Setelah kejadian kemarin sore yang penuh emosi, Renjun benar-benar belum ketemu dengan Nakyung.
Setiap mereka hampir ketemu, Nakyung pasti menghindar cari jalan lain. Padahal kan Renjun mau minta maaf. Renjun mengakui kalau dia salah karena membentak Nakyung kemarin.
Haechan datang, lalu merangkul Renjun.
"apasih lo, rangkul-rangkul?!" sewot Renjun.
"ngegas banget, habis nya elo gak ada semangat hidup. kenapa?" tanya Haechan.
"gak apel lo sama shuhua?" sinis Jaemin.
"emang harus apel tiap hari?" Renjun melepaskan rangkulan Haechan.
"pasti lagi ada masalah sama shuhua, ya?" sahut Jeno.
"bukan"
"sama nakyung berarti, gue liat nakyung ngejauh dari lo, lo ada ngeben—" celetuk Jeno sambil makanin batagor Jaemin.
Renjun menoleh, "kok lo tau?" sela Renjun.
Ke tiga nya—Jeno, Jaemin, Haechan— langsung diem. Jeno bener-bener keceplosan, maap kawan.
"ehm... anu... kayak yang tadi gue bilang, gue liat nakyung akhir-akhir ini ngejauh dari lo. jadi, gue pikir lo sama nakyung lagi ada masalah, begitu..." jelas Jeno.
Behind the scene, Jaemin nginjek Jeno sekuat tenaga, Haechan nyubit pinggang Jeno sekuat tenaga.
"emang lo ada masalah apa sama nakyung, njun?" tanya Jaemin.
"gue cerita nih.."
Renjun ceritain semuanya, gak semuanya cuman nyeritain apa yang dia omongin yang ngebuat Nakyung sakit hati, sampe nangis.
"so.. sekarang lo gak terima nakyung ngejauhin lo?" tanya Jeno.
"lo sendiri yang bikin nakyung ngejauh, monyed!" sahut Haechan.
"bego sih, sok banget pengen nakyung berhenti sama perasaan nya, itu kan hak nakyung mau masih suka sama lo atau berhenti suka sama lo" sahut Jaemin, "giliran dia ngejauh dari lo, lo sendiri gak terima. apa itu namanya kalo enggak bego sama goblok, tolol juga?!"
Hening. Saling diem.
"lo sendiri masih belum bisa berhenti suka sama nakyung juga, kan?"
"walau udah berpaling ke shuhua?"
🥑
"dek, tolongin abang dong"
"nakyung!!"
Eunwoo jalan ke arah Nakyung, yang lagi fokus nonton k-drama. Merasa gak nyautin, Eunwoo nyabut headset nya yang nyambung ke laptop.
Nakyung langsung noleg, "issshh!! apasih bang?!!!"
"kalo orang manggil tuh sautin dong!!"
"toh gue gak denger hiih!!"
"makanya volume nya jangan full, mau budeg lo?!"
Oke, Nakyung lagi males berantem.
"emang ada apa sih, bang?"
"tolong kasihin ini ke winwin" Eunwoo nyodorin flashdisk ke Nakyung.
Nakyung juga lagi males disuruh-suruh. Ya boleh saja kalau hanya ngasihin flashdisk ke Winwin, males nya pasti bakalan ada Renjun juga. Ya walaupun anak nya enggak lagi jalan sama pacarnya.
"males ah.."
"hidup kok kebanyakan males?! buruan!"
Nakyung ngambil flashdisk nya dari Eunwoo, "hidup kok kebanyakan nyuruh-nyuruh?"
"heh! gue denger ya!!"
Nakyung udah sampai di depan rumah nya Winwin, rumah Renjun juga. Nakyung ngetuk-ngetuk pintu rumah nya.
"assalamu'alaikum.."
Gak lama kemudian pintu nya kebuka, Nakyung kira itu Winwin, sialnya itu Renjun.
"eh nakyung? ada apa?" tanya Renjun.
"mau ngasih in—"
Winwin datang, "flashdisk dari eunwoo ya?"
"i–iya bang, ini.." Nakyung nyimpen flashdisk nya ke tangan Winwin dengan buru-buru, "nakyung pamit—"
"nakyung" Renjun nahan tangan Nakyung.
Winwin langsung masuk, dia gak mau ikut campur sama masalah anak muda yang labil ini.
Nakyung ngelirik tangan Renjun yang lagi nahan tangan nya, "lepas.."
"gak akan gue lepas, sebelum lo—"
"apa?! sebelum gue apa?!" Nakyung berontak, "sebelum gue berhenti suka sama lo?! gitu?!"
"enggak, kyung. gue gak bermaksu—"
"gue udah berusaha menjauh dari lo, gue udah berusaha untuk berhenti suka sama lo!"
"apa lagi yang harus gue lakuin, renjun??"
"nakyung! denger! gue gak minta lo buat ngejauh dari gue!"
Nakyung mendecak, "lo gak minta gue buat ngejauh dari lo? lo aja gak mau dengerin gue ngomong tentang sifat aslinya shuhua!!"
"jangan sebut-sebut nama shuhua!!" Renjun melotot.
"kenapa?! kenapa jangan sebut-sebut nama pacar lo yang sok cantik itu?!" Nakyung mengangkat kepalanya, seolah dia menantang Renjun.
"nakyung! tadi gue berniat minta maaf sama lo, tapi—"
"gue gak butuh permintaan maaf dari lo, gue udah terlanjur sakit hati, njun. dan dengan permintaan maaf lo itu, tetep aja luka gue gak bisa diobati"
Renjun diem.
"semoga suatu saat lo sadar, njun, siapa yang salah dalam dilema kehidupan kita ini"
Genggaman tangan Renjun melonggar.
"satu hal yang perlu lo ingat! shuhua gak tulus sama lo" Nakyung mulai melepaskan tangan Renjun dari tangan nya, lalu pergi.
Nakyung berharap, tuhan segera menunjukan kebenaran pada Renjun. Semoga, Renjun kembali padanya.
🥑
masih kurang panjang ya???
FIKS GAK JELAS BANGETTT