Lelaki di kedai kopi

115 21 0
                                    

Malam ini aku tidak lagi fokus pada tulisanku atau hiruk pikuk di kedai kopi ini, aku terpaku pada sosokmu yang duduk seorang diri di sudut sana.

Sesekali kamu menyeruput isi cangkirmu. Aku rasa itu secangkir Mocha, Flat White, atau Latte. Entahlah, siapa pula yang peduli. Setelah itu tampak kamu kembali membaca sebuah buku, bersampul warna biru langit, wajahmu serius seketika.

Dari tempatku duduk, aku dapat dengan sempurna melihatmu, gerak matamu, bagaimana kamu memperbaiki posisi duduk, caramu membalik setiap lembar bukumu, dan bagaimana kamu mengakngkat cangkir kopimu dari tatakannya.

Jika kamu mengetahuiku, mungkin kamu akan risih, menganggapku orang aneh, dan ya begitulah, pikiran yang sewajarnya terlintas.

Namun ketika mata kita bertemu untuk pertama kalinya, tanpa sungkan kamu melemparkan sebuah senyum padaku. Ini bukan FTV, aku tidak akan menghampirimu setelahnya, karena kenyataannya aku tengah mematung di tempat duduk ku.

Sialnya, malam hari ketika sampai dirumah, aku tidak bisa tidur. Terbayang senyummu yang tak mau hilang, sejak tadi kamu meninggalkan kedai kopi lebih dulu dariku, sebelum sempat aku tahu namamu.

Siapa kamu yang berani-beraninya hinggap di pikiranku, menyelinap masuk ke dalam kamarku, dan tidak mau hilang setelahnya.

Siapa kamu yang mampu membuat aku tidak dapat tidur karena ketika memejamkan mata, hanya wajahmu yang terlukis, sempurna dengan buku warna biru juga cangkir kopimu.

Siapapun kamu, aku tidak sedang jatuh cinta ‘kan?

THINGS ABOUT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang