1

37 3 11
                                    

Selesai melakukan ritual mandinya, Arla hendak mengambil ponselnya yang sedari ia mandi, notifikasi memburunya tanpa henti. Tetapi hal itu urung ia lakukan sebab seseorang berteriak mengucap, "Permisi, paket!"

Raut sumringah terpatri dalam wajah tembamnya, mengira bahwa paket skincare yang ia pesan beberapa minggu lalu tiba.

Selesai mengatakan "Terima kasih, Pak." pada sang kurir paket, ia membawanya ke atas pangkuan. Setelah sebelumnya duduk bersila di depan televisi.

Ada yang aneh dengan bentuknya. Ini terlalu besar untuk ukuran paket skincare yang dipesan sebab ia masih ingat betul jumlahnya tak sebanyak ini.

Karena rasa penasaran yang membuncah ia segera menyobek kertas pembungkusnya dengan asal. Masih ada kardus yang menutupinya. Ia segera membuka dan alisnya hampir bersentuhan begitu yang ia dapati adalah sebuah boneka gajah berwarna abu abu pink.

Belum habis kebingungan yang membelitnya, suara seseorang kembali membuatnya beranjak dan menuju pintu depan. Seorang kurir berseragam biru dengan logo bunga di dada kiri membawa sebuket bunga dan, "Kak Arla, ya?" ia segera mengangguk dan menerimanya. Entahlah, ini dari siapa. Tapi ia menemukan sebuah surat terselip diantara bunga-bunga yang kini telah beralih di tangannya.

Ia kembali memasuki rumahnya dan duduk di tempat yang sama. Mengambil surat yang menyempil tadi, dan betapa melebarnya matanya kini melihat sebuah nama tertera di sana.

Dari Naff, untuk Arla.

2 hari lagi hari kelulusanmu tiba. Dikarenakan ratusan meter jarak yang membentang jauhnya, tidak memungkinkan kita untuk berjumpa.

Aku hanya punya hadiah kecil untukmu. Terserah kau menganggapnya entah hadiah ulang tahunmu yang sangat terlambat, hadiah kelulusanmu, atau bahkan hadiah perpisahan kita yang sebenarnya terjadi sejak lama.

Arla, mungkin ini terlalu lancang dilakukan oleh seseorang yang seharusnya lenyap sudah dari pandanganmu; seperti aku. Mungkin juga kau bertanya tanya punya berapa banyak keberanian untukku melakukan ini semua.

Aku tau aku sudah sangat keterlaluan. Mungkin kau marah besar, atau kecewa sangat. Tapi harusnya kau pun tahu, perpisahan ini tidak diinginkan olehku juga. Aku hanya tak bisa mencegah semua yang terjadi secara tiba-tiba.

Sudah, cukup. Mungkin kau terlalu muak dengan basa-basi yang terlalu panjang ini. Baiklah, Arla. Aku hanya berdoa, supaya yang kau ingin bisa selalu kau capai. Kesuksesan akan selalu menyertaimu, aku yakin. Perempuan baik sepertimu sangat layak untuk mendapatkan semua yang terbaik. Jaga diri baik-baik. Selamat bersenang-senang di hari kelulusanmu.

Peluk jauh,
Naff.

Satu tetes air mata meluruh dan jatuh, mencetak basah di permukaan surat dalam genggaman yang mengerat.

。。。

Haloooo.
Cerita baru lagi, yuhuuu!

Masih inget Arla-Naff, nggak? Jadi tiba-tiba dapet ide untuk buat trilogi cerita mereka. Semoga berhasil sesuai rencaha hehe.

Nah jadi gitu, urutan tanggal publishnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah jadi gitu, urutan tanggal publishnya. Tapi entah mau dibaca runtut, acak, atau sendiri-sendiri pun sabi kok! Hehehee.

Jadiiii, terima kasih sudah baca dan semoga sukaaa!💗

Kali KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang