Chapter 01 : A Job

1.7K 147 13
                                    

Dari kejauhan tampak seorang pria tengah tertidur pulas di atas kasur dengan selimut tebal yang membungkus tubuh nya. Mata pria mungil itu senantiasa terpejam, seolah tidak terpengaruh dengan sinar matahari yang masuk dari balik tirai jendela.

Hingga tiba-tiba sebuah tendangan keras di layangkan oleh seorang pria manis yang baru saja memasuki kamar pria mungil tersebut. Si pria mungil yang tadi di tendang pun seketika berpindah tempat ke atas lantai, terjatuh akibat tendangan yang di lakukan oleh teman serumahnya.

"Jangan menganggu ku sepagi ini, Krist." Gun, si pria mungil tadi memekik kesal, menatap penuh amarah ke arah sosok pria manis yang menendangnya dengan tidak berperasaan.

"Lihat pukul berapa sekarang? Ini sudah siang. Bukankah kau ada wawancara sore ini?" Tanya Krist, pria berparas manis itu menggelengkan kepala seraya memutar kedua bola mata nya malas ketika melihat Gun bangkit dari lantai dan kembali merebahkan diri di kasur.

"Itukan nanti sore, masih ada waktu beberapa jam untuk tidur. Lagipula kalau  aku tidak berhasil pergi wawancara, aku bisa mencari pekerjaan lain." Jawab Gun sembari mencari posisi yang nyaman sebelum memejamkan matanya.

"Kau mau jadi pengangguran selamanya?"

Gun berdecak kesal, ia melempar sebuah bantal ke arah Krist dengan tatapan membunuh. "Sshh diamlah, sekarang kau keluar dan biarkan aku tidur." Ucap Gun kembali memejamkan mata nya, bergelung di dalam selimut.

Krist mengambil bantal yang tadi di lemparkan oleh Gun. Dengan kesal, pria manis itu menjejalkan bantal itu ke wajah Gun. Gun sontak membuka mata nya dan melotot, membuat Krist akhirnya berlari kabur meninggalkan kamar sang sahabat.

 Gun sontak membuka mata nya dan melotot, membuat Krist akhirnya berlari kabur meninggalkan kamar sang sahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gun memandang sebuah bangunan di depan nya dengan setengah tidak percaya. Kini, ia sudah berada di kediaman keluarga Adulkittiporn. Seorang konglomerat yang begitu terkenal hampir di seluruh benua Asia. Walaupun sebenarnya, Gun tidak terlalu tahu tentang keluarga Adulkittiporn, sebab Gun terlalu malas mengikuti berita-berita yang membahas tentang bisnis. Ia sekarang menerka-nerka berapa penghasilan si konglomerat itu hingga mempunyai rumah semewah ini, bukan rumah lebih tepatnya bangunan di depan Gun sekarang lebih cocok di sebut sebuah istana atau mansion megah. Mansion itu memiliki halaman yang sangat luas dengan beberapa pohon serta taman penuh bunga, terlebih di tengah-tengah halaman itu juga ada sebuah air mancur. Benar-benar pemandangan yang menyejukkan mata setiap orang yang melihat.

Gun tidak tahu darimana Krist mendapatkan informasi jika di mansion ini membutuhkan seorang baby sitter. Yang pasti, Gun berharap ia akan di terima di tempat ini. Kalau mansion si konglomerat itu saja sebesar ini, pasti gaji nya juga besar bukan?

Dari dulu, Gun sangat ingin mempunyai sebuah cafe yang bisa ia kelola sendiri. Namun ketika kedua orang tua nya meninggal akibat kecelakaan sembilan tahun silam atau lebih tepatnya ketika Gun berusia 12 tahun, membuat Gun mengurungkan niatnya untuk sementara waktu. Gun bahkan tidak bisa meneruskan sekolahnya ke jenjang menengah keatas karena kekurangan uang. Sejak dulu, Gun sudah terbiasa luntang lantung kesana kemari hanya untuk mempertahankan hidupnya.

My Handsome LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang