Lelaki yang dijuluki Happy Virus oleh teman-temannya itu, duduk terdiam. Menatap jendela luar Cafe dengan pandangan kosongnya.
Lagu penyemangat yang mengalun indah di Cafe itu tak didengar, hidup dan masa depannya lebih penting pikirnya.
Kembali, menghela napasnya yang sudah tak terhitung dengan jari hari ini.
Walaupun yang Seokjin tahu kalau setiap membuang napas akan mengurangi keberuntungan yang ia miliki.
"Berhenti dengan sikap memuakanmu Kim Seokjin!"
Atensi nya kini terganti, menatap teduh lelaki yang menggunakan apron cokelat tua itu dengan senyum yang ia paksakan.
"Kamu ini kenapa Jaehwan, aku baik-baik saja tau." Kim Seokjin atau yang biasa disapaㅡJin menyesap pelan matcha latte yang dibawakan temannya tadi.
Yah, walaupun menarik atensi Seokjin tidak mudah. Ketika Seokjin akan terlarut dengan pemikirannya, ia tak akan memperdulikan sekitar. Dan sibuk dengan dunia yang dibangunnya sendiri.
Jaehwan menggeleng kecil, "Kondisimu buruk dan kamu bilang kamu baik-baik saja?" Serius, Jaehwan tidak pernah mengerti sahabat JHSnya sejak dulu. Seokjin terlalu tertutup mengenai perasaan yang ia alami.
Seokjin menunduk dalam, bahunya merosot. Irisnya kembali menatap iris sang sahabat, disana tersemat jelas rasa khawatir yang diberikan untuknya.
"Yah, kamu tau kanㅡ" Seokjin menjeda kalimatnya, "Ini hanya masalah pekerjaanku." Tangannya terkepal di bawah meja, menyalurkan perasaan kesal bercampur kecewa disana.
"Kamu masih belum dapat pekerjaan?" Jaehwan bertanya hati-hati, melihat wajah Seokjin yang murung. Ia bahkan merasa kalau Seokjin jarang tertawa karena sibuk mengurusi 'pekerjaan'nya.
Seokjin mengangguk pelan, "Iya seperti itulah. Abeoji dan Eommaku sudah memaksa agar aku cepat menikah dan berpangku tangan pada orang yang akan menikahiku, kamu tau kan aku jelas menolak dengan itu."
"Mungkin aku harus banyak berdoa kepada Tuhan, agar aku mendapat pekerjaan dengan mudah." Di kalimat akhirnya tersemat senyum tipis disana, senyum yang Jaehwan benci ketika Seokjin seperti itu. Lebih baik Seokjin memukuli dirinya dibanding menunjukkan senyum seperti itu.
Jaehwan mengerti, amat mengerti perihal masalah Seokjin. Jaehwan juga merasakan hal yang sama ketika membuka Cafe ini, orangtuanya amat tidak menyetujui dengan keputusannya.
Mereka terdiam, Jaehwan bahkan tidak bersuara setelah Seokjin mengucapkan kalimat terakhirnya. Seperti tengah berpikir tentang sesuatu.
Seokjin terperanjat kaget ketika Jaehwan memukul meja kayu dengan keras, menghasilkan afeksi yang begitu besar di Cafe yang saat ini sedang sepi. Hanya ada beberapa karyawan.
"Kamu ini apa-apaan!" Iris Seokjin melotot horror ke arah Jaehwan, seolah perilaku Jaehwan adalah suatu tindak kriminal.
Jaehwan telak mengabaikan ucapan Seokjin, kedua manik Jaehwan terlihat berbinar dan itu menyakiti netra Seokjin. "Kamu harus berterimakasih padaku setelah ini." Ia tersenyum bangga dengan tangan yang menepuk dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hamster Manager | JIN x BTS
FanfictionDianggap orang paling beruntung karena memiliki pekerjaan yang membuat iri semua orang. Tentang Kim Seokjin yang menjadi manager baru boygroup yang sedang naik daun di Korea Selatan, BTS. warnㅡbxb, jin harem area! ©moonysite, 2020