalau dia seperti Hoseok aku iyakan" tanya Rose meyakinkan pertanyaan Lisa tadi.
Iya, jika dilihat dari kelakuan Taehyung, akan susah untuk mendekati dia meskipun cuma niat berteman.
"Shuttttt, belikan aku roti lagi. Aku lapar" Lisa lebih baik melanjutkan makan roti saja daripada harus memikirkan perjalanan cinta yang rumit seperti ini. Baru awal saja sudah begini.
Ia sebenarnya sangat yakin kalau Kim Taehyung adalah orang yang tepat untuknya. Dia suka dengan laki-laki yang dingin dan polos.
Kalian tahu sendiri kan itu adalah Kim Taehyung.
Tapi bagaimana bisa jika keadaannya seperti ini?
Bahkan Taehyung saja melihat Lisa dengan penuh keheranan.
Dia cuma menjawab Lisa dengan kata-kata seperlunya dan belum mengenal Lisa secara jauh...
Ha?
Eumm wait..Mengenal secara jauh? Boleh dicoba - Lisa
Tapi Lisa kembali mengangkat sudut bibirnya karena kembali mengingat kekesalannya terhadap Taehyung yang pergi begitu saja saat ia berniat mentraktir Taehyung untuk makan.
Dia juga merasa Taehyung kurang nyaman dengannya.Itulah kerumitan pikiran dari seorang Lisa. Ia adalah seorang yang overthinking sehingga sulit buat dia untuk bertahan dikeadaan yang cukup membuatnya menguras tenaga.
Jalan kaki, rela mentraktir, menyampingkan rasa malu, dan memikirkan Kim Taehyung bukan hal yang mudah untuk dilakukan."Roje-yaa" Ia memanggil Rose yang sedang sibuk makan dan mengetik sesuatu didalam smartphone-nya. Rose hanya berdehem menanggapi panggilan sahabatnya..
"Kapan tugas coreo dikumpulkan?"
"Mungkin besok atau lusa"
"Ooh"
"Bukankan kau sudah selesai mengerjakan tadi?"
"Hmm sudah"
"Lalu?"
"Tanya saja, aku hanya ingin bertanya. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Kepalaku mendadak penuh dengan kejadian tadi"
"Makanlah. Aku disini untuk menghabiskan uangku untukmu. Makan! jangan tinggalkan"
"Hmmm, apa yg sedang kau lakukan?" Lisa masih melihat Rose yang sedang mencharge hpnya sambil diketik.
"Membucin"
"Hmm sudah kuduga"
"YAKKKK!!!" Tiba-tiba Rose berteriak.
"WAEEEE!!!"
"Kenapa kau tidak minta ID kakao-nya tadi? pabo!"
"aishhhh" sudah jelas kekesalan Lisa terlihat diwajahnya.
Ia begitu fokus ingin mentraktir Taehyung sampai ia lupa kalau padahal semua remaja sekarang menggunakan smartphone.
"Sudah nanti kudapatkan untukmu"
ucap Rose menenangkan Lisa. "Huaaa love you so much chaengieee" Lisa langsung berhamburan dipelukan Rose. "Lihatlah kau memang tidak bisa hidup tanpaku",
"hmmmm, i don't care"plak
suatu pukulan mendarat sukses dikepala Lisa, "sekali lagi" ancam Rose kepadanya.
"AWWW, kau kenapa jahat sekali sih? jadi ibu tiri saja sana. Dasar!", Rose beranjak dari tempat tidur dan bersiap akan keluar dari kamar Lisa.
"Ehh jangan-jangan, aku masih membutuhkanmu untuk membeli roti keju dan seotteok" ╰(^3^)╯~tbc~
Guys chapter ini pendek aja yaaa, maafff.
btw hari ini double update utk kalian💜💜
Jangan lupa vote and comment ya💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Dance [Taelice]
FanficI like the feeling of being with you I like the feeling of dancing with you I really wanna dance with you - ... semuanya hanya karena tidak sengaja, akhirnya mata kita bertemu disini