Mentari mengajarkan padaku arti berbesar hati. Senantiasa bertumpu padaNya. Merelakan apa yang bukan miliknya.
Mentari mengajarkan padaku untuk tetap menyayangi siapa - siapa yang kita sayangi. Seburuk apapun ia, sebenci apapun mentari padanya, cahayanya tak pernah memilih kasih.
Mentari mengajarkan padaku berlaku ikhlas walau tak sempat mendapat jawaban.
Aku memang benci rembulan.
Yang mencuri sinar mentari.
Dan mencuri dirimu dari hangatnya mentari.
Kemudian aku menyadari suatu hal.
Membenci rembulan adalah hal yang sia - sia. Karna meski telah dicuri, mentari tetap dengan senangnya memberikan cahanya pada rembulan. Entah apa yang sebetulnya ia rasakan.
Tapi, lebih dari apapun, aku merasa kasihan pada dirimu.
Yang tak mau merasakan hangatnya mentari.
Yang terlalu terbuai pada gemulai palsu rembulan.
Meski begitu, mentari tetap datang padamu disaat ia harus datang. Menyinarimu tanpa pamrih, seakan tak ingin kehilangan apa yang ia perjuangkan.
Walau kau menutup matamu demi menunggu kehadiran rembulan dikemudian waktu.
Dan mengaku bahwa mentari pergi meninggalkanmu. Disaat kamulah yang menarik diri dari sang mentari.
